Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Wong Sabar Rejekine Jembar, Ngalah Urip Luwih Berkah, Pasare Tetep Rame

29 April 2020   16:27 Diperbarui: 29 April 2020   16:25 3538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar tradisional, Cebongan, Sleman, Yogyakarta | dokpri

Sejumlah harga kebutuhan pokok di Indonesia telah ramai dibicarakan naik di sejumlah daerah. Hal ini selain disebabkan karena adanya pandemi covid-19, juga disebabkan karena adanya menurunnya produksi serta melambatnya panen karena berbagai faktor, salah satunya adalah cuaca.
Berikut ini ulasan singkat, deskripsi tentang kondisi pasar di Yogyakarta, dan beberapa fakta unik terkait dengan kehidupan pasar tradisional di Yogyakarta.

Kisah Raja Jogja membuat pingsan tukang sayur
Diceritakan bahwa Sri Sultan HB IX pada tahun 1960 sedang mengendarai mobil angkutan sayur dan diberhentikan oleh pedagang tukang sayur. Dan Sri Sultan bertanya "Ada apa bu?". Lalu pedangang meminta Sri Sultan untuk mengantar sayur ke pasar Beringharjo, dengan menggunakan kaca mata hitam Sri Sultan pun tersenyum dan turun untuk mengangkut barang dagangan ibu tersebut.

Perjalanan pun sangat menyenangkan, keduanya saling bercengkerama satu sama lain. Setelah tiba di pasar Beringharjo, Sri Sultan turun dan mengangkut karung sampai ke dalam pasar. Sedangkan ibu tersebut berjalan di depannya Sri Sultan. Setelah sampai di tempatnya ibu tersebut bertanya, "Berapa ongkosnya, pak Sopir?".

"Wah ndak usah bu,"
Walah pak Sopir seperti ndak butuh uang saja Ungkap sang ibu. "Sudah tidak bu", terimakasih tutur Sri Sultan.

"Biasanya saya kasih segini", ibu tersebut mengira bahwa pemberiannya tersebut kurang. Ibu tersebut juga menganggap bahwa Pak Sopir sudah kaya, sehingga enggan menerima uang, sikap sinispun ditunjukkan oleh ibu penjual sayur tersebut. Tidak lama berselang ada seorang mantri Polisi mendekatnya.

Sei Sultan HB IX | suratkabar.id
Sei Sultan HB IX | suratkabar.id

Sang mantri polisi pun menyakan kepada ibu penjual sayur. "Bu, ibu tahu tadi bicara dengan siapa?". Dengan santai ibu tersebut menjawab "dengan pak Sopir". Lalu mantri polisi tersebut memberi tahu bahwa "ibu itu bebicara dengan yang punya ringin kembar (sambil menunjuk ringin di depan keraton Yogya)".  Seketika itu Ibu penjual sayur langsung pingsan mengetahui bahwa "Sopir" yang dimaksud adalah Sri Sultan HB IX atau Raja Yogyakarta. Itulah contoh kedermawan Sri Sultan HB IX yang menyatu dengan rakyatnya, perangainya yang sederhana.

Pasare resik, rejekine Apik
Pasar-pasar di Yogyakarta telah lama berbebanah. Banyak pasar yang dibangun menjadi modern menjadi tiga lantai, dan terdapat berbagai fasilitas umum lainnya. Jika dulu pasar menjadi tempat yang kotor dan kumuh, semrawut, serta tidak tertata rapi, maka Yogyakarta sudah lebih dulu menerapkan kenyamanan berbelanja di pasar tradisional.

Slogan pasar tradisional di Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Slogan pasar tradisional di Cebongan, Sleman, DIY | dokpri

"Pasare resik, rejekine apik", artinya adalah pasarnya bersih, rejekinya juga bagus.

Slogan inilah yang selalu ditanamkan kepada para pedagang tradisional di Yogyakarta. Jika kita memasuki pasar tradisional, maka yang ada didalamnya adalah kebersihan, para pedagang yang sangat ramah dan murah senyum, serta nrimo bagi sebagian besar penjual di pasar tradisional.
Kita dapat bebas menawar selama dalam batas wajar, tidak jarang kita temui "mbah-mbah" atau nenek-nenek yang sudah lanjut usia semangat untuk berdagang meskipun barang yang ditawarkan seadanya, mereka juga pergi ke pasar dengan mengunakan sepeda, "hebat bukan?". Semuanya terlihat sederhana dan tidak ada harga yang melebihi batas kewajaran.

Komoditas harga kebutuhan pokok
Terpantau harga kebutuhan pokok di Sleman Yogyakarta tempat penulis tinggal saat ini masih stabil (28/04/2020). Beberapa diantaranya naik seperti Gula yang tadinya perkilo hanya Rp14.643 menjadi Rp16.410 perkilogram pada awal Maret. Sedangkan per (30 April 2020) terpantau turun dari Rp17.333,00 menjadi Rp17.000,00.

Harga bawang putih (kiri) dan gula pasir (kanan) | disperindag jogja
Harga bawang putih (kiri) dan gula pasir (kanan) | disperindag jogja

Telur dan bawang merah tetap stabil, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Telur dan bawang merah tetap stabil, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Harga komoditas lain yang naik berikutnya adalah bawang merah dari Rp37.000,00 menjadi Rp37.667,00. Bawang putih kating dari Rp28.333,00 menjadi Rp29.000,00 per kg nya, sementara harga bawang putih biasa tetap. Telur ayam negeri terpantau turun dari Rp21.333,00 menjadi Rp20.333.

Ayam broiler turun harga, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Ayam broiler turun harga, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri

Daging ayam broiler turun dari Rp27.667,00 per kg menjadi Rp27.000,00 per kg.  Sedangkan untuk komoditas lainnya terpantau stabil seperti beras raja lele terpantau stabil sebesar Rp12.667,00.

Rp3000,00 bisa membeli bahan sayur lodeh | dokpri
Rp3000,00 bisa membeli bahan sayur lodeh | dokpri

Pasar tradisional daring
Meskipun pasar tradisional masih dibuka dengan batas waktu tertentu, namun pemerintah kabupaten juga menyediakan pasar daring bagi mereka yang lebih nyaman untuk berbelanja dari rumah.

Pasar daring Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Pasar daring Cebongan, Sleman, DIY | dokpri

Setiap pedangang di pasar membuat kelompok tertentu agar pembeli lebih mudah dalam memesan barangnya. Jika dibandingkan dengan pasar tradisional offline (tatap muka), cara ini lebih efektif untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19. Namun, bisa dipastikan harganya pasti lebih mahal, karena ada ongkos kirim di dalamnya.

Penerapan physical distancing, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Penerapan physical distancing, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri

Meskipun pasar tradisional daring disediakan oleh pemerintah, namun tetap saja masyarakat lokal tetap lebih nyaman bepergian langsung menuju ke pasar tradisional untuk sekedar bertatap muka satu sama lain. Beberapa menganggap bahwa dengan bertatap muka selaigus merupakan ajang silaturahim satu sama lainnya.

Wong sabar rejekine jembar, Ngalah urip luwih berkah
Peribahasa jawa di atas adalah salah satu pesan dari Sri Sultan HB X ditengah kondisi pandemi saat ini yang berarti  orang bersabar peluang rejekinya lebih lebar, mengalah hidup lebih berkah. Mengalah tidak berarti kalah, untuk hal-hal tertentu memang adakalanya seseorang harus bisa mengalah agar bisa mendapatkan yang terbaik. Dilansir dari kr Jogja (23/03/2020)

Pedagang di pasar tradisional sabar menunggu pembeli, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri
Pedagang di pasar tradisional sabar menunggu pembeli, Cebongan, Sleman, DIY | dokpri

Lebih khusus kepada para pedagang, baik sebelum ataupun sesudah covid-19 kondisinya masih sama. Tidak ada kepanikan antara satu penjual dengan penjual lainnya. Hanya beberapa yang tidak menggunakan masker. Pemantauan dari petugas pasar dilakukan sangat disiplin, meskipun kondisi bulan puasa Ramadhan.

Rupanya, nasehat Sri Sultan HB X untuk senantiasa bersabar serta mengalah dengan keadaan sekarang untuk sementara waktu dipatuhi oleh hampir semua pedagang tradisional yang sebagian besar berusia senja.

Sebagai penutup, secara umum pemerintah kabupaten Sleman telah berhasil mengendalikan harga kebutuhan pokok yang dirasakan oleh sejumlah daerah merangkak naik. Harga beberapa komoditas tertentu yang dirasa naik, namun tidak terlalu signifikan. Himbauan Sri Sultan HB X sangat dihormati dan dipatuhi oleh sebagian besar masyarakat Yogya.

Pasare resik, atine becik, rejekine Apik bukan merupakan slogan semata. Semoga semangat ini merambah ke pasar tradisional yang ada di Indonesia. Dari Yogya, untuk Indonesia.

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2 3 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun