Bagi Indonesia, waktu untuk menjalankan ibadah puasa mungkin tidak terlalu lama (antara Adzan Subuh dan berbuka). Namun, Ramadan di Tiongkok di musim ini hampir lebih dari 15 jam lamanya.
Hal ini karena saat ini adalah musim summer yang suhunya dapat mencapai 45 derajat celcius, bisa dibayangkan beratnya puasa di negeri tirai bambu. Puasa dapat dimulai dari jam 3 pagi (subuh) dan buka puasa baru dilakukan pukul 19.00 terkadang pukul 20.00 waktu setempat.
Semakin hari akan bertambah waktunya, dan bahkan tahun sebelumnya pernah menjalaninya hingga 17-18 jam. Sebagai ilustrasi, di saat keluarga di Indonesia sudah menjalankan sahur, kami sudah melaksanakan shalat subuh. Sedangkan di saat keluarga di Indonesia sudah berbuka, kami masih berpuasa.
Ketika menjalankan shalat Isya dan tarawih, kita dibatasi waktu sampai dengan pukul 23.00 malam waktu setempat. Seusai shalat, kita kembali ke kampus masing-masing hampir pukul 00.00 CST. Tidak lama berselang, hanya sejam kemudian kita sahur dan siap shalat subuh. Namun, aktivitas itu semuanya terhenti. Karena pemerintah setempat masih menjalankan kebijakan "physical distancing" seperti di Indonesia.
Eksakta dan non-eksakta
Ketika seluruh negara di dunia belum terinfeksi virus corona, di Tiongkok sudah berlaku sistem belajar online (WFH). Ini juga berlaku untuk seluruh aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya (festival ditiadakan), dunia Pendidikan, dan lain-lain.
Kesulitan pun beragam, khususnya bagi jurusan sains dan teknologi yang membutuhkan praktek langsung. Sementara untuk jurusan non eksakta, bukan menjadikan kendala yang berarti, karena hanya dibutuhkan jaringan koneksi internet serta kedisiplinan dalam mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas.
Penundaan ujian akhir Master dan Doktor
Tidak hanya itu, kendala besar dialami oleh banyak rekan saya yang saat ini seharusnya sudah melakukan ujian akhir thesis dan disertasi (master dan doktoral), namun semua akses dan layanan kampus ditutup.
Alhasil, sebagian mereka bisa tetap ujian dengan sistem online, namun sebagian lainnya tidak dapat melaksanakan ujian karena tidak disetujui oleh supervisor.
Beberapa supervisor memberikan kebijakan melaksanakan ujian sampai situasi benar-benar teratasi. Tapi, dari pihak kampus tidak mau dirugikan, mahasiswa harus lulus tepat waktu, atau tidak akan mendapatkan beasiswa dan layanan lainnya, karena waktu studi sudah selesai. Hingga kini, hal tersebut masih terus dibicarakan dan menunggu regulasi yang terus berjalan setiap harinya.
Riset terhenti total
Tema riset yang kami kembangkan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu eksperimen laboratorium dan analisis simulasi tingkat tinggi menggunakan komputer.
Bagi kelompok kedua, ini bukan menjadi kendala yang berarti, tapi bagi tim yang pertama merupakan masalah besar yang tidak bisa dihindarkan. Rekan-rekan saya yang sedang menjalani penelitian di laboratorium terpaksa berhenti.