Gambar di atas menunjukkan bahwa korban terinfeksi (warna merah), korban dirawat (warna biru muda) dan korban meninggal dunia (warna biru tua). Sementara jika kita mereferensi pada artikel sebelumnya [disini], maka kapasitas pelayanan medis dan kesehatan sangatlah terbatas.
Berdasarkan gambar pada analisis 03, menunjukkan grafik optimis. Ini menggambarkan bahwa tingkat keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemic COVID-19 ini cukup besar. Prosentase jumlah korban yang dominan mengandung intisari bahwa metode yang diterapkan pemerintah berhasil membuat nilai "R0" melandai, meskipun nilainya tidak mungkin kurang dari 1.
Skenario Terburuk
Skenario terburukpun harus direncanakan, alih-alih banyak ahli pemerintah kita di sana, apa salahnya jika kita ber-asumsi sebagai orang awam. "Kenapa demikian?", Karena sejauh ini asumsi sangat penting untuk menangkal isu-isu yang tidak jelas dan berkembang di masyarakat. Isu ini harus ditangkal dengan tindakan akademis, salah satunya dengan riset dan ditulis meskipun dalam skala kecil.
Kembali penulis tidak mengatakan bahwa sistem kesehatan kita buruk, akan tetapi melihat dari kondisi saat ini, peralatan medis dan kesehatan yang sangat terbatas, sementara jumlah pasien terus mengalami lonjakan, perlulah kita waspada dan eling. Eling bahwa kita sekarang tidak sedang baik-baik saja.
"Rumah Sakit Persahabatan mendapatkan bantuan 1.500 peralatan medis, akan tetapi perhari menghabiskan 470, maka jumlah tersebut hanya mampu menampung selama 3 hari". Ujar dr. Erlina Burhan, pakar spesialis paru dari RS Persahabatan dalam keterangan di salah satu stasiun TV Swasta.
Mirisnya, dokter Erlina menambahkan bahwa tim medis dan kesehatan akan menghemat penggunaan masker. Masker akan digunakan ulang dengan diberi nama masing-masing agar tidak tertukar, dan dijemur dalam waktu 3-4 hari lamanya.
Jika menilik pernyataan di atas, anggaplah bahwa Negara kita tidak dapat mengatasi Pandemi COVID-19 ketika korban terus bertambah dan mari tambahkan angka fatalitas ke 10 persen. Angka ini adalah skenario terburuk saat ini seperti yang dialami oleh Italia.
Asumsi lainnya adalah bahwa karantina, dan beberapa metode yang diterapkan tidak banyak membantu dalam menurunkan angka "R0" (meskipun hanya beberapa persen, dan tidak dapat diratakan dalam satu tahun).