Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Fenomena Panic Buying Warnai Indonesia Hadapi Covid-19

3 Maret 2020   14:32 Diperbarui: 4 Maret 2020   08:37 1964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reportase COVID-19 | Sumber: JHCSSE

"Biasanya membeli masker sangat mudah, akan tetapi hari ini sangat sulit mencarinya meski sudah keliling di berbagai apotek," ujar Yunadillah dalam pesan singkat media social WhatsApp grup

Memang ada stok masker, tapi itupun harganya sangat mahal, tidak seperti biasanya. Sehingga harus mencari cara lain untuk mendapatkannya.

Efek Media Sosial
Jika diamati, pengaruh media sosial ataupun televisi memegang peranan penting dalam panic buying. Sebagaimana diketahui, saat virus Covid-19 mulai melanda China, pemerintah Indonesia telah memproduksi masker dalam jumlah yang sangat besar.

Berbagai organisasi mahasiswa Tiongkok menginisiasi untuk melakukan gerakan sosial terkait dengan ini, salah satunya adalah pengiriman masker ke berbagai daerah di China.

Sebenarnya, kelangkaan masker di Indonesia bukan hanya terjadi dalam waktu dekat ini, sejak Januari masker sulit didapatkan. Meskipun masker dapat dibeli, akan tetapi harganya melonjak sampai dengan lima kali lipat harga normal.

Bahkan, ada yang menjual dengan cara online produknya. Akan tetapi, setelah masker itu terbeli, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

Peristiwa Besar Panic Buying Masker
Jika kita mereferensi peristiwa panic buying masker terbesar di Indonesia, menurut pengalaman yang saya alami dalam lima belas tahun terakhir berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Karhutla di Pulau Sumatera.

Meletusnya Gunung Merapi tahun 2010 hampir meluluhlantakan sendi perekonomian warga, khususnya di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kebutuhan masker saat itu, menjadi peranan penting dalam melindungi warganya, terutama agar tetap sehat dan terhindar dari saluran pernafasan atau ISPA akibat debu Merapi.

Sedangkan kebakaran hutan yang melanda beberapa daerah di pulau Sumatera dan sekitarnya, membuat masker menjadi pilihan utama kala itu.

Tidak kalah penting, meletusnya Gunung Kelud yang abunya sampai ke Yogyakarta pada tahun 2014 juga menutup hampir sebagian besar wilayah Yogya dan sekitarnya, sehingga kebutuhan masker saat itu menjadi sangat penting untuk perlindungan diri dari bahaya letusan abu gunung saat itu.

Di Era Sekarang, Apakah Panic Buying Hanya di Indonesia?
Jawabannya tentu tidak. Terkonfirmasi bahwa panic buying juga terjadi di China, Hongkong, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun