Pusat perbelanjaan juga tidak seramai yang dibayangkan, sistem belanja online dan hegemoni JD ataupun platform aplikasi lainnya memudahkan masyarakat untuk berbelanja hanya dengan sekali layar sentuh.
Perbedaan dengan hari biasanya, di lingkungan kampus akan lebih ramai, terutama sarana dan prasarana olah raga. Selain belajar, mahasiswa disini sangat gemar berolahraga, banyak dari mereka menghabiskan waktu akhir pekan dengan berolahraga (voli, badminton, basket, lari dan sebagainya).
Lalu, apakah kantin menjadi sepi?
Jawabannya tidak, kantin tetap ramai pada saat jam libur. Kantin akan selalu beroperasi setiap hari, tidak pernah membedakan tanggal merah atau tanggal hitam.
Meskipun demikian, apabila kita menilik ke Laboratorium, ruang kelas, atau perpustakaan, masih saja banyak Mahasiswa yang berada di sana. mereka asik belajar meskipun akhir pekan.
Saat musim dingin (winter)
Menurut saya, winter merupakan momen yang indah karena kita berasal dari negara tropis. Akan tetapi, winter menjadi tidak mudah untuk di lalui saat sudah mencapai suhu minus. Di Beijing, suhu bisa mencapai -15 derajat sampai dengan -25 derajat pada bulan Januari atau Februari dengan angin yang sangat kencang.
Tidak seperti di provinsi lain, salju hanya akan turun maksimal 3-5 kali dalam setahun, tahun ini salju turun lebih awal pada akhir November 2019 dan yang kedua pada 16 Desember 2019 beberapa saat lalu.
Saat musim dingin, mahasiswa tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, mahasiswa lokal tetap dalam skema belajar yang sama, bahkan mereka belajar di laboratorium hingga pukul 03.00 pagi waktu setempat. Professor juga demikian, beliau bekerja di laboratorium sampai dengan pagi hari, meskipun kemudian harus mengajar pukul 08.00 CST.
Waktu malam yang lebih panjang, banyak dari mahasiswa internasional yang terlelap dalam mimpi indahnya. Kursi kelas di pagi hari tidak terisi penuh oleh mahasiswa asing, terutama yang berasal dari negara yang tidak memiliki musim dingin.
Saat musim panas (summer)
Musim panas tidak begitu mengagetkan bagi sebagian besar warga Indonesia, karena kita terbiasa dengan kondisi seperti itu. Namun, ceritanya berbeda ketika panas mencapai suhu 45-50 derajat celcius. Perjalanan dari dormitory ke kelas atau ke laboratorium menjadi tantangan tersendiri.
Berbeda dengan musim dingin, waktu siang hari menjadi lebih panjang.
Pukul delapan malam (waktu Indonesia) masih terasa siang. Inilah yang menjadi tantangan bagi mahasiswa muslim yang melakukan puasa di musim panas, karena puasa di mulai pukul 03.00 CST sampai dengan 20.00 CST (16 sampai dengan 17 jam).