HUT RI 74- Pertanyaan ini muncul setelah warga-net dihebohkan dengan pemberitaan tentang dilarangnya lomba Panjat Pinang oleh salah satu kepala daerah di Indonesia.
Bapak Usman Abdullah yang merupakan walikota langsa, Aceh telah menginstrusikan larangan lomba panjat pinang pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74.
Apa yang mendasarinya?
Pertama, berdasarkan Surat Instruksi dengan nomor 450/2381/2019 tentang HUT RI ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019, yang ditunjukkan kepada seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kepala desa, dan pimpinan BUMN atau BUMD yang berada di wilayah kota Langsa.
Sebenarnya, terdapat empat buah poin yang disampaikan pada surat himbauan tersebut. Point kesatu sampai dengan ketiga, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kepala desa setempat diminta untuk mengikuti upacara 17 Agustus 2019. Uniknya, pada poin keempat inilah yang selanjutnya menjadi perbincangan utama terkait dengan larangan panjat pinang.
Kedua, dilansir dari Kompas pada Jumat (16/8/2019) yang isinya sebagai berikut:
"Panjat pinang itu peninggalan kolonial Belanda dan tidak ada unsur edukasinya kegiatan itu. Sehingga, Pak Wali mengimbau seluruh rakyat tidak menggelar lomba panjat pinang di Kota Langsa," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Pemerintah Kota Langsa M. Husin.
Bukan hanya saat ini, tahun sebelumnya juga telah dilakukan himbauan agar tidak melaksanakan lomba panjat pinang, namun tidak dalam bentuk tertulis seperti tahun ini. Lalu, Benarkah Panjat Pinang berasal dari Belanda?
Menelusur sejarah panjat pinang Dunia
Telah dikenalkan pada 651 tahun yang lalu oleh bangsa China, berikut ini disajikan telusur singkat sejarah panjat pinang di dunia, diantaranya adalah:
Panjat pinang dalam budaya China
Lomba panjat pinang dikenalkan pertama kali pada masa dinasti Ming (1368-1644), atau dalam pinyin lomba ini disebut dengan qiang-gu. Akan tetapi sejak dinasti Qing Chao atau dikenal dengan dinasti Manchu (1644-1911) berkuasa.
Lomba ini dilarang pemerintah karena sering menimbulkan korban jiwa, salah satunya banyak peserta yang jatuh dari ketinggian. Lomba ini kemudian dipopulerkan lagi pada saat Taiwan dibawah pendudukan pemerintah Jepang.