Idul Adha atau idul kurban artinya Hari Penyembelihan. Makna "adha" dikaitkan dengan "Uddhiyah" atau "dhaniyyah" yaitu "hewan sembelihan". (Nashir)
Beijing 11/08/2019-Kata kurban maknanya adalah mendekatkan atau sesuatu yang dekat, Kisah teladan Ibrahim dan Ismail adalah menunjukkan jiwa tauhid yang murni dari keluarga. Melalui suatu mimpi, keluarga Ibrahim rela membaktikan diri kepada Allah, Dzat Rabbul Izzati.
Ibadah Idul Adha dan berkurban dapat menumbuhkan dan mensuburkan jiwa solidaritas sosial sebagai budaya praktis dan efektif dalam rangka membela kaum yang lemah, menyentuh hati kaum berada agar berkenan berbagi serta menebar kebajikan yang mengikhlaskan. Sekali lagi kata kunci dalam berkurban adalah adalah "Ikhlas" karena Allah SWT.
Tidak hanya itu, Makna yang terkandung dalam ibadah kurban adalah menebarkan spirit keluarga Ibrahim, yang dengan penuh perjuangan dan pengorbanan dengan ikhlas melaksanakan segala perintah Allah. Oleh karena itu, sebagai umatnya kita diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai yang telah beliau ajarkan.
Salah satu bentuk teladan yang diwariskan hingga saat ini adalah berkurban, yang pelaksanaanya dilaksanakan setelah shalat sunah ied berjama'ah. Hampir seluruh umat islam di belahan bumi ini melaksanakan shalat ied baik di negeri mayoritas, ataupun minoritas muslim.
Selain berpusat di Makkah (untuk jama'ah haji), Takbir dan tahmid berkumandang di berbagai negara di dunia, salah satunya adalah di Beijing.
Idul Adha di Beijing
Perayaan idul Adha 10 Dzulhijjah 1440 H bertepatan dengan hari Ahad, 11 Agustus 2019. Shalat Jama'ah Lebaran Haji ini pertama kali dilaksanakan di Halaman KBRI Beijing-Tiongkok. Tidak ada perbedaan hari antara Idul adha di Beijing dengan Indonesia.
Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. QS. Ar-Ra`d [13] : 15
Lebih dari 100 Jama'ah telah hadir dalam shalat berjama'ah yang terdiri dari Staff KBRI, Mahasiswa dan Warga Negara Indonesia di Beijing. Ketua pelaksana kegiatan ini adalah Bapak Yaya Sutarya, selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI-Beijing. Beliau melaporkan kegiatan shalat Ied dan acara yang dapat dihadiri jama'ah pasca shalat selesai dilaksanakan.
Baca Juga: Meriahnya Lebaran di Beijing
Di momen Idul Adha ini, yang bertindak sebagai Imam Shalat adalah Ustadz Gus Abdul Hakim yang merupakan Co dari TV 9 Nusantara, sedangkan untuk Khatib shalat menghadirkan da'I kondang Ustadz Irfan Ilmie yang merupakan wartawan senior Antara.
Dalam ceramahnya, Ustadz Irfan Ilmie memberikan gambaran keutamaan 10 hari petama pada bulan Dzulhijjah dengan mereferensi kepada Q.S. Al-Fajr (1-2). Sedangkan point utama pada wasiat yang beliau sampaikan adalah tentang tiga pokok pesan Rasullullah SAW.
Tiga point tersebut adalah (1) pemimpin harus komunikasi dan membimbing umatnya, (2) dalam kemuliaan ada tempat hidup yang digunakan untuk ibadah (balad/negeri/tanah air), (3) betapa pentingnya islam sebagai agama yang mendorong menjadi agama perdamaian, teladan Ibrahim adalah salah satu sejarah penyempurnaan manusia berbakti kepada Allah.
Sebagai penutup, beliau menyampaikan makna kurban dan perjuangan Ibrahim, implementasi kurban terhadap cinta tanah air yang merupakan bagian dari iman.
Seusai pelaksanaan shalat dan khutbah, Duta Besar Republik Indonesia untuk Beijing merangkap Mongolia Bapak Djauhari Oratmangun beserta istri menyambut seluruh warga masyarakat Indonesia yang hadir untuk ramah tamah dan makan Bersama, yang bertempat di Wisma KBRI dimulai pukul 09.00 CST.
Seluruh Warga Negara Indonesia di Beijing yang hadir, tidak terbatas pada umat muslim. Seluruh umat beragama (lintas agama) dapat berkumpul untuk saling silaturahim satu dengan yang lain.
Penyajian menu khas idul adha tidak kalah menariknya dengan suasana di tanah air. Berbagai aneka jajanan juga ikut menghiasi dan memeriahkan suasana shalat Ied kali ini.
Kemeriahan acara ini diluar dugaan, panitia menduga bulan ini adalah puncak libur musim panas bagi mahasiswa yang sedang menimba ilmu di Beijing dan sekitarnya, sehingga kemungkinan tidak sebanyak seperti pada pelaksanaan shalat Idul Fitri. Akan tetapi tidak demikian keadaannya di lapangan. Alhamdulillah.
Jamaah yang hadir dalam shalat ied tidak terbatas pada kota Beijing saja, akan tetapi tercatat berasal dari Tianjin, Henan, Xi'an. "Tutup Bapak Yaya, selaku ketua Panitia Idul Adha 1440 H KBRI Beijing"
Sebagai penutup, ada nasehat bijak tentang inti idul adha yang perlu kita renungkan bersama:
"Belajarlah dari Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya, dan jadilah seperti Ismail yang ikhlas menerima kehendak Allah. Pengorbanan dan keikhlasan adalah inti dari Idul Adha".
Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la syarika laka labbaik, Inna al hamda wa an ni'mata laka wa al mulka la syarika laka.
Semoga Bermanfaat.
Copyright @FQM2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H