Alasannya sederhana, karena dengan menggunakan mesin membutuhkan biaya dan perawatan yang mahal. Hal tersebut berbeda jauh dengan negara maju, yang telah banyak memanfaatkan teknologi seperti remote sensing untuk meningkatkan jumlah produksi dalam segala sektor pertanian, perkebunan. Mereka menggunakan teknologi tersebut dengan tidak berdasarkan pada musim tertentu (umumnya 4 musim).
"Lantas, apakah kita bisa mengejar kemajuan itu?, Apakah teknologi sudah menjadi penyumbang terbesar kesuksesan pertanian kita?" Jawabannya ada pada diri kita, generasi penerus yang harus bangga pada bidangnya masing-masing. sayangnya, perlahan tapi pasti, kita sudah mulai melupakan jargon negara agraris yang kita elu-elukan di masa lalu.
Sebagai penutup, saya akan mengambil filosofi dari kehidupan seorang petani sebagai berikut:
Sawah: Tumbuh di Bawah Terik Matahari Justru Mengenyangkan Banyak Orang
Bahwa sesulit apapun kehidupan yang kita alami nanti, semoga kita dapat tetap bermanfaat untuk banyak orang. Sesusah apapun kondisi yang kita hadapi, semoga kita dapat tetap memberikan kebaikan untuk segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Pemerintah perlu meningkatkan perhatian khusus pada sektor ini. Isu tentang permodalan untuk petani, lahan yang semakin sulit, teknologi pertanian yang modern, persoalan pupuk serta pemasarannya harus menjadi fokus utama pemerintah.
Agar kita berdikari, dan menjadi bangsa yang disegani di masa mendatang. Tahanlah egoisme masing-masing, bidang politik dan hukum memang penting, akan tetapi jangan abaikan sektor yang lain yang tidak kalah penting.
Referensi: 12
COPYRIGHT @FQM2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H