Pembelajaran praktik juga menjadi salah satu fokus utama program ini. Mahasiswa memandu siswa dalam praktik uji makanan untuk mendeteksi kandungan karbohidrat, protein, dan lemak pada beberapa bahan makanan. Dengan menggunakan alat sederhana seperti Lugol untuk uji amilum, larutan Biuret untuk uji protein, dan kertas minyak untuk uji lemak, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung menerapkan ilmu mereka dalam eksperimen nyata.
Siswa terlihat sangat antusias saat melakukan uji makanan. "Saya senang karena bisa langsung mencoba praktiknya. Jadi lebih paham dibandingkan hanya mendengarkan teori saja," kata salah satu siswa.
Untuk mengakhiri pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, mahasiswa menggunakan kuis berbasis game dengan platform digital. Melalui kuis ini, siswa diuji pemahamannya terhadap materi yang telah diajarkan. Suasana kelas menjadi hidup dengan semangat kompetitif dan kebahagiaan siswa saat berlomba menjawab pertanyaan.
Dengan selesainya program ini, para mahasiswa mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan di dalam kelas perkuliahan. Pengalaman ini menjadi bekal penting bagi mereka untuk menjadi pendidik yang inspiratif dan profesional di masa depan.
Program Asistensi Mengajar di SMP Taman Siswa Malang membuktikan bahwa sinergi antara kampus dan sekolah mampu menciptakan dampak positif yang signifikan, baik bagi pengembangan mahasiswa sebagai calon pendidik maupun bagi kemajuan pendidikan di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H