Mohon tunggu...
Fany Septiyani
Fany Septiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tadris Biologi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pengamatan pada Spesies Filum Mollusca Kelas Bivalvia di Pantai Kejawanan

27 Desember 2024   18:25 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Kejawanan, Cirebon (Dokumentasi pribadi, 2024)

Lingkungan Pantai Kejawanan yang tercemar memberikan tekanan tambahan pada perilaku ketiga spesies Bivalvia tersebut. Perilaku menggali dan makan terganggu akibat tingginya kandungan polutan dalam air dan substrat. Substrat yang terkontaminasi oleh limbah organik dan anorganik sering kali menjadi penghalang bagi aktivitas harian Bivalvia. Hal ini mendukung penelitian Santoni et al. (2023), yang menyebutkan bahwa perilaku Bivalvia dapat berubah secara signifikan akibat degradasi lingkungan, menjadikannya indikator penting untuk memantau kualitas ekosistem perairan.

Distribusi spesies Bivalvia yang diamati di Pantai Kejawanan, yaitu Kerang remis (Corbicula javanica), Kerang batik (Paphia undulata), dan Kerang eres (Pharella javanica), sangat dipengaruhi oleh karakteristik substrat dan kualitas air. Corbicula javanica lebih sering ditemukan di substrat campuran lumpur dan pasir dengan kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Hal ini karena spesies ini memanfaatkan partikel organik sebagai sumber makanan utama melalui mekanisme filter feeding. Menurut Mawardi et al. (2022), substrat berpasir-lumpur memberikan perlindungan optimal bagi spesies Bivalvia, khususnya yang bergantung pada substrat untuk perlindungan dan pasokan makanan.

Faktor lain yang memengaruhi distribusi adalah tingkat pencemaran air. Pantai Kejawanan memiliki tingkat pencemaran yang cukup tinggi akibat limbah domestik dan sampah plastik, yang dapat mengganggu distribusi spesies seperti Paphia undulata. Spesies ini lebih memilih perairan yang lebih bersih dengan substrat pasir halus untuk menunjang aktivitas filter feeding dan perlindungan. Hasil penelitian Sudirman et al. (2014) menunjukkan bahwa Bivalvia seperti Paphia undulata sangat sensitif terhadap kualitas air, di mana pencemaran dapat membatasi area distribusi mereka akibat terganggunya fungsi siphon.

Adapun Pharella javanica menunjukkan kemampuan toleransi yang lebih baik terhadap habitat berlumpur dengan kadar oksigen rendah. Habitat ini sering ditemukan di area dengan aktivitas pasang surut yang tinggi, yang memungkinkan spesies ini memperoleh bahan organik dari aliran air. Namun, tingginya kadar logam berat di Pantai Kejawanan dapat memengaruhi distribusi spesies ini, terutama di wilayah dengan substrat yang terlalu tercemar. Studi oleh Rudi et al. (2017) mengungkapkan bahwa logam berat seperti merkuri dan timbal di substrat berlumpur dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi spesies Bivalvia, sehingga membatasi distribusi mereka.

Faktor pasang surut dan suhu air juga turut menentukan persebaran ketiga spesies ini. Pasang surut yang tinggi memberikan akses nutrisi bagi filter feeder seperti Bivalvia, sementara suhu air yang relatif hangat di wilayah tropis mendukung metabolisme dan aktivitas reproduksi mereka. Namun, pencemaran dan perubahan suhu akibat aktivitas manusia dapat mengurangi kelangsungan hidup spesies Bivalvia di Pantai Kejawanan. Hal ini sesuai dengan temuan Jati et al. (2023), yang mencatat bahwa perubahan ekosistem akibat kegiatan manusia mengurangi diversitas spesies Bivalvia di perairan pesisir.

Spesies Bivalvia yang ditemukan di Pantai Kejawanan, yaitu Kerang remis (Corbicula javanica), Kerang batik (Paphia undulata), dan Kerang eres (Pharella javanica), memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Salah satu peran utama Bivalvia adalah sebagai filter feeder, yang membantu menyaring partikel organik dan anorganik dari air. Proses ini tidak hanya menyediakan nutrisi bagi spesies itu sendiri, tetapi juga membantu menjaga kejernihan air dan mencegah sedimentasi berlebih di dasar perairan. Menurut Ambarwati et al. (2022), keberadaan Bivalvia berkontribusi signifikan terhadap kualitas air di ekosistem pesisir karena kemampuan mereka untuk menyaring volume air yang besar setiap harinya.

Selain itu, Bivalvia berperan sebagai sumber makanan bagi predator dalam rantai makanan perairan, seperti burung pantai, ikan, dan kepiting. Dengan demikian, populasi Bivalvia yang stabil mendukung keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan. Di Pantai Kejawanan, tekanan dari predator alami tampaknya diimbangi oleh kemampuan Bivalvia untuk menggali dan bersembunyi di substrat, meskipun pencemaran lingkungan tetap menjadi ancaman besar. Penelitian oleh Fatonah et al. (2023) menunjukkan bahwa spesies Bivalvia memiliki strategi adaptasi untuk bertahan dari predasi, tetapi kemampuan ini dapat terganggu jika habitatnya tercemar limbah domestik atau bahan kimia.

Selain berperan dalam rantai makanan, Bivalvia juga berfungsi sebagai bioindikator lingkungan. Kepekaan Bivalvia terhadap perubahan kualitas air membuat mereka berguna untuk memantau kesehatan ekosistem perairan. Di Pantai Kejawanan, kondisi air yang tercemar oleh limbah plastik dan organik dapat dilihat dari penurunan jumlah individu spesies seperti Paphia undulata dan Corbicula javanica. Studi oleh Nafilah (2023) menyatakan bahwa populasi Bivalvia yang menurun seringkali mencerminkan adanya degradasi kualitas lingkungan, seperti peningkatan kadar logam berat dan penurunan oksigen terlarut di perairan.

Bivalvia juga membantu dalam siklus nutrisi di ekosistem perairan. Saat mati, tubuh Bivalvia terurai dan melepaskan nutrisi penting ke lingkungan, seperti nitrogen dan fosfor, yang kemudian dimanfaatkan oleh organisme lain seperti fitoplankton. Proses ini mendukung produktivitas primer di ekosistem perairan, yang pada akhirnya memengaruhi keseluruhan rantai makanan. Namun, seperti yang disebutkan oleh Erika, A. (2021), fungsi ekologis ini dapat terganggu jika tingkat pencemaran terlalu tinggi, karena bahan kimia dalam limbah dapat memengaruhi laju penguraian dan pelepasan nutrisi.

Pantai Kejawanan, Cirebon (Dokumentasi pribadi, 2024)
Pantai Kejawanan, Cirebon (Dokumentasi pribadi, 2024)

Bivalvia yang diamati (Dokumentasi pribadi, 2024)
Bivalvia yang diamati (Dokumentasi pribadi, 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun