Mohon tunggu...
Fany Septiyani
Fany Septiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tadris Biologi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pengamatan pada Spesies Filum Mollusca Kelas Bivalvia di Pantai Kejawanan

27 Desember 2024   18:25 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Kejawanan, Cirebon (Dokumentasi pribadi, 2024)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengamati dan menganalisis spesies Bivalvia yang ditemukan di Pantai Kejawanan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung di lapangan untuk mendokumentasikan karakteristik morfologi, perilaku, dan adaptasi spesies terhadap lingkungan.

Data yang dikumpulkan juga diperkuat dengan studi literatur dari sumber- sumber relevan mengenai adaptasi Bivalvia, faktor lingkungan yang memengaruhi habitat mereka, dan peran ekologis spesies ini dalam ekosistem perairan pesisir. Hasil dari observasi dan studi literatur kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran komprehensif tentang adaptasi spesies Bivalvia terhadap kondisi lingkungan di Pantai Kejawanan serta implikasinya terhadap ekosistem perairan pesisir.

Analisis deskriptif dilakukan dengan mengidentifikasi pola adaptasi morfologi, perilaku, dan habitat spesies, serta mengaitkannya dengan faktor lingkungan seperti substrat, kualitas air, dan tingkat pencemaran. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang peran ekologi Bivalvia dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan, sekaligus mengidentifikasi tekanan lingkungan yang memengaruhi kelangsungan hidup spesies tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Spesies Bivalvia yang diamati di Pantai Kejawanan menunjukkan variasi morfologi yang khas sesuai dengan jenisnya. Kerang remis (Corbicula javanica) memiliki cangkang berbentuk oval dengan warna kekuningan hingga kecokelatan. Permukaannya halus dengan tekstur tebal, yang memberikan perlindungan ekstra dari tekanan lingkungan. Cangkang ini juga cukup kokoh untuk bertahan di substrat lumpur- pasir yang sering terpapar perubahan kondisi air akibat pasang surut. Morfologi ini mencerminkan adaptasi Corbicula javanica terhadap habitat berlumpur yang kaya nutrisi, seperti yang diungkapkan oleh Erniati et al. (2024).

Kerang batik (Paphia undulata) memiliki pola garis-garis cokelat bergelombang pada cangkangnya, yang berfungsi sebagai kamuflase di substrat berpasir. Cangkangnya lebih tipis dibandingkan spesies lain yang diamati, namun tetap mampu melindungi dari predator. Warna keabu-abuan pada cangkangnya juga membantu Paphia undulata untuk beradaptasi dengan substrat yang bercampur pasir dan air jernih. Menurut Khairul et al. (2020), pola dan warna cangkang pada Bivalvia berfungsi tidak hanya sebagai perlindungan tetapi juga penyesuaian terhadap substrat habitatnya.

Kerang eres (Pharella javanica) memiliki morfologi yang berbeda, dengan cangkang memanjang dan permukaan halus. Warna keputihannya membantu kerang ini menyatu dengan substrat berlumpur. Struktur cangkang yang memanjang memberikan keunggulan dalam menggali substrat dan bertahan di lingkungan dengan lumpur yang lebih dalam. Adaptasi ini mendukung toleransi Pharella javanica terhadap kondisi lingkungan yang lebih ekstrem, seperti rendahnya oksigen di substrat berlumpur tebal. Rakmawati et al. (2020) mencatat bahwa struktur cangkang pada spesies Bivalvia dipengaruhi oleh tekanan lingkungan di habitatnya, termasuk tingkat sedimentasi.

Pencemaran di Pantai Kejawanan memberikan dampak signifikan terhadap morfologi Bivalvia. Banyak individu dari ketiga spesies yang diamati menunjukkan kerusakan pada cangkangnya, seperti retak atau erosi akibat paparan limbah kimia dan mikroplastik. Kondisi ini mengindikasikan bahwa lingkungan yang tercemar dapat mengurangi ketahanan morfologi spesies terhadap ancaman eksternal. Selain itu, kerang dengan cangkang yang lebih tipis, seperti Paphia undulata, lebih rentan terhadap perubahan kualitas air dibandingkan spesies dengan cangkang lebih tebal seperti Corbicula javanica. Hal ini mendukung temuan Sudirman et al. (2014), yang menyebutkan bahwa pencemaran memengaruhi struktur cangkang Bivalvia, terutama di perairan dengan tingkat polusi tinggi.

Ketiga spesies Bivalvia yang ditemukan di Pantai Kejawanan menunjukkan perilaku adaptif terhadap lingkungan sekitarnya. Kerang remis (Corbicula javanica) menggunakan kaki berbentuk pipih untuk menggali substrat lumpur-pasir sebagai bentuk perlindungan dan mempermudah pengambilan nutrisi melalui filter feeding. Aktivitas menggali ini juga memungkinkan spesies ini menghindari predator dan beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan, seperti pasang surut. Menurut Trianto et al. (2021), kemampuan menggali substrat merupakan salah satu strategi utama Bivalvia untuk bertahan hidup di lingkungan perairan yang sering mengalami perubahan drastis.

Kerang batik (Paphia undulata), di sisi lain, lebih bergantung pada arus air untuk
mengakses partikel makanan, dengan sedikit aktivitas menggali. Spesies ini memiliki siphon yang lebih panjang dibandingkan Corbicula javanica, yang digunakan untuk menyaring partikel organik di dalam air. Namun, kondisi Pantai Kejawanan yang tercemar oleh sampah plastik dan bahan kimia dapat menghambat fungsi siphon ini, mengurangi kemampuan spesies ini untuk mencari makan. Riset oleh Umah et al. (2013) menunjukkan bahwa filter feeding pada Bivalvia sangat dipengaruhi oleh kualitas air, dan pencemaran dapat menurunkan efisiensi makan mereka.

Berbeda dengan kedua spesies sebelumnya, Kerang eres (Pharella javanica) menunjukkan kemampuan bertahan di substrat berlumpur yang lebih dalam. Siphon yang panjang tidak hanya membantu dalam proses makan tetapi juga memungkinkan spesies ini bertahan di area dengan kadar oksigen rendah. Perilaku ini menjadikan Pharella javanica lebih toleran terhadap kondisi ekstrem dibandingkan spesies lain yang diamati. Namun, seperti Bivalvia lainnya, kerang ini juga rentan terhadap dampak pencemaran. Limbah cair yang mencemari substrat dapat menyumbat siphon dan menghambat kemampuan spesies ini untuk bernapas dan makan secara optimal (Tala et al., 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun