Mohon tunggu...
Fany Dwi Lestari
Fany Dwi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta

political science student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pendekatan Ekonomi Politik dalam Film Squid Game dan Parasite

23 November 2021   22:23 Diperbarui: 23 November 2021   23:00 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi Politik merupakan suatu pendekatan krusial pada kajian budaya sejak abad 18 sebagai sebuah tandingan dari pendekatan Politik Ekonomi yang berafiliasi dengan paham liberalisme. Jika Politik Ekonomi lebih bersumber pada pemikiran Adam Smith yang terkait dengan wealth atau kesejahteraan, maka Ekonomi Politik bersumber pada pemikiran kritis Karl Marx yang mengusahakan pembongkaran relasi-relasi kekuasaan politik dengan kapitalisme, melakukan pengkajian terhadap proses-proses ekonomi yang melibatkan negara sebagai institusi yang bertanggungjawab pada keadilan. 

Terdapat tiga ciri pemikiran Ekonomi Politik Mosco yaitu (1) pendekatan Ekonomi Politik adalah bagian dari studi perubahan sosial dan transformasi budaya; (2) pendekatan Ekonomi Politik membahas seluruh hubungan sosial dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya; (3) pendekatan Ekonomi Politik mengutamakan prinsip-prinsip filosofi serta memiliki ketertarikan kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral.

Ekonomi politik menurut Heywood secara luas adalah studi tentang interaksi antara politik dan ekonomi. Sebagai suatu topik, ekonomi politik berfokus terhadap hubungan negara dan pasar. Kemudian, sebagai sebuah metode, ekonomi politik merujuk kepada penggunaan teori serta pendekatan yang digunakan dalam ilmu ekonomi untuk menganalisis politik.

Analisis Serial Squid Game

Pendekatan ekonomi politik yang dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan serial Squid Game yaitu pendekatan ekonomi politik marxisme. Pendekatan marxisme adalah gagasan yang disampaikan oleh Karl Marx yaitu mengenai sistem ekonomi pasar kapitalis yang faktor-faktor politik itu disebabkan oleh dinamika dari proses ekonomi kapitalis dan proses itu mewarnai pertarungan-pertarungan politik berskala besar dalam sejarah. Kapitalisme yang dapat kita lihat dari serial Squid Game yaitu terdapat kelas sosial yang berbeda-beda. Kelas sosial ini yaitu adanya kaum bourjuis dan proletar yang memiliki peran masing-masing.

Serial Squid Game yang berasal dari Korea Selatan banyak digemari oleh para penonton. Squid Game adalah serial drama Korea yang memiliki 9 episode dengan genre thiller survival. Serial ini menceritakan perjuangan 456 orang yang mengikuti permainan untuk bertahan hidup demi hadiah uang sebesar 456 miliar won atau sekitar Rp. 550 miliar. 

Dalam serial ini disajikan dengan ketegangan pada setiap permainannya dan penonton sangat antusias untuk menunggu kelanjutan serial Squid Game 2. Kasus utang rumah tangga yang melonjak tinggi di Korea Selatan ternyata menjadi sebuah inspirasi penulis Squid Game Hwang Dong-hyuk. Kesulitan dalam ekonomi membuat adanya persaingan antar manusia untuk saling terkam seperti yang ada pada serial Squid Game. Dalam serial ini, pemain bersaing satu sama lain agar bisa lolos ke permainan selanjutnya. Cara mereka bertahan hidup beragam, mulai dari kekerasan bahkan cara manipulatif kepada sesama kawan.

Serial ini juga menceritakan tentang kesenjangan ekonomi para pemain sebelum memutuskan untuk bergabung dalam permainan. Kesenjangan ekonomi di Korea Selatan masih ada yaitu yang dialami para pemain       sehingga menjadi dorongan mereka mengikuti permainan yang berhadiah uang. 

Beberapa dari pemain mempunyai masalah hutang dan tidak mampu melunasi serta tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, mereka menganggap adanya tawaran hadiah dari permainan ini akan memperbaiki keadaan ekonomi dalam hidup mereka. Serial ini mengikuti salah satu karakter utama bernama Seong Gi Hun yang sedang mengalami masalah ekonomi. Ia sudah bercerai dengan istrinya dan memiliki satu orang anak. Pada usia yang sudah tak muda lagi, Gi Hun masih tinggal bersama ibu semata wayangnya dan mencari penghasilan sebagai sopir dan terkadang mengikuti taruhan balap kuda.

Ternyata tak hanya Gi Hun, di tempat isolasi ia bertemu dengan 455 peserta lainnya. Beberapa karakter tersebut di antaranya seorang kakek sebagai peserta nomor 1, Cho Sang Woo teman masa kecilnya, Kang Sae Byeok, dan masih banyak lagi. Mereka tidak memiliki bayangan maupun petunjuk permainan seperti apa yang akan dimainkan dan total hadiah yang diberikan. Ketika melewati permainan pertama, banyak peserta enggan untuk- melanjutkannya karena mengorbankan nyawa diri sendiri. Tapi, setelah melihat total uang yang akan diberikan, tak sedikit dari mereka berubah pikiran.

Dalam adegan pembuka pada episode pertama, serial ini sudah memberi petunjuk dengan menggambarkan sosok Gi Hun dan Sang Woo semasa kecil sedang bermain di tengah lapangan. Benar Saja, pada setiap tangtangan para peserta dihadapkan dengan permainan semasa kecil. Mungkin terdengar sepele, namun ketika mengetahui bahwa saat gagal, peserta akan langsung ditembak mati, permainan masa kecil tersebut tak lagi terdenger remeh. Permainan pertama bernama "lampu merah, lampu hijau" yang sering dimainkan oleh anak kecil di Korea. Ketika mendengar kata lampu hijau, para peserta harus berjalan maju, dan ketika lampu merah, para peserta harus berhenti. Saat terdeteksi melakukan gerakan ketika boneka besar yang cukup creepy mengatakan "lampu merah", maka orang yang bergerak tersebuat akan langsung ditembak mati.

Setiap kekalahan tersebut akan menyumbangkan uang lebih banyak untuk hadiah bagi pemenang. Dan jika orang tersebut kalah maka mereka tidak mendapatkan apapun termasuk nyawanya sendiri. Dalam permainan ini, terdapat 7 putaran permainan yang berbeda yang harus dilewati untuk menemukan satu pemenang dan bisa membawa total hadiah uang dalam jumlah besar.

Kelas borjuis yang terdiri dari para tamu VIP dari negara luar dan juga Front Man yang memiliki kekuasaan pada permainan Squid Game. Para tamu VIP menyaksikan pemain bertarung untuk bertahan hidup seperti suatu kepuasan tersendiri. Sedangkan Front Man mengawasi dalam permainan Squid Game maupun para pekerja yang juga memiliki posisi yang berbeda. Simbol lingkaran untuk kelas pekerja, symbol segitiga kelas tantara, dan symbol kotak kelas manager yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai staf.

              Bagi kaum proletar yaitu para pemain yang berasal dari latar belakang dan masalah ekonomi yang mendorong mereka mengikuti Squid Game. Bahkan sebagai pemain mereka memiliki beberapa orang yang dianggap berkuasa karena memiliki kekuatan fisik contohnya Jan Deok-Su. Ia mengumpulkan laki-laki yang dianggap kuat utuk bergabung dalam tim permainan Tug of War atau Tarik tambang dan memanipulasi rekan perempuannya Han Mi-nyeo. Begitupun dengan Cho Sang-Woo memanipulasi Abdul Ali dalam permainan Marbles atau kelereng dan membuat Ali gugur dalam permainan.

              Melalui serial ini, dapat dilihat bahwa serial ini menceritakan permasalahan ekonomi yang sebenarnya marak terjadi. Kasus ketimpangan sosial, dimana si ‘kaya’ berkuasa diatas si ‘miskin’ sangat tergambar jelas dalam serial ini. Serial ini juga menceritakan tentang kesenjangan ekonomi para pemain sebelum memutuskan untuk bergabung dalam permainan. Kesenjangan ekonomi di Korea Selatan masih ada yaitu yang dialami para pemain sehingga menjadi dorongan mereka mengikuti permainan yang berhadiah uang. Beberapa dari pemain mempunyai masalah hutang dan tidak mampu melunasi serta tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, mereka menganggap adanya tawaran hadiah dari permainan ini akan memperbaiki keadaan ekonomi dalam hidup mereka.

              Kesenjangan atau ketimpangan ekonomi yang ada di Korea Selatan yang disebabkan oleh  hutang rumah tangga memiliki dampak yang besar. Hal ini karena angka pengangguran tinggi dan mereka tidak mampu membayar utang yang dipinjamkan. Kesenjangan pendapatan menyebabkan mereka berhutang karena dituntut untuk bertahan hidup. Kesenjangan ekonomi ini juga menyebabkan status sosial di Korea antara si miskin dengan si kaya serta para elit penguasa. Jika mengaitkan persoalan yang terjadi dalam serial Squid Game dalam pendekatan ekonomi politik, dapat disimpulkan beberapa hal yang penting. Dalam beberapa adegan, mereka seperti menggunakan pendekatan ekonomi terhadap politik merupakan suatu konsep pilihan rasional serta konsep efisiensi. Pilihan harus dibuat oleh individu disebabkan oleh adanya kelangkaan sumber daya. Ketika individu telah membuat pilihan, maka individu tersebut harus menanggung biaya, seperti misalnya biaya peluang maupun kerugian dalam bentuk peluang lain yang tidak jadi dipilih.

              Beberapa komponen yang termasuk dalam konsep pilihan rasional, diantaranya adalah, pertama, keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan yang akan disusun dalam peringkat secara afektif, sehingga dapat konsisten satu sama lain. Kedua, adalah keyakinan, ketika akan memilih dari begitu  banyak keinginan dan tujuan itu individu harus memiliki informasi tentang berbagai alternatif tujuan yang ada, misalnya seberapa besar kemungkinan untuk bisa mendapatkannya, bagaimana hubungan antara tindakan dan dampak, dan berapa biaya yang harus ditanggung dalam bentuk pengeluaran sumber daya atau dalam bentuk peluang-peluang lain yang tidak jadi diambil.

              Pada permainan akhir yaitu Squid Game yang menjadi penentu siapa pemenang yang akan mendapat hadiah uang. Tersisa Seong Gi-Hun dan Cho Sang-Woo yang berjuang dalam babak terakhir yang pada awalnya mereka kawan namun harus berakhir menjadi lawan untuk bertahan hidup dan pada akhirnya Gi-Hun lah yang memenangkan permainan. Tidak disangka pemain no.001, Oh Il Nam yang ternyata ia merupakan pemilik permainan Squid Game. Ia memberi tahu Seong Gi-Hun saat detik-detik kematiannya karena tumor otak setelah Gi-Hun resmi menjadi pemenang Squid Game. Namun pada akhirnya, sang karakter utama yakni Gi-Hun, merasa dihantui oleh perasaan dikhianati dan rasa bersalah, hingga menjadikan Gi-Hun merasa enggan menggunakan uang hasil kemenangannya.

              Unsur persaingan ketat untuk bertahan hidup dan mendapat hadiah uang membuat orang jadi kehilangan rasa kemanusiaan dalam serial Squid Game. Mereka rela saling membunuh dan terbunuh untuk bertahan dalam permainan. Para penguasa atau pemilik modal seperti tamu VIP, Oh Il Nam, dan Front Man melihat pemain sebagai kepuasan tersendiri. Itulah mengapa kapitalisme dalam satu sisi  dapat  membuat negara semakin maju. Namun, di sisi lain akan menimbulkan suatu masalah dan melanggar hak asasi manusia.

              Kepemimpinan otoriter juga tergambar jelas dalam serial ini. Terdapat para penyelenggara yang diketuai oleh Frontman serta para orang-orang kaya bertopeng atau yang disebut dengan para VIP, yang memegang kendali atas jalannya permainan ini. Tergambar jelas bahwa jalannya permainan dikendalikan penuh oleh pihak yang penyelenggara, bahkan menjadikan para peserta tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Terlebih adanya kontrak dalam permainan menjadikan pihak penyelenggara bertindak sewenang-wenang.

              Eksploitasi kaum miskin agar mereka mengikuti keinginan para petinggi demi kepuasan diri menunjukan bahwa adanya sifat egoisme dalam diri manusia, menjadikan manusia mampu berbuat keji saat memegang jabatan tinggi. Sementara bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi, mereka mampu melakukan apa saja agar dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka, meski harus mengorbankan nyawa diri sendiri dan orang lain. Hal ini menggambarkan bahwa manusia merupakan makhluk serakah, terlebih dalam kondisi terdesak dan uang lah yang menjadi agen perebutan.

Dalam hal ini squid game menggunakan pendekatan analisis ekonomi terhadap kebijakan, yakni suatu kegiatan yang akan dimulai ketika analisis pilihan publik  telah selesai dilakukan. Kemudian teori pilihan publik merupakan suatu metode yang akan menggabungkan pilihan individu dengan fungsi kesejahteraan sosial serta pilihan publik. Dalam bagian ini Caporaso dan LeLevin memiliki pendapat jika pilihan-pilihan orang tersebut telah selesai digabungkan serta telah diketahui oleh para pembuat keputusan, sehingga dapat memilih alternatif kebijakan yang dapat memaksimalkan kepuasan dari mereka yang terpengaruh oleh kebijakan itu,  bukan hanya untuk memuaskan para pembuat kebijakan.

Analisis Film Parasite

Menurut Mas’oed  ekonomi politik itu merupakan suatu bidang yang mempelajari hubungan antara ekonomi dengan politik, hubungan antar pasar dengan negara, hubungan antara lingkungan domestik dengan lingkungan internasional, serta hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Film Parasite adalah film  yang berasal dari Korea Selatan yang bercerita mengenai strata sosial atau ketimpangan sosial yang ada di Korea. 

Film ini menceritakan kisah dua keluarga yang memiliki perbedaan status sosial yang sangat ekstrem. Keluarga Park berasal dari keluarga elit atau biasa disebut keluarga konglomerat. Sementara keluarga Kim adalah keluarga kelas rendah, keluarga yang memiliki kekurangan serta harus tinggal di sebuah lingkungan kumuh. Untuk kehidupan sehari-hari mereka hanya mengandalkan pendapatan dari melipat kardus pizza yang tidak seberapa. Interaksi yang terjalin antara kedua keluarga dari latar belakang kelas sosial berbeda, menjadi topik utama dalam film Parasite ini.

              Jika melihat dari film Parasite, kita dapat menilai bahwa adanya kesenjangan sosial serta kelas sosial yang terjadi pada film tersebut. Hal itu ternyata terjadi secara nyata di negara Korea Selatan. Dalam kesenjangan sosial yang terjadi, menimbulkan penilaian bahwa pemerintah Korea Selatan belum berhasil mengatasi ketimpangan sosial yang terjadi di Korea Selatan. Penilaian ini muncul karena ternyata di kota yang terlihat sangat maju di kalangan negara lain, memiliki tempat-tempat yang jauh dari kata baik. Rumah yang digunakan pemeran yang menjadi orang miskin berada di lingkungan yang kumuh, berdinding bata yang hancur, sangat jauh berbeda dengan kehidupan kelas atas warga Korea Selatan yang sangat modern.  Rumah-rumah kumuh tersebut tentunya ditempati oleh orang-orang yang tidak berpenghasilan, kerja serabutan, serta orang-orang yang berperokonomian rendah. Hal ini menunjukkan pemerintah Korea Selatan belum sepenuhnya bertanggung jawab atas kesejahteraan semua rakyatnya terutama rakyat yang kurang mampu.

              Korea Selatan adalah salah satu negara maju serta negara yang memiliki perekonomian terbesar keempat di Asia. Namun, dibalik itu semua kesenjangan sosial masih banyak masih banyak terjadi di negara tersebut. Seperti diperlihatkan dalam Film Parasite dimana keluarga Kim tinggal di tempat kumuh tepatnya di apartement sempit semi bawah tanah atau di Korea Selatan dikenal dengan nama Banjinha. Banjinha tercipta akibat konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan ketika terjadi beberapa peristiwa serangan terorisme yang dilakukan oleh agen Korea Utara yang menyusup ke Korea Selatan. Akhirnya pemerintah Korea Selatan mewajibkan agar gedung-gedung apartemen yang baru dibangun basement yang bisa berfungsi sebagai bunker, apabila ada serangan militer dari Korea Utara. Sehingga, terciptalah banjinha.

              Pada awalnya menempati banjiha merupakan hal yang dilarang oleh pemerintah karena banjiha merupakan bangunan yang tidak layak sebagai sebuah hunian. Namun karena permintaan hunian yang terus meningkat secara pesat dan terjadinya krisis properti di Korea Selatan, akhirnya pemerintah terpaksa melegalkan bangunan bajinha. Masyarakat Korea banyak yang lebih memilih menyewa banjiha dikararenakan  ketidakmampuan mereka membeli tanah yang harganya semakin  meningkat mahal. Terdapat adegan pada Film Parasite yakni hujan deras yang terjadi berdampak pada lingkungan kumuh yang ditinggali oleh keluarga Kim terendam banjir. Hal ini menmbuktikan bahwa  buruknya indikator kepemilikan tanah dan modal yang terbatas dan tata pemerintahan yang buruk, serta adegan pengungsian korban banjir menunjukkan indikator pembangunan yang bias di kota dan juga tata pemerintahan yang buruk. Ketika pemerintah membuat kebijakan melegalkan bajinha sebagai huniah masyarakat, sudah seharusnya pemerintah memperhatikan kualitas bangunannya, mana yang layak dan mana yang tidak untuk ditinggali masyarakat.

              Bangunan yang digunakan oleh keiuarga miskin dan keluarga kaya. Keluarga Park sebagai orang kaya tinggal dilingkungan mewah yang terawat, bersih, serta kawasan elit. Sebaliknya, keluarga kim sebagai orang miskin tinggal dilingkungan kumuh, sempit, berposisi rendah, serta tidak sehat. Bangunan yang ditempati keluarga kim adalah semi basemen atau yang disebut banjiha. Banjiha merupakan sebuah bangunan yang dibangun ketika masa perang Korea Selatan dengan Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan memberikan kewajiban pada masyarakat untuk membangun bangunan bawah tanah yang dapat digunakan ketika sedang dalam keadaan darurat. Kemudian, ketika perang mulai reda, banjiha disewakan dengan harga murah namun dianggap pemerintah sebagai  bangunan yang ilegal. Kemudian pada tahun 1980 ketika krisis kebutuhan papan dikota, pemeritah akhirnya melegalkan banjihan untuk disewakan untuk masysrakat yang tidak mampu membeli tanah yang harganya terus meningkat.

              Korea Selatan merupakan salah satu negara maju dan negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia. Namun, dibalik itu semua kesenjangan sosial masih banyak masih banyak terjadi di negara tersebut. Seperti diperlihatkan dalam Film Parasite dimana keluarga Kim tinggal di tempat kumuh tepatnya di apartement sempit semi bawah tanah atau di Korea Selatan dikenal dengan nama Banjinha. Banjinha tercipta akibat konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan saat terjadi beberapa serangan terorisme yang dilakukan oleh agen Korea Utara yang menyusup ke Korea Selatan. Akhirnya pemerintah Korea Selatan mewajibkan agar gedung-gedung apartemen yang baru dibangun basement yang bisa berfungsi sebagai bunker, apabila ada serangan militer dari Korea Utara. Sehingga, terciptalah banjinha.

              Pada awalnya menempati banjinha adalah hal yang diilegalkan oleh pemerintah karena tidak layak sebagai sebuah hunian. Tetapi karena permintaan hunian yang meningkat pesat serta krisis properti di Korea Selatan. Pemerintah terpaksa melegalkan bajinha. Masyarakat Korea memilih menyewa banjiha karena tidak mampu membeli tanah yang harganya semakin hari semakin mahal. Terdapat adegan pada Film Parasite yakni hujan deras yang membuat lingkungan kumuh yang ditinggali keluarga Kim terendam banjir. Hal ini menunjukkan buruknya indikator kepemilikan tanah dan modal yang terbatas dan tata pemerintahan yang buruk, serta adegan pengungsian korban banjir menunjukkan indikator pembangunan yang bias di kota dan juga tata pemerintahan yang buruk. Ketika pemerintah membuat kebijakan melegalkan bajinha sebagai huniah masyarakat, sudah seharusnya pemerintah memperhatikan kualitas bangunannya, mana yang layak dan mana yang tidak untuk ditinggali masyarakat.

              Film Parasite menggambarkan adanya perbedaan kelas antara masyarakat Korea Selatan dengan julukan “sendok emas” dan “sendok kotor”.Sendok emas disini merupakan julukan yang mengidentifikai masyarakat yang memiliki kekayaan dan berpenghasilan tinggi. Sedangkan, sendok kotor untuk mengindentifikasi masyarakat yang berpenghasilan rendah, tidak mampu untuk membeli rumah, serta menyerah untuk mengangkat erajat sosial mereka. Film ini menggambarkan adanya hubungan yang tidak nyaman antara orang kaya serta orang miskin. Sama dengan dunia ekonomi politik, orang-orang yang memiliki kekuasaan besar serta harta yang banyak akan dengan mudah melakukan sesuatu, bersikap seenaknya, dan hanya memperdulikan kerabatnya saja. Ini sangat terlihat ketika adegan pembunuhan yang dilakukan kepada anak dari keluarga Kim. Keluarga Park hanya mementingkan anaknya saja yang pingsan, padahal ada orang lain bekerja dengannya tertusuk pisau, tapi mereka tidak menghiraukan. Dapat disimpulkan bahwa orang kaya tidak akan peduli terhadap orang-orang yang tidak setara dengannya. Kondisi ini juga terjadi di dunia ekonomi politik, dimana masyarakat bawah tidak berdaya dengan aturan dan kekuasaan kelas atas yang bisa melakukan apa saja sesuai keinginannya.

              Pada film Parasite ditemukan adanya adegan pemalsuan ijazah oleh salah satu pemeran. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak. Padahal, tidak semua anak medapatkan pendidikan yang layak karena terhambatnya ekonomi orangtua. Di Korea, keberhasilan memasuki universitas merupakan suatu kebanggaan karena tidak semua anak berhasil lolos masuk universitas. Sulitnya lolos masuk universitas ini ternyata dipengaruhi perbedaan asupan pendidikan yang diberikan orangtua sejak kecil. Anak-anak dari kalangan atas memiliki diberikan pendidikan yang berkualitas sehingga memudahkan mereka memasuki universitas. Lain halnya dengan kelas bawah yang orangtuanya tidak mampu memberikan pendidikan secara layak sehingga menyulitkan anak mereka memasuki universitas.

                             Selanjutnya masalah yang juga disoroti dalam Film Parasite ini adalah masalah pemberian upah terkait dengan Inflasi . Digambarkan dengan adegan ketika istri Park memberi uang upah hasil kerja kepada Ki-woo lalu berbicara bahwa upahnya akan naik seiring inflasi. Inflasi sendiri merupakan kecenderungan kenaikan harga barang secara umum dan terus–menerus. Jika upah yang diberikan tidak mengalami perubahan, maka orang tersebut akan kesulitan membeli kebutuhannya. Sebaliknya bagi sebagian pengusaha, inflasi ini dapat meningkatkan produksi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain Bank Sentral Korea Selatan, tentunya peran kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga konsumen untuk meredam inflasi juga sangat diperlukan. Hal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah memantau pergerakan harga pada produk yang digunakan secara luas oleh rumah tanggga berpendapatan rendah dan menengah, memangkas tarif pada barang barang.

              Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa Ekonomi Politik bersumber dari pemikiran kritis Karl Marx yang berusaha membongkar relasi-relasi kekuasaan politik dengan kapitalisme. Film Parasite ini juga mengkritik sistem kapitalisme yang diresmikan dan ditegakkan di Korea. Kritik kapitalisme dengan kesenjangan sosial serta distribusi yang dilakukan secara tidak adil dari berbagai segi seperti kekuasaan, kekayaan, kecenderungan melakukan monopoli pasar oleh pihak yang berkuasa, imperialisme, perang kontra-revolusioner serta bermacam-macam bentuk eksploitasi ekonomi dan budaya. Hal inilah yang mengakibatkan mengapa kapitalisme menjadi suatu penyebab dan mengundang atensi politik serta menimbulkan pro dan kontra.

              Film Parasite menggambarkan bahwa akibat kesenjangan sosial ini timbul rasa ketergantungan masyarakat miskin kepada masyarakat kaya. Salah satu contoh adegan yang ada adalah dengan memalsukan ijazah demi dapat bekerja dengan orang kaya. Hal ini tentu mengarah kepada keadaan buruk, dimana masyarakat miskin akan terus melakukan tindakan bohong dengan pemalsuan dokumen karena latar pendidikan tinggi akan sangat dihargai dan dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang  layak. Tanpa diduga, adegan di film ini terjadi pada salah satu Menteri Kehakiman Cho Kuk dimana beliau mengundurkan diri sebagai Menteri Kehakiman karena melakukan pemalsuan dokumen investasi keluarga serta pemalsuan dokumen untuk mendapatkan izin agar anak-anaknya dapat memasuki universitas.

              Lewat Film Parasite Bong Joon Ho ingin menyadarkan masyarakat tentang adanya ketidakberesan dalam sistem kapitalisme yang menyebabkan kesenjangan sosial yang sangat besar. Ideologi didalam  kesenjangan sosial yang terjadi di Korea Selatan adalah ideologi individualisme yang mewajarkan kapitalisme memberikan kebebasan sebesar-besarnya bagi seseorang untuk melakukan yang terbaik demi kepentingan diri sendiri. Hal ini diperlihatkan dalam film Parasite di mana keluarga Kim melakukan segala cara untuk memenuhi  kebutuhan dimulai dengan dari memalsukan ijazah, penipuan berantai, dan mengesampingkan kepedulian antar sesama untuk mengejar kepentingan pribadi yakni membunuh orang yang mengetahui rahasia mereka.

                            Dari kisah film Parasite kita dapat menyimpulkan bahwa setiap masyarakat walaupun kita hidup bermasyarakat, tetapi kita tetaplah individu-individu yang diharuskan memenuhi kebutuhan diri sendiri melalui kerja keras yang dapat kita lakukan. Hal ini dapat terlihat ketika keluarga Kim melakukan segala upaya agar satu keluarga tersebut dapat bekerja bersama di rumah keluarga Park. Upaya yang dilakukan adalah melalui kebohongan kemampuan dan latar belakang, dimulai dengan pemalsuan ijazah hingga penipuan-penipuan lain terus dilakukan. Sikap individualisme yang dimiliki masyarakat Korea Selatan ini merupakan hal utama yang mendukung sistem kapitalisme.

              Kesenjangan-kesenjangan yang ditampilkan pada film Parasite menunjukkan bahwa kesenjangan yang terjadi di Korea Selatan menunjukkan adanya implikasi dari sistem ekonomi kapitalis yang dianut oleh Korea Selatan. Sistem kapitalisme yang dianut oleh Korea Selatan membantu negara tersebut untuk bangkit dari keterpurukan perekonomian hingga menduduki posisi keempat perekonomian di Asia. Dengan hadirnya film Parasite ditengah-tengah masyarakat dapat menjelaskan kepada kita bahwa walaupun besaernya perkembangan suatu negara, terdapat masyarakat proletar yang tersembunyi serta kesenjangan yang terus mengiringi masyarakat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun