dapat menciptakan satu manusia?
…
Sebuah tubuh
berjuang menampung semua hal yang dianggap penting
Namun sebenarnya tak berguna (“Selembar Peta Genome Ayahku”, Ryeol, hlm. 110)
Pada bagian terakhir buku ini, bagian empat, diisi dengan 17 buah puisi yang cenderung mengangkat tema-tema tentang potret kehidupan sosial. Salah satunya ialah dalam puisi berjudul “Ruang Tamu yang Pilu”. Ketidakadilan dan ketimpangan sosial dapat kita lihat pada kutipan puisi di berikut. Dengan jelas bahwa ketimpangan-ketimpangan yang terjadi saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat mudah dijumpai.
Diskriminasi, isolasi, konsentrasi, pilihan, dan kesalahan dan
etika telah lama menjadi barang mewah (“Ruang Tamu yang Pilu, Ryeol, hlm. 196)
Kemudian, pada kutipan puisi berjudul “Di dalam Dunia Korupsi” yang memperlihatkan bahwa hari-hari ini lebih mudah dijumpai perbuatan serakah dibandingkan sebuah ketulusan.
Korupsi menguasai kemurnian
Korupsi lebih memusnahkan dan produktif daripada