Mohon tunggu...
Fanny Rofalina
Fanny Rofalina Mohon Tunggu... -

saving the world through writings

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Harus Peduli dengan Binatang?

27 Februari 2014   22:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1393491169553671693

[caption id="attachment_325018" align="alignleft" width="300" caption=""][/caption]

Pemberitaan tentang kekejaman terhadap binatang di Kebun Binatang Surabaya kerap menjadi pembicaraan di Indonesia akhir-akhir ini. Kehebohan ini dimulai ketika seekor singa ditemukan secara misterius digantung di kandangnya. Berita itu akhirnya membuka aib kematian binatang lainnya di kebun binatang tersebut akibat kelalaian, kelaparan, penganiayaan, dimakan, atau dicuri.


Kebun Binatang Surabaya memiliki catatan panjang kekejaman terhadap binatang. Kelompok masyarakat yang peduli pada binatang di Indonesia, seperti Jakarta Animal Aid Network (JAAN), telah mengkritik manajemen kebun binatang itu sejak 2010.


Akan tetapi, situasi tak kunjung membaik. Ratusan hewan meninggal setiap tahunnya di kebun binatang Surabaya, binatang lainnya menderita kelaparan, stres, dan hidup dalam kondisi yang terlalu padat. Fasilitas yang berumur 98 tahun itu dibangun di bawah pemerintahan kolonial Belanda pada area seluas 15 hektar dan menampung sekitar 4.000 hewan. Kebun binatang ini adalah kebanggaan kota Surabaya karena memiliki keanekaragaman hewan terbesar dibandingkan kebun binatang lain di Indonesia. Namun, kebun binatang ini tidak didukung dengan area konservasi dan manajemen yang memadai.


Jerapah terakhir yang tersisa di kebun binatang itu mati dengan 20 kilogram plastik ditemukan di perutnya pada tahun 2012. Seekor komodo, rusa hamil, dan harimau putih yang langka merupakan berita kematian terbaru yang dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir. Mereka hanya contoh kecil dari daftar panjang kebun binatang kematian (zoo of death) yang kelam.


Tapi mengapa begitu heboh sekarang?


Sepertinya butuh perhatian internasional untuk membuat Indonesia bangun dari zona nyamannya. Cerita tentang singa yang digantung telah dimuat di banyak media internasional, seperti Daily Mail, The Guardian, ABC Australia, dan sebagainya. The Daily Mail bahkan menjuluki kebun binatang Surabaya sebagai kebun binatang terkejam di dunia.


Presiden Indonesia dan Ibu Negara mulai menyuarakan keprihatinan mereka. Menteri Kehutanan melemparkan kritik kepada manajemen kebun binatang. Walikota Surabaya yang terkenal, Tri Rismaharini, beraksi dan mulai mengumpulkan informasi dan bukti relevan dari kondisi yang penuh skandal di kebun binatang. Bukti tersebut, meliputi brankas misterius yang diduga di dalamnya tersimpan gading gajah dan cula badak dan tuduhan bahwa beberapa hewan langka ditukar dengan mobil tanpa izin di awal 2013. Walikota melaporkan manajemen kebun binatang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penyelidikan lebih lanjut.


Karena pemberitaan yang luas oleh media Indonesia akhir-akhir ini, lebih banyak lagi kelompok masyarakat peduli hewan yang memberikan tekanan ke kebun binatang untuk membenahi tindakannya. Beberapa bahkan telah membuat dan menyebarkan petisi untuk mendesak pemerintah bertindak atau menutup kebun binatang.


Kondisi kebun binatang Surabaya tidak bisa begitu saja digunakan untuk menggeneralisasi kondisi kebun binatang di Indonesia. Aturan bisnis yang tipikal berlaku: semakin komersil seekor hewan, semakin layak perawatan yang ia terima. Di kebun binatang populer yang banyak menarik pengunjung hingga wisatawan internasional, seperti Ragunan dan kebun binatang Bali, hewan diperlakukan seperti eksekutif.


Kebun binatang Surabaya mungkin contoh unik bagaimana keserakahan manusia merambah ke dunia hewan. Kasus ini mungkin merupakan puncak dari gunung es, namun studi yang lebih holistik diperlukan untuk mengambil gambaran besar dari manajemen kebun binatang di Indonesia dan selanjutnya bagaimana masyarakat Indonesia memandang pentingnya hewan.


Saya pernah menyaksikan liputan tentang kebun binatang Surabaya di sebuah stasiun televisi nasional. Pada akhir liputan, si reporter mengatakan bahwa kita perlu peduli hewan sehingga generasi penerus kita masih bisa menikmatinya (sebagai pameran publik). Apakah benar demikian? Saya pikir wartawan ini melewatkan poin utama dari kebun binatang itu sendiri.


Mengapa kita harus peduli dengan binatang? Mengapa kita harus peduli dengan hewan lebih dari korban banjir di Jakarta atau korban letusan Sinabung di Sumatera? Mengapa kita harus peduli tentang komodo atau harimau di hutan Sumatera sementara kita tinggal di kota? Mengapa kita harus peduli tentang hewan langka di kebun binatang sementara kita tidak mengunjungi kebun binatang begitu sering?


Jawabannya dapat ditemukan di pelajaran dasar ilmu pengetahuan alam di sekolah. Ingatkah Anda ketika guru mengajarkan kita tentang rantai makanan sederhana dari jaring makanan raksasa dalam ekosistem?


Padi dimakan oleh ayam, ayam dimakan oleh elang.


Ketika jumlah salah satu komponen dalam rantai makanan meningkat atau menurunan SECARA BERLEBIHAN, stabilitas keseluruhan ekosistem akan terganggu. Yak, kata kuncinya adalah "secara berlebihan."

Katakanlah kekaguman kita dengan binatang liar membuat kita berburu elang secara berlebihan. Populasi elang akan menurun sementara populasi ayam akan meledak karena predator semakin menghilang. Populasi padi akhirnya akan berkurang juga. Ini tidak baik karena manusia dan hewan makan padi juga. Selain itu, padi merupakan tempat tinggal bagi organisme penting lainnya dalam bentuk hubungan simbiosis, dan mereka akan hilang juga. Kerugian akhirnya akan kembali kepada manusia kembali sebagai anggota dari jaring makanan besar dalam ekosistem karena kita makan tanaman dan makan apa pun yang memakan tanaman.


Ketika kita benar-benar memahami prinsip dasar ini, kita dapat menerapkannya pada kondisi apapun. Ketika populasi orangutan di Kalimantan terancam, hal ini merupakan sinyal bahwa seluruh spesies di bawah atau di atas orangutan juga terancam. Dan itu sangat akan mengurangi daya dukung alam terhadap kehidupan manusia. Selain itu, kita mungkin tidak tahu pentingnya spesies tertentu dalam jaring makanan besar kita sekarang. Namun, kasusnya selalu adalah bahwa spesies itu memiliki jawaban yang berharga untuk masa depan. Melalui penelitian dan teknologi canggih, kita pada akhirnya mungkin menemukan di masa depan bahwa spesies ini berguna untuk obat atau memberikan jawaban yang menghubungkan kita dengan masa lalu kita dalam perjalanan evolusi manusia. Jadi, pada dasarnya, jawabannya kembali untuk kelangsungan hidup manusia.


Di sinilah kebun binatang hadir memberikan kontribusi. Kebun binatang didedikasikan untuk konservasi dan penelitian, untuk mendidik masyarakat, dan untuk membantu manusia terhubung dengan alam. Hal ini disebut dengan konservasi ex-situ, di mana binatang dibawa keluar dari habitat aslinya yang rentan ke habitat yang lebih terkontrol di kebun binatang.


Untuk membantu misi ini, komersialisasi masuk demi kepentingan keberlanjutan. Dengan mengunjungi kebun binatang, kita membuat kontribusi langsung melalui tiket masuk, untuk kegiatan lapangan kebun binatang, dan untuk mempertahankan spesies terancam di kebun binatang.


Walaupun niat awal eksistensi kebun binatang begitu mulia, ada beberapa kebun binatang yang sudah sangat melenceng. Kebun Binatang telah menjadi manifestasi ironis kita terhadap "keinginan untuk mencintai dan melindungi spesies lain padahal ketika kita membumihanguskan hutan mereka dan meracuni sungai mereka dan mendorong mereka ke arah kepunahan."


Apa yang bisa terjadi ketika manusia menggunakan hewan untuk pajangan dan hiburan? Kebun binatang Surabaya bisa menjadi contoh buruk terbaik. Mereka bahkan menjadikan kebun bintang sebagai surga keserakahan mereka.


Bahkan pada kebun binatang terbaik di dunia, di mana binatang mendapatkan perawatan eksekutif, ruang terbatas mereka sangart terbatas dan tidak memiliki kegiatan berarti. Hidup semakin lama semakin membosankan, tahun demi tahun. Beberapa pengamat mengatakan kehidupan hewan di kebun binatang juga penuh stres. Macan, yang suka mengintai, mengendap-endap, dan bersembunyi, kini menjadi bahan tontonan orang asing. Akan selalu ada hewan yang tidak pernah melihat sinar matahari dan hanya melihat vegetasi melalui lukisan dinding kandang mereka.


Pada akhirnya, kita harus memikirkan kembali lagi fungsi kebun binatang dan kita sebagai manusia yang memiliki kekuatan teratas dalam ekosistem. Kebun Binatang seharusnya bertujuan untuk perlindungan, penelitian, dan pendidikan demi kelangsungan hidup kita sendiri. Tetapi dengan kurangnya pemahaman tentang bagaimana alam bekerja, ditambah dengan keserakahan yang seakan tak terpuaskan, apakah manusia telah membuat kebun binatang berkembang menjadi sebuah penjara yang tidak perlu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun