Saya pernah menyaksikan liputan tentang kebun binatang Surabaya di sebuah stasiun televisi nasional. Pada akhir liputan, si reporter mengatakan bahwa kita perlu peduli hewan sehingga generasi penerus kita masih bisa menikmatinya (sebagai pameran publik). Apakah benar demikian? Saya pikir wartawan ini melewatkan poin utama dari kebun binatang itu sendiri.
Mengapa kita harus peduli dengan binatang? Mengapa kita harus peduli dengan hewan lebih dari korban banjir di Jakarta atau korban letusan Sinabung di Sumatera? Mengapa kita harus peduli tentang komodo atau harimau di hutan Sumatera sementara kita tinggal di kota? Mengapa kita harus peduli tentang hewan langka di kebun binatang sementara kita tidak mengunjungi kebun binatang begitu sering?
Jawabannya dapat ditemukan di pelajaran dasar ilmu pengetahuan alam di sekolah. Ingatkah Anda ketika guru mengajarkan kita tentang rantai makanan sederhana dari jaring makanan raksasa dalam ekosistem?
Padi dimakan oleh ayam, ayam dimakan oleh elang.
Ketika jumlah salah satu komponen dalam rantai makanan meningkat atau menurunan SECARA BERLEBIHAN, stabilitas keseluruhan ekosistem akan terganggu. Yak, kata kuncinya adalah "secara berlebihan."
Katakanlah kekaguman kita dengan binatang liar membuat kita berburu elang secara berlebihan. Populasi elang akan menurun sementara populasi ayam akan meledak karena predator semakin menghilang. Populasi padi akhirnya akan berkurang juga. Ini tidak baik karena manusia dan hewan makan padi juga. Selain itu, padi merupakan tempat tinggal bagi organisme penting lainnya dalam bentuk hubungan simbiosis, dan mereka akan hilang juga. Kerugian akhirnya akan kembali kepada manusia kembali sebagai anggota dari jaring makanan besar dalam ekosistem karena kita makan tanaman dan makan apa pun yang memakan tanaman.
Ketika kita benar-benar memahami prinsip dasar ini, kita dapat menerapkannya pada kondisi apapun. Ketika populasi orangutan di Kalimantan terancam, hal ini merupakan sinyal bahwa seluruh spesies di bawah atau di atas orangutan juga terancam. Dan itu sangat akan mengurangi daya dukung alam terhadap kehidupan manusia. Selain itu, kita mungkin tidak tahu pentingnya spesies tertentu dalam jaring makanan besar kita sekarang. Namun, kasusnya selalu adalah bahwa spesies itu memiliki jawaban yang berharga untuk masa depan. Melalui penelitian dan teknologi canggih, kita pada akhirnya mungkin menemukan di masa depan bahwa spesies ini berguna untuk obat atau memberikan jawaban yang menghubungkan kita dengan masa lalu kita dalam perjalanan evolusi manusia. Jadi, pada dasarnya, jawabannya kembali untuk kelangsungan hidup manusia.
Di sinilah kebun binatang hadir memberikan kontribusi. Kebun binatang didedikasikan untuk konservasi dan penelitian, untuk mendidik masyarakat, dan untuk membantu manusia terhubung dengan alam. Hal ini disebut dengan konservasi ex-situ, di mana binatang dibawa keluar dari habitat aslinya yang rentan ke habitat yang lebih terkontrol di kebun binatang.
Untuk membantu misi ini, komersialisasi masuk demi kepentingan keberlanjutan. Dengan mengunjungi kebun binatang, kita membuat kontribusi langsung melalui tiket masuk, untuk kegiatan lapangan kebun binatang, dan untuk mempertahankan spesies terancam di kebun binatang.
Walaupun niat awal eksistensi kebun binatang begitu mulia, ada beberapa kebun binatang yang sudah sangat melenceng. Kebun Binatang telah menjadi manifestasi ironis kita terhadap "keinginan untuk mencintai dan melindungi spesies lain padahal ketika kita membumihanguskan hutan mereka dan meracuni sungai mereka dan mendorong mereka ke arah kepunahan."
Apa yang bisa terjadi ketika manusia menggunakan hewan untuk pajangan dan hiburan? Kebun binatang Surabaya bisa menjadi contoh buruk terbaik. Mereka bahkan menjadikan kebun bintang sebagai surga keserakahan mereka.