Mohon tunggu...
Fanny Wiriaatmadja
Fanny Wiriaatmadja Mohon Tunggu... profesional -

just an ordinary woman bark2talk@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Animals Hoarding, Belas Kasih yang Membunuh

20 Maret 2016   02:03 Diperbarui: 20 Maret 2016   03:20 7208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber : pribadi"][/caption]Minggu lalu dunia rescue satwa mendadak gempar saat pemilik salah satu tempat penampungan satwa ditemukan meninggal dunia. " ah...manusia meninggal kan wajar? kenapa kemudian mendadak gempar ?"

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami pada keluarga almarhumah, Kegemparan itu disulut emosi kesedihan dan kemarahan dari hampir seluruh komunitas pemerhati kesejahteraan satwa, bukan kematian pemiliknya yang bikin kami marah, kasian amat sudah meninggal masih juga dimarah-marahi, ya kan ? Kami menangisi kematian dan penderitaan anjing dan kucing di tempat penampungan tersebut, saat didatangi kondisi anjing dan kucing disana sungguh-sungguh mengerikan, bangkai anjing bergeletakan, terbujur kaku dengan kondisi yang nyaris membuat sebagian  dari kami gila berlipat ganda. Beberapa ditemukan mati di dalam kandang dalam kondisi kurus kering dan sebagian bahkan sudah membusuk.

Tempat yang seharusnya menjadi rumah paling aman dan telindung malah menjadi neraka jahanam buat anjing-anjing dan kucing-kucing disana, shelter itu jadi tempat pembunuhan anjing dan kucing secara perlahan, mengerikan.. kejadian ini nyaris pantas disebut sebagai tragedi.

Ada dugaan kuat bahwa kematian mereka disebabkan karena kelaparan dan kehausan, ah...hancur rasanya hati ini setiap detik membaca updates tentang kasus tersebut, satu demi satu fakta mengerikan bermunculan dan pertanyaan pun muncul tanpa bisa dibendung, " apakah hidup mereka akan berbeda jika tidak ditampung disana ?" " apakah mereka akan lebih bahagia jika tetap berkeliaran di jalanan ?" "kenapa ngotot menampung anjing dan kucing jika kemudian terbukti tidak mampu mengurus mereka ?" " kenapa pemerintah tidak mengawasi tempat-tempat penampungan?"

[caption caption="sumbet: pribadi"]

[/caption]

Questions over questions… And I keep thinking, there must be something like community building! Why don’t these individuals who really cares pool resources and create a sustainable model?

Apparently, quite a number of female/male individuals operate their own private shelters outside of Jakarta. This is great! But wait a minute… what will happen to all of these hundreds of dogs and cats once these women/men pass on? Who will take care of the animals, where will the money come from, how is this system sustainable?

Saya punya seabreg kawan yang memiliki organisasi sendiri yang peduli pada satwa, walau kami beda organisasi tapi komunikasi kami terjalin baik, tak jarang diantara mereka saling bantu jika ada kasus yang tak bisa mereka tangani sendiri. Lalu kenapa bisa ada kejadian anjing dan kucing dalam salah satu penampungan sampai mati kelaparan ? jikapun ada yang bertahan hidup sebagian organ tubuhnya sudah mengalami kerusakan dan penurunan fungsi? Kadang kita menutup mata dari kenyataan bahwa orang yang kita nilai rescuer ternyata tak lebih dari seorang animals hoarder.

Andai kalian ada dalam group WA dimana semua kendali atas penyelesaikan dan proses penyelamatan kasus penampungan di Gunung Sindur dikoordinasikan, kalian selain mengucurkan airmata sedih juga akan merasa bangga mempunyai kawan-kawan yang begitu kompak dan bahu-membahu menolong semua anjing dan kucing yang ada disana. Kalian akan melihat bagaimana mereka menanggalkan "seragam" organisasi dan memakai baju berjudul sama, baju berjudul "Manusia". iya..manusia yang hati dan nalarnya berfungsi sempurna. Kalian akan takjub melihat rupiah demi rupiah terkumpul dari para donatur, pintu-pintu klinik yang terbuka lebar, dan satu per satu anjing dan kucing yang masih bertahan perlahan membaik kondisinya. itu yang saya sebut sebagai semangat.

Yang menjadi pekerjaan selanjutnya adalah bagaimana melakukan upaya agar kejadian serupa tidak terulang ? Kami sering berkumpul dan membahas hal ini :

1. Pentingnya menggaungkan sterilisasi ( spay and neuter ) pada anjing dan kucing, kita semua mahfum bahwa over populasi adalah sumber segala masalah satwa terdomestikasi terutama anjing dan kucing.

2. Memperketat ijin dan pajak petshop dan breeder, hal ini perlu dilakukan agar masyarakat kemudian lebih memilih mengadopsi anjing atau kucing dari tempat penampungan dan / atau rescue groups

3. Pengawasan ketat pada tempat-tempat penampungan anjing/ kucing, yang walau ada disebut dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1995 tentang pengawasan hewan rentan rabies serta pencegahan dan penanggulangan rabies ( dalam hal ini masil bersifat lokal karena berupa Perda di DKI Jakarta ) ayat 1 yang berbunyi , " Setiap usaha penampungan hewan yang berpotensi rabies harus mendapat ijin dari Gubernur Kepala Daerah ", namun pada kenyataannya banyak tempat penampungan yang ternyata dimiliki orang per orang lolos dari pengawasan. Karena dalam Perda tersebut ada banyak kekurangan, salah satunya adalah tidak disebutkan apakah penampungan tersebut milik pemerintah atau milik perorangan.

4. Mengedukasi pemilik satwa peliharaan agar menjadi pemilik yang bertanggungjawab. Boleh percaya atau tidak, sebagian penghuni tempat penampungan itu adalah anjing dan kucing yang tadinya merupakan milik seseorang, yang entah karena alasan apa kemudian menyerah dan memberikan satwa yang mereka pelihara ke tempat penampungan.

5. Mendesak pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentang tempat penampungan yang dimiliki oleh individu, banyak individu pemilik tempat penampungan yang memang berdedikasi kuat untuk kesejahteraan satwa dalam penampungannya, tapi tak bisa dipungkiri banyak juga yang "latah" ingin membangun tempat penampungan tanpa didukung oleh kemampuan ekonomi yang cukup, puas hanya mengandalkan donasi dan tidak sedikit yang memiliki tempat penampungan dengan modal jualan drama #Eaaaa...

6. Mulailah melirik kawan di sebelah kita, waspadai kelainan jiwa berupa tindakan yang mengarah pada animals hoarding, tidak semua yang asal pungut anjing / kucing itu memang berniat menolong, ada loh yang memang senang "mengumpulkan" satwa, tanpa peduli akan kemampuan diri. kawan yang memiliki kebiasaan seperti itu adalah hoarder, dan hoarding adalah salah satu penyakit jiwa yang butuh diobati.

Lalu bagaimana kita bisa mengenali seorang animal hoarder ?

Kriteria berikut digunakan untuk mendefinisikan animal hoarder :

* Seorang individu memiliki satwa lebih dari jumlah satwa peliharaan yang lazim.
 * Individu tidak dapat memberikan standar bahkan minimal gizi , sanitasi , tempat tinggal dan perawatan hewan , dengan mengabaikan ini sering mengakibatkan kelaparan , penyakit dan kematian .
 * Orang tersebut ada dalam penyangkalan dari ketidakmampuan untuk memberikan perawatan ini minimal dan dampak dari kegagalan yang pada pemeliharaan satwa , rumah tangga dan penghuni manusia di tempat tinggalnya.

Mengapa Orang menimbun Satwa?

Hal ini masih belum jelas, mengapa orang menjadi penimbun satwa. Penelitian awal menunjuk ke arah varian gangguan obsesif-kompulsif, namun studi yang lebih baru dan teori-teori mengarah ke arah:

Gangguan, kepribadian, paranoia,pemikiran delusi, Depresi, dan penyakit mental lainnya

Beberapa penimbun satwa mulai mengumpulkan setelah peristiwa atau kerugian traumatis, sementara orang lain sering melihat diri mereka sebagai "penyelamat" yang menyelamatkan satwa dari kehidupan di jalan.

Bagaimana Mengenalinya jika kawan kalian adalah Seseorang  Hoarder ?

Penimbun satwa sering muncul dengan tampilan terlihat baik dan cerdas dan jelas percaya bahwa mereka membantu satwa yang mereka bawa ke tempat tinggalnya. Selain itu, banyak penimbun memiliki kemampuan untuk mengumpulkan simpati dan menipu orang lain ke dalam pemikiran situasi mereka di bawah kontrol. Mereka sering buta terhadap fakta bahwa satwa mereka menderita di bawah perawatannya.

Penimbun satwa bisa ada di segala rentang usia, dan dapat laki-laki atau perempuan dari ras atau kelompok etnis. orang tua mungkin lebih berisiko, karena kesehatan mereka sendiri memburuk dan isolasi dari masyarakat dan kelompok sosial. Satu kesamaan antara semua penimbun adalah kegagalan untuk memahami keparahan situasi mereka.

Tanda-tanda yang dapat menunjukkan seseorang adalah penimbun satwa:

- Mereka memiliki banyak satwa dan mungkin tidak tahu jumlah total satwa dalam perawatan mereka.
 - Rumah mereka memburuk (misalnya, jendela kotor, patah furniture, lubang di dinding dan lantai, kekacauan ekstrim).
 - Ada bau yang kuat dari amonia, dan lantai yang tertutup dengan kotoran kering, urin, muntah, dll
 - Hewan yang kurus, lesu dan tidak disosialisasikan dengan baik.
 - Kutu dan hama yang hadir.
 - Individu terisolasi dari masyarakat dan tampaknya berada dalam mengabaikan dirinya sendiri.
 - Individu menegaskan semua satwa peliharaannya bahagia dan sehat-bahkan ketika ada tanda-tanda yang jelas dari marabahaya dan penyakit.

[caption caption="sumbet : pribadi"]

[/caption]Penimbun Menyamar sebagai rescue groups atau Animal Shelter

Penelitian menunjukkan banyak penimbun mulai menempatkan diri sebagai "tempat penampungan penyelamatan," lengkap dengan status non-profit. Mereka mungkin tampak orang-orang bijaksana, persuasif menyampaikan cinta mereka untuk satwa dan kesiapan untuk mengambil satwa-satwa yang sakit dan dengan kebutuhan khusus.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa kelompok penyelamatan atau tempat penampungan mungkin melibatkan penimbun :

* Kelompok ini tidak bersedia untuk membiarkan pengunjung melihat lokasi di mana satwa disimpan.
 * Kelompok ini tidak akan mengungkapkan jumlah satwa dalam perawatannya, dan membuat sedikit usaha untuk mengadopsi satwa keluar.
 * satwa baru akan terus diambil, meskipun kondisi satwa yang ada sebelumnya terus memburuk.
 * tempat penampungan dan organisasi penyelamatan lain dipandang sebagai musuh.

Bagaimana kita bisa membantu seorang animal hoarder ?

Tidak semua orang yang memiliki beberapa hewan adalah penimbun satwa. Namun, jika kalian berpikir seseorang yang kalian kenal sedang berjuang dengan dengan masalah penimbunan satwa, berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu:

- Panggil aparat dari kepolisian, organisasi kesejahteraan satwa atau dokter hewan untuk memulai proses. Sebuah panggilan telepon mungkin menjadi langkah pertama untuk membantu penimbun dan satwanya.
 - Hubungi kelompok pelayanan sosial, praktisi kesehatan dan lembaga kesehatan mental lainnya mungkin dapat memberikan layanan atau memberikan link ke pelayanan kesehatan.
 - Meyakinkan penimbun satwa bahwa tidak apa-apa untuk menerima bantuan. penimbun satwa biasanya khawatir bahwa satwa mereka akan dibunuh atau bahwa mereka tidak akan pernah melihat mereka lagi.

- Apapun hasilnya, meyakinkan mereka bahwa satwa membutuhkan perawatan mendesak dan bahwa tindakan segera diperlukan.
 - Bersiaplah kerja keras membantu,menolong begitu banyak satwa dari situasi penimbunan, beban penampungan lokal tentu akan dapat kewalahan.

- Bersiap meluangkan waktu untuk membantu kandang bersih, bersosialisasi dengan satwa, mengajak anjing berjalan dan melakukan tugas yang diperlukan seperti lainnya.
 - Tetap berkomunikasi. Mungkin tindakan tepat untuk satwa-satwa tersebut adalah yang akan dsteril dan dikebiri dan kembali ke rumah mereka jika penimbun satwa dapat memberikan-atau dapat dibantu dalam memberikan perawatan.

- Di bawah bimbingan organisasi, membantu individu dengan tugas-tugas perawatan satwa setiap hari. Dan jika individu memperoleh satwa baru, pastikan bahwa mereka spayed / dikebiri dan divaksinasi.

"Oke deh Kak.. jadi paham dikit tentang animal hoarders dan animal hoarding kan ya ?"

"Tapi Kak....kalau ada yang semangat bikin shelter, buka donasi sana-sini, jualan drama sana- sini, tapi satwanya ga diurus, bahkan yang sakit tetap dipertahankan sakit agar terus mendapat donasi, itu namanya apa Kak ? Hoarder juga ?"

" Kalau itu bukan hoarder ya cyinnnt... itu mah tukang tipu namanya, memanipulasi perasaan dan belas kasih orang lain demi rupiah buat melanjutkan hidup "

" Ada ya Kak yang seperti itu ?"

Banyak.

*langsung acting kesurupan model kuda lumping mabok Kalpanax*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun