Mohon tunggu...
Fanni Carmila
Fanni Carmila Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumahtanga. Mantan wartawan. Wiraswasta. Hobi mengarang

Asyik kalau bisa berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sorga Dunia Sahabatku

30 November 2023   10:58 Diperbarui: 30 November 2023   11:51 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu aku beranjak dari kelasku yang sunyi dalam kondisi lapar dan dahaga. Sayup-sayup mendengar seseorang melantunkan lagu "Se Sang Ce Yu Mama Hao"  yang berisi pujian terhadap ibu lewat tiupan seruling. Begitu magis dalam situasi yang sebenarnya kurang pas, karena lingkungan sekolah kami tandus dan hingar-bingar. Suasana yang tidak cocok bagi seorang seniman mengekspresikan rasa seninya.
Tapi itulah yang terjadi. Aku menemukan salah satu keajaiban dunia lewat sosok diri temanku itu.
Ia termasuk tipe manusia "komunitas" yang segala aktivitasnya dilakukan secara bergerombol. Bising dan kacau.  Namun dalam cuaca siang yang terik berdebu tersebut aku menyaksikan ia sedang duduk di sudut koridor yang mulai sepi. Sendirian meniup serulingnya. Begitu merana; begitu kesepian.

Tahun berikutnya Kami masuk di SMA yang sama, hanya berbeda kelas. Tenggelam dalam masa remaja yang penuh hura-hura bersama geng masing-masing.  Nyaris tak saling berkomunikasi. Berlanjut puluhan tahun dalam dunia kami yang berjarak dan tak saling bersinggungan.
Suatu sore aku berpapasan dengannya di lantai dua supermarket Moro yang kini hanya tinggal kenangan. Sekedar basa-basi saling menyapa. Lantas aku diberi surprise tatkala dengan nada serius dia memberikan komentar atas beberapa tulisan yang kuluncurkan di Facebook.
Coba tebak bagaimana reaksiku?
Aku cuma tersipu. Meskipun dalam hati berseru "Wow!"  Ada pria macho tertarik membaca catatan harian dan cerpen bernada cengeng karya penulis amatir. Absurd, tapi seru juga.
Semenjak hari itu dia kujadikan salah satu motivatorku dalam menekuni hobi lamaku yang tertunda di dunia tulis-menulis. Fiksi maupun non fiksi.
Persahabatan diantara kami terangkai oleh minat yang sama dalam dunia seni. Dia seni musik sementara aku seni menulis. Mungkin karena adanya kesadaran, bahwa kami memiliki latar belakang keluarga dan tradisi sama: keturunan Chinese yang cuma mengenal dunia bisnis. Dunia rasional yang penuh kalkulasi seraya meminimalisir sentuhan rasa dan keindahan.

Kisah kehidupan manusia dimulai tatkala fajar pagi tersingkap, mengiringi perjalanan kita menyusuri dunia beserta nasib dan suratan takdirnya masing-masing.
Kini kami telah sampai di penghujung hari. Tiba dalam kelarutan senja menyongsong kekelaman malam. Tubuh yang dahulu bergas dan beringas mulai terkikis oleh proses alami menjadi makin renta. Untunglah rasa persahabatan akan selalu muda dan penuh gairah.
Inilah yang kutangkap dalam diri temanku. Teman yang selalu antusias dalam membeberkan segenap aktivitasnya dalam mengisi masa senjanya.  Teman yang gemar mengundang kami untuk berkumpul  sembari menikmati lantunan musik diiringi tiupan saksofonnya yang mengalir jernih.
Pada hakekatnya salah satu faktor pendorong semangat hidup adalah harapan dan impian. Sebagian besar kita termotivasi untuk mengejarnya. Ada yang berhenti di tengah jalan. Tetap bertahan hanya sebagai angan belaka. Sebagian lagi bahkan surut sebelum mulai melangkah.
Sahabatku termasuk orang yang spesial. Itu karena dia pandai memoles hidupnya dengan beragam warna. Hingga kini aku melihatnya tak pernah berhenti berinspirasi tentang masa depan. Dia juga tak pernah ragu menangkap dan mewujudkan impiannya.
Kitapun diberi kesempatan menikmati hasil sentuhan kreasinya di Bayan Village. Menyaksikan kepiawaiannya mempersatukan diri dengan alam ciptaan Sang Semesta. Bagaikan mendandani seorang gadis polos menjadi sosok wanita dewasa yang anggun dan memikat. Ia merengkuh alam seperti anak jatuh kedalam pelukan ibu. Sang ibu pun merespon pelukan tersebut dengan  memberinya kehidupan yang nyaman dan teduh.
SeLamat menikmati surga duniamu yang baru Tan. Engkau  membuat aku iri terhadap keberuntunganmu (fan.c)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun