Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengubah "Saya Bisa" menjadi "Saya Melakukannya", Meningkatkan Motivasi Intrinsik Anak dalam Belajar

17 Juli 2024   18:32 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:31 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Ron Lach: pexels.com 

3. Membangun Koneksi Emosional dengan Materi Pelajaran

  • Relevansi Personal: Membuat hubungan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari atau minat pribadi anak.
  • Menggunakan Sumber Daya yang Beragam: Memanfaatkan teknologi, buku, film, atau kunjungan lapangan untuk membantu memperkuat minat dan pemahaman anak terhadap materi pelajaran.

4. Mendorong Kolaborasi dan Kompetisi yang Sehat

  • Kolaborasi: Mendorong anak untuk bekerja sama dengan teman sebaya dalam proyek atau aktivitas belajar.
  • Kompetisi yang Sehat: Menggunakan kompetisi untuk meningkatkan motivasi, tetapi fokus pada pertumbuhan dan pembelajaran, bukan hanya pada hasil akhir.

5. Memberikan Model Peran yang Positif

  • Guru dan Orang Tua sebagai Model: Menjadi contoh yang baik dalam sikap terhadap belajar dan pengembangan minat dalam pengetahuan baru.
  • Mengundang Tamu atau Pembicara: Mengundang profesional atau ahli dalam bidang tertentu untuk berbagi pengalaman mereka dan memberi inspirasi kepada anak-anak.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Masalah Kesehatan Mental di Kalangan Siswa: Mengatasi Kecemasan dan Depresi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Studi Kasus: Bagaimana Motivasi Intrinsik Dapat Mendorong Prestasi?

Motivasi intrinsik memainkan peran krusial dalam membentuk sikap belajar dan pencapaian akademis seorang anak. Untuk mengilustrasikan bagaimana motivasi intrinsik dapat memengaruhi prestasi, mari kita telaah sebuah studi kasus yang menggambarkan pengalaman seorang siswa bernama Alex.

Foto oleh Ron Lach: pexels.com 
Foto oleh Ron Lach: pexels.com 

Profil Siswa: Alex

Alex adalah seorang siswa berusia 12 tahun yang duduk di kelas 6. Dia dikenal sebagai anak yang cerdas tetapi agak malas dalam mengerjakan tugas-tugas rumahnya. Dia memiliki minat yang kuat dalam cerita-cerita fantasi dan senang membaca buku-buku petualangan. 

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, guru-gurunya melihat penurunan dalam keikutsertaannya dalam kelas dan hasil pekerjaannya yang kurang memuaskan.

Langkah Pertama: Membangkitkan Minat

Guru Alex, Bu Anna, memutuskan untuk mendekati Alex dengan cara yang berbeda. Dia mulai menyadari minat Alex dalam cerita fantasi dan buku petualangan. 

Sebagai langkah pertama, Bu Anna memperkenalkan topik dalam pelajaran bahasa Indonesia yang berhubungan dengan genre buku yang Alex sukai. Dia memberikan buku-buku yang menarik untuk dibaca sebagai bahan bacaan tambahan di luar kurikulum.

Reaksi Alex: Antusiasme yang Muncul

Alex merespons positif terhadap buku-buku tersebut. Dia mulai membaca lebih banyak di luar jam sekolah dan mulai mengajukan pertanyaan tentang cerita-cerita dalam buku tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun