Pendahuhuan
Membaca merupakan salah satu dari beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Karena membaca merupakan jendela dari berbagai ilmu pengetahuan dan kegiatan awal dalam suatu pembelajaran. Memiliki kemampuan membaca bagi anak usia sekolah dasar kelas rendah adalah suatu keharusan agar dapat membantu dirinya nanti dalam menjalankan proses kegiatan belajar di jenjang kelas selanjutnya. kemampuan membaca nantinya akan merambah ke ranah kemampuan menulis, dan berhitung.
Dyslexia adalah kesulitan yang berhubungan juga dengan kata dan symbol tulis atau singkatnya kesulitan membaca. Firdausy & Wijiastuti (2018: 1) mengatakan bahwa anak dyslexia tidak perlu bersekolah di sekolah luar biasa. Hal tersebut karena anak dyslexia memiliki intelegensi rata-rata hingga di atas rata-rata. Yang membedakan yaitu memiliki hasil belajar yang rendah, dikarenakan ketidakmampuannya dalam membaca serta memahami apa yang ia baca.
Beberapa sebab peserta didik pada sekolah dasar yang  belum bisa membaca diakibatkan oleh beberapa factor : kurangnya motivasi peserta didik untuk belajar membaca, kurangnya dorongan/semangat dari orang tua peserta didik.
Menurut Darmadi ( 2021 ), factor peserta didik kesulitan membaca adalah : Kurang mengenali huruf, kesulitan vocal, penghilangan huruf dan kata, kesulitan menaganalisis struktur.
Untuk keberhasilan dalam belajar, dan banyaknya kasus kesulitan membaca/ Dslexia di beberapa sekolah Oleh karena itu, membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak individu masuk SD dan kesulitan belajar membaca harus secepatnya diatasi (Abdurrahman, 2012 :157).
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Yaitu penelitian yang dilakukan Fauzi (2018) dengan judul " Karaketeristik Kesulitan Membaca Pada Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar" .hal tersebut mengacu bahwa masih banyaknya kesulitan belajar membaca, baik pada kelas rendah maupun kelas tinggi.maka dari itu disini peneliti ingin memberikan beberapa solusi dari permasalahan kesulitan membaca dengan cara  menggunakan bimbingan konseling bidang belajar untuk menyelesaikan permasalahan kesulitan belajar membaca.
Pembahasan
Pembelajaran MembacaÂ
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca.Pembelajaran membaca bagi usia Sekolah Dasar adalah hal yang wajib dilaksanakan. Karena membaca merupakan awal dari segala pembelajaran, keterampilan membaca harus dimiliki oleh setiap peserta didik agar bisa melanjutkan segala proses kegiatan belajar mengajar di jenjang selanjutnya. Keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai " soko guru" karena membaca merupakan awal dari segala pembelajaran.
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar pada umumnya adalah ketidakmampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar disebabkan karena kekurangan intelegensi, kelainan sensoris, ketidakberuntungan, ketidakcukupan budaya atau bahasa sehingga menumbuhkan perbedaan di kalangan sekitar.
Beberapa bentuk kesulitan belajar yaitu :Â Dyslexia ( kesulitan membaca ), dysgraphia ( kesulitan menulis), dhysarthogrhia ( masalah dalam mengeja), dan calculia ( masalah dalam menghitung).
Dyslexia
"Â Dyslexia" berasal dari bahasa Yunani, "dys" yang berarti sulit dalam dan "lex" (berasal dari legein, yang artinya "berbicara"). Artinya Dyslexia adalah kesulitan yang berhubungan juga dengan kata dan symbol tulis atau singkatnya kesulitan membaca. Firdausy & Wijiastuti (2018: 1) mengatakan bahwa anak dyslexia tidak perlu bersekolah di sekolah luar biasa. Hal tersebut karena anak dyslexia memiliki intelegensi rata-rata hingga di atas rata-rata. Yang membedakan yaitu memiliki hasil belajar yang rendah, dikarenakan ketidakmampuannya dalam membaca serta memahami apa yang ia baca.
Tanda- tanda awal anak didik  mengalami dyslexia menurut Widyorini dan Tiel (2017: 109) adalah :
- kemampuan bicara dan menulis terhambat,
- Kurangnya pemusatan perhatian
- Kurang dapat mengikuti instruksi
- Penulisan dan pengejaan yang sering salah
- Kesulitan memadukan huruf
- Membaca tanpa ekspresi dan ragu-ragu da nada pengurangan atau penambahan kata
Menurut Fadaei (2017 : 2) di luar negeri ada beberapa cara untuk mengetahui anak mengalami dyslexia, yaitu :
- The NAMA Reading and Dyslexia Test
Tes ini diperkenalkan oleh Reza Karaami Nori dan Alireza Moradi untuk mengidentifikasi disleksia pada anak-anak dirujuk ke pusat gangguan belajar. Tes ini memiliki 10 sub-tes termasuk: membaca kata, membaca rantai kata, sajak, penamaan gambar, pemahaman, pemahaman kata, menghilangkan vocal membaca non-kata, isyarat huruf, serta isyarat kategori.
- . The Tower of London (TOL)
Tes TOL adalah tes yang terkenal untuk penilaian fungsi eksekutif, khususnya untuk mendeteksi defisit dalam perencanaan dan organisasi dan memiliki validitas konstruk yang dapat diterima dalam hal ini. Validitas tes ini dilaporkan 0,79
- The Stroop Color and Word Test
Salah satu ukuran fungsi eksekutif awalnya dikembangkan pada tahun 1935 oleh Stroop untuk mengukur perhatian selektif atau perhatian terfokus dan penghambatan respon. Itu mengukur kemampuan individu untuk menggeser set kognitif  dan menyediakan cara untuk menilai penghambatan kognitif .Stroop sering digunakan untuk menguji fungsi dari lobus frontal.
- The Wisconsin Card Sorting Test (WCST)
WCST digunakan untuk menilai pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Variabel pengujian ini meliputi: kesalahan total kesalahan perseverative, kesalahan non-perseverative, percobaan untuk pertama kategori, tingkat tanggapan konseptual, kategori yang diperoleh, dan kegagalan untuk mempertahankan set.
Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah suatu proses memberi bantuan yang secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam menghindari, mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam belajar untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Langkah-langkah bimbingan belajar menurut Aisyah (2015: 77) dapat dilakukan dengan :
1. Mengenalkan peserta didik yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan norma atau ukuran kriteria tertentu
2. mencari sebab-sebab peserta didik mengalami kesulitan membaca
3. mencari usaha untuk membantu memecahkan masalah kesulitan membaca
4. mengadakan pencegahan agar kesulitan belajar tidak dialami pula oleh peserta didik lain.
Dalam penelitian yang telah dilakukan di SD N 2 Tahunan, pada kelas tinggi terdapat 3 anak yang mengalami kesulitan membaca, 1 peserta didik  tidak dapat membaca sama sekali dan 2 peserta didik masih mengeja, atau belum lancar dalam membaca.  hal tersebut haruslah diberi penanganan khusus oleh guru dan pihak sekolah agar masalah dapat terselesaikan.
Dalam kasus ini, diadakan bimbingan konseling belajar untuk memecahkan masalah kesulitan membaca pada peserta didik, dimana terdapat beberapa tahapan dalam bimbingan konseling kesulitan membaca. Proses-proses yang dilaksanakan antara lain :
1. PerencanaanÂ
Pada kegiatan perencanaan ini, dilakukan beberapa hal yaitu penetapan tujuan, metode, teknik, media dan alokasi waktu
Contoh rincian perencanaan :
Tujuan bimbingan belajar : Untuk membantu peserta didik dalam masalah kesulitan membaca
Metode : Metode yang digunakan adalah metode Eksperimen, dimana melakukan aktifitas aktif yang mengedepankan pengalaman peserta didik.
Teknik : Teknik yang digunakan dalam bimbingan belajar kesulitan membaca adalah menggunakan teknik kegiatan bersama, hal tersebut dilakukan untuk mendorong peserta didik saling membantu dalam belajar, bagi anak yang kesulitan membaca akan dibantu oleh yang sudah lancar membaca.
Media : media yang digunakan pada bimbingan belajar kesulitan membaca antara lain dapat berupa flashcard, buku cerita bergambar, pamflet huruf, Board game, puzzle kata,pop up, dll.
Waktu : waktu yang digunakan dalam bimbingan belajar adalah setiap harinya dengan porsi yang sesuai dan sesuai pula dengan kesepakatan si peserta didik.
2. Pelaksanaan
Pada kegiatan pelaksanaan ini, sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan, contoh variasi bimbingan belajar yang dapat dilakukan guru adalah dengan metode eksperimen, dimana kegiatannya dapat dilakukan dengan mendayagunakan kemampuan visual/penglihatan, auditori/pendengaran, kinestetik/ gerak. Untuk praktiknya dapat dilakukan dengan peserta didik disuruh untuk menuliskan huruf-huruf diudara dan di lantai, membentuk huruf dengan plastisin, atau menuliskannya secara besar di kertas. Atau dapat juga menggunakan metode flash card dimana terdapat contoh pengejaan membaca.
3. Evaluasi
Setelah kegiatan pelaksanaan selesai, akan dilakukan adanya evaluasi untuk melihat sejauh mana keberhasilan bimbingan belajar diberikan. Apakah sudah maksimal atau belum, apakah sudah sesuai dengan tujuan awal yang telah ditentukan, lalu apakah ada tindak lanjut tentang kegiatan bimbingan belajar tersebut.
Penutup
Pentingnya memiliki keterampilan membaca di Sekolah Dasar dan di dapat masalah-masalah kesulitan belajar dari beberapa penelitian yang sudah lalu, serta masalah kesulitan membaca di SD N 2 Tahunan ini membuat peneliti memberi solusi yaitu bimbingan belajar peserta didik kesulitan membaca. Dengan menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat membuat bimbingan pembelajaran lebih bermakna untuk peserta didik karena ia akan mengalami sendiri dan mempraktikkan sendiri apa yang ia lakukan dan pelajari dalam bimbingan belajar.
Contoh variasi belajar yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan tiga kemampuan, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Dalam pengaplikasiannya slaah satunya dengan menuliskan huruf-huruf di udara maupun dilantai dll sesuai dengan yang sudah disebutkan diatas.kemudian diadakannya evaluasi setelah pelaksanaan bimbingan belajar, hal tersebut berguna untuk meninjau apakah program bimbingan konseling belajar kesulitan membaca tersebut dapat berjalan dengan maksimal ataupun tidak.
Â
Daftar Pustaka
Firdausy , L., & Wijiastuti, A. (2018). Studi Deskriptif Penanganan Siswa Disleksia Di Sekolah Dasar Widya Wiyata Sidoarjo. 1-10.
Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Widyorini, Endang., & Julia Maria V T. (2017). Disleksia, Deteksi, Diagnosis, Penanganan di Sekolah dan di Rumah. Jakarta : Prenada.
Darmadi.(2021).Membaca, Yuuuk...! Strategi Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak Sejak Usia Dini.Guepedia.
Fadaei, Elnaz Dkk.(2017). The Relationship Between Executive Functions with Reading Difficulties in Children with Specific Learning Disorder.Arch Neuroschi. Vol 4, No, 4, Hal 2-3.
Fauzi. 2018. Karakteristik Kesulitan Belajar Membaca Pada Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar. Perspektif Ilmu Pendidikan. Vol 32. No 2. Hal 99.
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH : BIMBINGAN DAN KONSELING SD
DOSEN PENGAMPU : NAILI ROFIQOH, S.Psi., M.Si
NAMA : FANI SHOFFANA AISYAÂ
NIM : 201330000695
KELAS : 3 PGSD A3Â
Â
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANÂ
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2021/2022
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H