Mohon tunggu...
Rifandy Adnan El Hakim
Rifandy Adnan El Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

22107030053 | Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Joki Tugas, Budaya Sakit Mahasiswa Indonesia

18 Februari 2023   21:39 Diperbarui: 22 Februari 2023   03:03 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa mengerjakan tugas dengan laptop. (sumber: Kalbis Institute via edukasi.kompas.com) 

Saya mencoba menanyai beberapa orang dari media sosial Facebook, mereka mengutarakan pendapatnya mengenai joki tugas. 

Kebanyakan orang yang menggunakan layanan tersebut ternyata adalah mahasiswa yang sudah bekerja, yang tidak memiliki waktu untuk mengerjakan tugas-tugas dari kampus. 

Biasanya mereka kuliah hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan promosi untuk jabatan yang memerlukan gelar sarjana.

Selain pekerja, terdapat pula mahasiswa yang kurang mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan kampus. Tipe mahasiswa seperti ini seharusnya tidak dapat lulus karena tidak memiliki kompetensi yang diperlukan.

Di sisi lain, penjoki melakukan pekerjaan ini demi mendapatkan nafkah. Mereka mencari peluang usaha di bidang pendidikan yang merupakan keahlian mereka. Memanfaatkan kemalasan mahasiswa Indonesia dan kecacatan sistem kampus.

Lalu, apakah dampak dari budaya jasa joki tugas ini ke negara kita, Indonesia?

Dampak yang paling utama tentu saja penurunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dengan kemudahan menggunakan layanan joki tugas, mahasiswa menjadi lebih malas dan tidak kompeten dalam menyelesaikan tugas. 

Selain itu, mahasiswa menjadi kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Joki tugas juga membunuh kreativitas mahasiswa, serta menghambat perkembangan akademis mereka.

Siapa yang harus disalahkan?

Ilustrasi: joki tugas. (Sumber Foto: trustedreviews.com) 
Ilustrasi: joki tugas. (Sumber Foto: trustedreviews.com) 

Sulit menentukan siapa yang harus disalahkan dalam hal ini, apakah penyedia layanan? Apakah mahasiswanya? Atau kampus yang membiarkan hal ini terjadi, dan tidak segera melakukan tindakan pencegahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun