Mohon tunggu...
Fandi Pratama
Fandi Pratama Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru biasa yang haus akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendidik Generasi Alpha

14 November 2022   15:52 Diperbarui: 21 November 2022   14:58 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan Aktivitas Luar Sekolah (Dok.Prib)

Pendidikan diartikan sebagai bantuan orang dewasa yang membantu mereka yang belum beranjak dewasa dengan tujuan mereka yang belum beranjak dewasa ini perlahan mencapai kedewasaan nya. Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi 3 kategori,diantaranya Pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan Informal. 

Pendidikan Formal merupakan pendidikan yang memiliki kestrukturan jenjang dan tahap pendidikan, seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam Pendidkan formal ini biasanya terdapat kurikulum serta aturan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, peserta didik harus memiliki ijazah sebagai bukti bahwa mereka telah menyelsaikan studi sebelumnya

Pendidikan non-formal menurut pendapat Philip H. Coombs adalah pendidikan yang terorganisir yang berlangsung sendiri atau sebagai bagian dari kegiatan yang lebih luas di luar sistem formal yang dimaksudkan. Pembelajaran nonformal bertujuan  untuk mencapai  tujuan yang sangat luas sifat, tingkatan dan cakupannya. 

Biasanya pendidikan non-formal ini memiliki tujuan untuk mendapatkan keterampilan dan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi peserta didik bahkan peserta didik dapat menentukan aktivitas belajarnya contohnya saja pada Kelompok belajar, sanggar, tempat penitipan anak dan sebagainya

Pendidikan Informal merupakan pendidikan dari keluarga dan lingkungan tertentu, pendidikan ini berjalan tanpa adanya kurikulum dan orangtua adalah sebagai pendidik dan tentu saja ijazah dalam pendidikan ini tidak dibutuhkan. Pendidikan informal ini bukan tanpa alasan dikategorikan oleh pemerintah, lingkungan keluarga merupakan madrasah pertama yang dicicipi oleh peserta didik dan ini dapat menjadi pondasi awal dalam membentuk dan membangun sinergi pendidikan dalam menggapai tujuan pendidikan nasional. 

Proses pelaksanaan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dari generasi ke generasi telah  mengalami perubahan, dan perubahan inilah yang diharapkan membawa peserta didik kearah yang lebih baik. Pendidikan yang diterima oleh generasi terdahulu belum tentu dapat berhasil dan dapat diterima oleh generasi saat ini,  adapun pembagian generasi yang saat ini tersebar dalam animo masyarakat menurut Alexis Abramson (ahli pengelompkan generasi)

1.  Generasi Baby Boomers

Generasi ini adalah generasi yang lahir setelah perang dunia ke-2, kisaran 1946 hingga 1964. Generasi ini adalah generasi dengan tingkat disiplin tinggi, mental sekuat baja, berpegang teguh serta memiliki loyalitas yang tinggi, tapi mereka sulit menerima kritik. Generasi Baby Boomer ini merupakan generasi yang sudah menua disaat teknologi baru berkembang, tapi generasi ini sanggup beradaptasi dengan semua itu, apalagi dalam hal penggunaan media sosial untuk dapat terhubung dengan sanak family dan teman lama

2. Generasi X

Didukung Lembaga thinktank Resolution Foundation mengkategorikan bahwa generasi ini adalah generasiyang lahir pada kisaran tahun 1965 sampai 1980. Mereka merupakan generasi yang tumbuh disaat teknologi berkembang pesat seperti Pc, Video game, Tv kabel dan internet. Generasi ini memiliki karakter  menyukai sesuatu yang informal, memiliki kemampuan pada usaha/ dagang dan menyukai  kebebasan serta memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik (Wijayanti, Catur lestari,2021:101)

3 Generasi Y

Generasi Y adalah generasi yang tumbuh dan berkembang pada masa internet sedang booming-boomingnya dan dikenal dengan sebutan generasi Milenial atau milenium. Generasi ini adalah generasi yang telah menggunakan teknologi seperti email, sms, dan lainnya, Generasi Y memiliki karakter dimana mereka menyukai peraturan yang tidak berbelit-belit , dan memprioritaskan pekerjaan  serta menyukai tantangan dan hal yang baru serta generasi ini adalah generasi yang mandiri yang tidak terlalu bergantung dengan orang lain untuk emecahkan masalah karena mereka memiliki internet dalam membantu mereka

4. Generasi Z

Didukung oleh Seorang Psikolog Amerika, Jean Twenge, generasi Z merupakan generasi iGeneration (internet generation), dimana generasi ini banyak menghabiskan waktunya didunia maya. Generasi ini terlahir pada tahun 1995-2010, sejak kecil generasi ini dikenalkan oleh orangtua mereka dan sangat mahir dalam penggunaan smartphone serta merupakan generasi yang paling kreatif. Generasi Z merupakan generasi yang memiliki karakter dengan sifat multitasking-nya, sangat menyukai teknologi dan mudah terpengaruh dengan merk, dan sangat mudah menangkap informasi dengan cepat.

5. Generasi Alpha

Generasi ini adalah generasi yang lahir pada tahun 2010 ke atas, generasi ini adalah generasi cerdas secara digital dibanding generasi sebelumnya, bahkan ada ditemukan mereka yang berusia 3 tahun telah memiliki gadgetnya sendiri. Generasi yang telah dekat dengan teknologi dari dini, membuat kehidupan mereka menyerap banyak informasi hanya dengan sentuhan jari dan belum tersortir dengan baik, sehingga mereka terbiasa dengan sesuatu yang instant dan tidak mengenal proses, tak hanya itu mereka kerap memiliki pemikiran yang kritis dan cenderung individualis

Generasi Alpha yang saat ini berkisar dari bayi, balita dan anak anak, dikhawatirkan belum mampu mengendalikan teknologi yang mereka gunakan. Seiring perkembangan zaman, informasi yang beredar di dalam internet sudah sangat melimpah, dikhawatirkan mereka menemukan bahkan menyebarkan konten konten yang tak senonoh baik dalam bentuk gambar maupun video, untuk itu diharapkan adanya pendidikan yang tepat dalam mendidik generasi alpha pada saat ini, adapun hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik generasi alpha diantaranya

1.  Memberikan pendidikan agama sedari dini

Pendidikan agama sangat penting diberikan untuk lapisan generasi manapun, karena ini adalah benteng utama manusia dalam berilmu untuk selalu berdasarkan iman dan taqwa kepada tuhan. Hal ini harus dikemalkan oleh orang tua kepada anak sedini mungkin agar nanti dapat menyiapkan sang anak untuk dapat mengenal, mengimani ajaran agama, mengamalkan akhlak mulia serta dapat terhindar dari kerusakan moral Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan agama terutama bagi generasi muda, semua elemen bangsa, terutama guru pendidikan Islam, perlu membumikan kembali pendidikan Islam di sekolah-sekolah baik formal maupun informal (Suharsimi; 2009:117) 

2. Landasi dengan pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukkan karakter yang dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini selaras dengan pernyataan Samani & Hariyanto (2013: 43) yang mengungkapkan bahwa karakter sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter merupakan tingkahlaku yang menjadi kebiasaan anak dalam kesehariannya baik itu watak, akhlak, dan sikap. Baru baru ini pemerintah membentuk proyek Profil Pelajar Pancasila, hal ini diharapkan para peserta didik dapat menjadi peserta didik yang berkompeten, terampil, dan berkarakter sesuai dengan nilai nilai Pancasila

3. Memaksimalkan aktivitas fisik 

Tak anyar generasi saat ini terlalu fokus pada gawai mereka masing masing, sehingga lupa dengan kehidupan sekitar, hal ini akan membuat generasi semakin bersifat individualis . Mulai saat ini generasi ini harus didorong untuk berdiri , menjelajahi  dan meng eksplore kehidupan sekitar mereka dibanding kehidupan virtual yang ada didalam gawai mereka, karena pada dasarnya generasi ini memiliki rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang besar akan hal baru 

4.  Fokuskan pada proses pembelajaran

Dari sebuah perjalanan pembelajaran, proses merupakan komponen terpenting. Seorang peserta didik belum bisa  mendapatkan hasil jika kegiaan proses belum mereka jalani.  Melalui berbagai macam proses pembelajaran baik dilingkungan sekolah keluarga maupun di masyarakat, peserta didik melewati dengan cara yang tidak mudah dan ini akan membuat peserta didik lebih terbiasa dan akan melatih mental mereka agar menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan banting. Tidak hanya itu, peserta didik setelah melalui rangkaian proses pembelajaran dengan baik diharapkan mereka nantinya akan lebih menghargai hasil yang mereka dapatkan

5. Memberikan contoh teladan

Setiap peserta didik ini unik, dan pada umumnya mereka memiliki sifat meniru dari apa yang mereka lihat, baik itu dari lingkungan keluarga, sekolah maupun pada lingkungan masyarakat. Dalam semua lapisan sebaiknya memberikan role model  yang baik terhadap generasi penerus,namun untuk menerapkan semua itu, semua lini lapisan juga hasrus berbenah untuk memperbaiki diri agar setiap apa yang mereka lakukan tercermin tingkahlaku yang baik dan bisa menjadi panutan bagi generasi penerus. Ini tak jauh bda dari apa yang telah di sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara,"ing ngarso sung tulodo ing madyo mangun karso”  (didepan memberi contoh, ditengah memberikan bimbingan dan dibelakang memberikan dorongan) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun