BAB 1.0.1
Â
LABORATORIUM SOHBACHREGBURG
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
"Aku sudah menghabiskan banyak uang dan waktu yang terlalu lama. Fase demi fase dalam kehidupan yang tidak pernah adil, telah kulalui. Proyek ini harus berhasil dan membuatku sukses. Bagaimana profesor Ofderich. Apakah kau sanggup memenuhi permintaanku?"
"I-iya, jenderal. Saya akan melakukan semampu saya untuk melaksanakan perintah yang mulia jenderal." Jawab profesor Ofderich dengan terbata-bata. Sang profesor tau. Bahwa ambisi gila jenderal stephen mustahil. Namun, jika ia menolak. Maka sang profesor akan menjadi mayat percobaan yang diawetkan seperti deretan jutaan mayat yang berada di dalam tabung nitrogen yang memenuhi ruangannya. Jenderal Steven Collers adalah jenderal yang cemerlang di angkatannya. Kehidupannya yang kontroversional, wataknya yang pandai menyembunyikan sisi psikopatnya membuat para perwira menengah dan tinggi serta pejabat negara yang mengenalnya tidak menaruh curiga pada dirinya atas rentetan kejadian pembunuhan dan mutilasi di jalanan ibukota kekaisaran jerman barat. Pembunuhan yang disebut moonreztchergth (malam berdarah) yang setiap malam menghantui para tunawisma dan preman di jalanan ibukota. Saat bersamaan muncul laporan kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap remaja gadis dan anak-anak. Angka laporan sodomi dan rentetan kasus penistaan bahkan pengkebirian para pastor. Seluruhnya, dilakukan demi mewujudkan cita-cita sang jenderal untuk menciptakan tatanan dunia baru. Sebuah peradaban yang akan menciptkan manusia-manusia maju, modern dan abadi. Sang jenderal juga berambisi ingin menjadi dewa yang disembah seluruh alam semesta. Sebuah mimpi yang dimulainya dengan menjadi martir demi menjadi tuhan.
"Yang Mulia, kalau saya boleh sarankan. Kita hentikan saja pembunuhan terhadap warga sipil dan menggantinya dengan para budak, tahanan politik." usul dokter Augustine.
"Tidak! Tidak bisa. Justru sekarang, kita mesti menambah satu golongan lagi, yaitu anak-anak. Mereka remaja, muda, penuh energi. Mereka bisa menambah stamina dan menjadikan yang mulia kekal abadi." bisik dokter Frankeestaat.
***
"Iya, benar katamu dokter Frankeestaat. Kau memang selalu ingin dipuji dan kau tau cara agar aku memujimu." kata Jenderal Stephen.
Â
"Terimakasih, yang mulia. Atas penghargaan yang selama ini yang mulia berikan kepada saya."
"Iya-iya. Kau memang pantas mendapatkannya. Namun, kau belum setia kepadaku. Sekarang, aku ingin kau membunuh semua anak buahmu. Membunuh seluruh keluargamu di hadapanku untuk membuktikan kesetiaanmu padaku."
"Maksud yang mulia?!"
"Kau tau sendiri ini apa."
Dokter frankeestaat kemudian menelan ludah. Ia kaget dan ketakutan. Betapa cerobohnya ia hingga lupa membuang serum racun untuk menghabisi sang jenderal. Namun, terlambat baginya untuk lari dan menyembunyikan fakta. Maka untuk menyelamatkan dirinya, ia pun menyanggupi keinginan sang jenderal dengan mengeksekusi secara sadis seluruh murid dan keluarganya.
"Tuanku ... !!! Aku sudah memenuhi keinginanmu. Apakah ini cukup?!" tanya dokter Frankensteet sambil menangis melihat seluruh anggota keluarganya mati di tangannya sendiri dengan cara sadis.
"Belum! Sekarang kuperintahkan kau meminum racun ciptaanmu sampai habis.""
Seluruh petinggi dan bawahan sang jenderal terdiam. Beberapa dari mereka merasa mual melihat jejeran mayat yang digantung dan telah dikuliti.
"Bagus, sekarang. Minumlah racun itu. Agar kau menyusul mereka."
Kemudian dokter Frankensteet meminum racun itu.
"Apa ini tuan?! Komposisinya bukan seperti ini."
"Iya. Itu memang bukan racun buatanmu. Aku ingin kau mati perlahan-lahan. Racun itu akan membunuh seluruh sistem syarafmu dokter. Bawa dia ke penjara!"
"Kurang ajar!!!" Kutuk dokter Frankensteet dalam hatinya. Namun, semuanya sudah terjadi. Kini, Stephen akan segera menyempurnakan proyek barunya.
Â
Â
Â
Â
Â
Â