***
"Iya, benar katamu dokter Frankeestaat. Kau memang selalu ingin dipuji dan kau tau cara agar aku memujimu." kata Jenderal Stephen.
Â
"Terimakasih, yang mulia. Atas penghargaan yang selama ini yang mulia berikan kepada saya."
"Iya-iya. Kau memang pantas mendapatkannya. Namun, kau belum setia kepadaku. Sekarang, aku ingin kau membunuh semua anak buahmu. Membunuh seluruh keluargamu di hadapanku untuk membuktikan kesetiaanmu padaku."
"Maksud yang mulia?!"
"Kau tau sendiri ini apa."
Dokter frankeestaat kemudian menelan ludah. Ia kaget dan ketakutan. Betapa cerobohnya ia hingga lupa membuang serum racun untuk menghabisi sang jenderal. Namun, terlambat baginya untuk lari dan menyembunyikan fakta. Maka untuk menyelamatkan dirinya, ia pun menyanggupi keinginan sang jenderal dengan mengeksekusi secara sadis seluruh murid dan keluarganya.
"Tuanku ... !!! Aku sudah memenuhi keinginanmu. Apakah ini cukup?!" tanya dokter Frankensteet sambil menangis melihat seluruh anggota keluarganya mati di tangannya sendiri dengan cara sadis.
"Belum! Sekarang kuperintahkan kau meminum racun ciptaanmu sampai habis.""
Seluruh petinggi dan bawahan sang jenderal terdiam. Beberapa dari mereka merasa mual melihat jejeran mayat yang digantung dan telah dikuliti.