Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
"Aku sudah menghabiskan banyak uang dan waktu yang terlalu lama. Fase demi fase dalam kehidupan yang tidak pernah adil, telah kulalui. Proyek ini harus berhasil dan membuatku sukses. Bagaimana profesor Ofderich. Apakah kau sanggup memenuhi permintaanku?"
"I-iya, jenderal. Saya akan melakukan semampu saya untuk melaksanakan perintah yang mulia jenderal." Jawab profesor Ofderich dengan terbata-bata. Sang profesor tau. Bahwa ambisi gila jenderal stephen mustahil. Namun, jika ia menolak. Maka sang profesor akan menjadi mayat percobaan yang diawetkan seperti deretan jutaan mayat yang berada di dalam tabung nitrogen yang memenuhi ruangannya. Jenderal Steven Collers adalah jenderal yang cemerlang di angkatannya. Kehidupannya yang kontroversional, wataknya yang pandai menyembunyikan sisi psikopatnya membuat para perwira menengah dan tinggi serta pejabat negara yang mengenalnya tidak menaruh curiga pada dirinya atas rentetan kejadian pembunuhan dan mutilasi di jalanan ibukota kekaisaran jerman barat. Pembunuhan yang disebut moonreztchergth (malam berdarah) yang setiap malam menghantui para tunawisma dan preman di jalanan ibukota. Saat bersamaan muncul laporan kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap remaja gadis dan anak-anak. Angka laporan sodomi dan rentetan kasus penistaan bahkan pengkebirian para pastor. Seluruhnya, dilakukan demi mewujudkan cita-cita sang jenderal untuk menciptakan tatanan dunia baru. Sebuah peradaban yang akan menciptkan manusia-manusia maju, modern dan abadi. Sang jenderal juga berambisi ingin menjadi dewa yang disembah seluruh alam semesta. Sebuah mimpi yang dimulainya dengan menjadi martir demi menjadi tuhan.
"Yang Mulia, kalau saya boleh sarankan. Kita hentikan saja pembunuhan terhadap warga sipil dan menggantinya dengan para budak, tahanan politik." usul dokter Augustine.
"Tidak! Tidak bisa. Justru sekarang, kita mesti menambah satu golongan lagi, yaitu anak-anak. Mereka remaja, muda, penuh energi. Mereka bisa menambah stamina dan menjadikan yang mulia kekal abadi." bisik dokter Frankeestaat.