Oleh : Muhammad Sidiq Akbar Nugraha
Gempa 6,1 di Malang dan Sangihe menambah catatan panas musibah di negeri ini. Bencana memang sejatinya adalah ketetapan takdir sang Illahi. Namun, setiap akibat pasti punya sebab atau bahkan faktor “x” di dalamnya. Dalam ilmu sains, gempa dijelaskan sebagai bentuk pelepasan energi bumi. Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan bumi yang bergerak ke satu arah atau bisa juga lebih. Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Gempa sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu, dan berhasil mereduksi populasi bumi. Gempa terbesar di Indonesia terjadi pada 26 desember 2004 di aceh, dan sebelumnya bahkan setelahnya Indonesia masih berpotensi dan terus-menerus diterpa oleh gempa. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara dengan banyak kepulauan besar dan kecilnya juga jalur pegunungan api (ring of fire menjadi faktor seringkali terjadinya gempa baik dalam skala kecil maupun besar. Beberapa daerah di Indonesia yang berbatasan dengan samudera lepas menjadi episentrum daerah rawan bencana gempa dan ledakan gunung berapi.
Sejarah gempa di Indonesia
Seperti kawasan bumi lainnya, sejarah gempa di Indonesia sudah terjadi selama ratusan atau jutaan tahun yang lalu. Tercatat gempa yang paling dahsyat terjadi di area krakatau dan selat sunda pada tahun 1705 dan 1896. Sebagai kawasan ring of fire potensi gempa dan tsunami di Indonesia sangat sering terjadi dalam skala besar. Kasus-kasus seperti Aceh 2002, Nias 2005, Pangandaran 2006, Yogjakarta, 2006, Manado 2011. Fakta geografis di Indonesia, yang merupakan daerah ring of fire Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasific (Pacific Ring of Fire) mempunyai potensi yang besar mengalami bencana alam. Pasalnya, Indonesia berada di antara gugus gunung api dan titik pertemuan lempeng bumi yang rawan terhadap bencana alam yang mengerikan.
Bahkan, pada 2018 banyak bencana alam yang menerpa negeri ini. Salah satu yang terbilang membekas di ingatan ialah tsunami di Palu dan Donggala sekitar bulan Oktober. Lalu, disusul tsunami Selat Sunda yang terjadi di wilayah Banten, khususnya Anyer, Tanjung Lesung, Carita, dan sekitarnya pada bulan Desember.
MUSIBAH DALAM SUDUT PANDANG
Musibah memiliki dua perspektif. Dipandang dari segi sains, gempa terjadi akibat adanya pelepasan tenaga endogen dari dalam bumi yang menimbulkan getaran (eksogen) keluar dan menyebabkan kerusakan.
MUSIBAH MENURUT SAINS
Musibah menurut para ahli Departemen Kesehatan RI (2001) mendefinisikan bencana sebagai peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.
Menurut catatan The Global Seismic Hazard Assesment Program yang dikutip dari Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada, disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang dilintasi secara sinambung jaring kerja geothermal sehingga tidak aneh jika Indonesia rentan terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, retakan lapisan tanah dan semburan gas bumi.
Bencana alam seperti sebuah kejadian yang disebabkan oleh alam, merusak sistem kehidupan, menimbulkan kerusakan dan kerugian materil maupun non-materil baik dalam skala kecil maupun besar, gempa juga mengakibatkan kerugian psikologis bagi korban yang terkena dampaknya.
MUSIBAH DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
Islam memiliki sudut pandang yang luas dan komprehensif berkaitan dengan (asbab) sebab dan akibat dari sebuah bencana alam
Sebagai Bentuk Kasih Sayang Allah
Musibah adalah cara Allah memperlihatkan kasih sayangnya kepada seorang hamba.
Sebagai Ujian
Musibah juga ada sebagai bentuk ujian agar kita lebih bersabar.
Musibah Karena Dosa Manusia
Suatu musibah yang menimpa seseorang atau negara bisa juga disebabkan karena adanya kemaksiatan dan kemungkaran di negeri tersebut.
Di dalam Al-Quran Allah SWT telah memberikan gambaran dan petunjuk yang sangat jelas mengenai alam dan lingkungan yang menjadi landasan dasar sikap manusia terhadap alam semesta dan lingkungan;
Pertama, Ayat-ayat yang menyebutkan tentang gambaran alam, tujuan penciptaan alam dan keutamaan-keutamaan serta nikmat-nikmat Allah SWT yang didapatkan oleh manusia melalui alam dan lingkungannya (lihat QS. Al-Nazi”at/79: 23-33, Al-Anbiya/21: 16-18, Ad-Dukhaan/44: 38, Al-Baqarah/2: 22 dan QS. Shaad/38: 27).
Kedua, Ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan –dan menjelaskan tentang—lingkungan dan sumber-sumber kehidupan manusia, seperti air, tanah dan udara (Lihat QS. Al-Ahqaaf/46: 3, Al-Nuur/24: 40 dan 43, Al-baqarah/2: 164, Al-Baqarah/2: 60, Al-Anbiya/21: 30, Al-Nuur/24: 45, Al-Nahl/16: 79, Thaha/20: 53 dan QS. Ibrahim/14: 32).
Ketiga, Ayat-ayat yang menjelaskan tentang kerusakan lingkungan, manusia yang sering tidak memperhatikan lingkungan, sikap manusia yang sering bertindak sewenang-wenang dan bahkan kerusakan lingkungan tersebut sebenarnya adalah akbat dari perbuatan manusia (Lihat QS. Al-Baqarah/2: 22, al-Ruum/30:41-43, Al-Baqarah/2:205 dan QS. Al-”Alaq/96:6-7.
Musibah Sebagai Tanda Kiamat Semakin Dekat.
Musibah yang sering terjadi juga merupakan tanda bila dunia ini semakin dekat.
Lalu, apa yang harus kita lakukan menyikapi musibah bencana alam?
Selalu berprasangka baik. Bahwa Allah itu maha penyanyang
Segera evaluasi dan bertobat dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, masyarakat dan negara.
Sumber referensi:
Suara.com
Media Jambi
Wikipedia.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H