Pada siang hari ini, Paris sangatlah panas. Aku pulang dari Les Galeries LaFayette dengan membawa barang belanjaan yang berisi sepatu, tas, dan pakaian.Â
Sambil berjalan, aku merasa sedih, hari ini aku pergi seorang diri karena temanku sedang sakit. Namun, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrakku, tanpa mampu untuk menghindar, aku terjatuh, dan kepalaku terbentur jalan. Tidak ada lagi yang dapat kuingat setelah itu.Â
Saat tersadar, aku sudah berada di rumah sakit. Aku sulit untuk membuka mata dan mataku sudah dibalut oleh perban. Begitu gelap. Lalu, ibu berkata "Kepalamu terbentur cukup keras, tapi kamu harus tetap tenang."
"Kamu masih beruntung karena tidak mengalami luka berat dan tidak mengeluarkan banyak darah." ucap Ayah.
Tapi, aku merasa bahwa mataku tidak dalam kondisi yang normal. "Dokter, bagaimana kondisi mataku saat ini?" tanyaku pada dokter.
Dokter menyatakan bahwa perbanku akan segera dilepas dan aku boleh pulang ke rumah. "Benturan pada kepalamu menyebabkan gangguan pada jaringan saraf." ucap dokter.
"Lalu, apa yang akan terjadi dengan mataku?" aku merasa sedih.
"Mohon maaf, benturan tersebut merupakan benturan yang keras, maka mata kamu di diagnosa buta" aku tidak percaya dengan apa yang dokter katakan.
Ibu berusaha untuk menenangkanku, "Sabarlah, Alisha.. Kamu harus kuat, ya?"
"Doakan aku ya, Ibu.. Agar aku selalu diberikan kekuatan dalam menjalani cobaan ini."
Sebulan telah berlalu, aku merasa telah kehilangan segalanya. Tetapi temanku yang bernama Haydar selalu memberiku semangat. "Al, tegarlah dalam menghadapi cobaan ini. Percayalah, kamu tetap menjadi teman terbaikku."