Mohon tunggu...
Lotusflowerin
Lotusflowerin Mohon Tunggu... Penulis - pernah coba menghitung bintang

Traveller, penggiat buku, suka serabi cirebon rasa gula merah, dulu sempat buka lapak baca sama teman sekitar tamsur - sempur bogor, sekarang terusir izin-izin pemda, jadi aku menulis saja, jika kosong ambil satu huruf besar sendiri dan simpan dalam kantong, kancing baju rapih, hatur danke warga nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merbabu, Sleman, dan Berani Hitam

27 Juli 2018   05:23 Diperbarui: 27 Juli 2018   05:45 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alam Indonesia sudah tidak perlu tanda tanya lagi, flora dan fauna yang beragam menjadikan Indonesia negeri dengan surga tersembunyi yang ada, baik wisatawan mancanegara dan lokal berbondong-bondong menikmati alam Indonesia, salah satunya pegunungan yang ada di daerah Jawa. 

Siapa yang tidak kenal Merbabu, dengan pesona mengagumkan bagi sebagian pendaki nusantara, menjadikan Merbabu keindahan yang tidak dapat digambarkan dengan berbait kata-kata. Namun, mata dapat menatap menjadi sketsa bahagia saat berjumpa. 

Mengapa Sleman dan akhir judul Berani Hitam berhubungan, sebelum memulai jangan tinggalkan kopi terdiam ditempat penyimpanan, kopi nusantara harus di lestarikan. 

Bicara soal kopi, sebelum singgah menatap pesona Merbabu kita bisa sedikit melipir ke daerah Yogyakarta, banyak penjual kopi tradisional yang masih mempunyai ciri khas tersendiri, selain alam yang menarik mata, Yogyakarta bisa menjadi surga bagi pencinta kuliner nusantara. 

Kawan-kawan pembaca bisa mengetahui lewat jejaring web, tentu banyak sekali kuliner nusantara, tidak akan habis jika membahas satu persatu-satu.

Rabu pagi saya beranjak dari Jakarta ke Yogyakarta, perjalanan menggunakan kereta dimulai saat senja tiba, menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam saya tiba di stasiun lempuyangan pada pagi hari. 

Sebelum beranjak menikmati kota teristimewa di Indonesia ini, angkringan sekitar stasiun menarik mata, tentu saja kopi joss yang terkenal menu awal pembuka saya menikmati Yogyakarta. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Selain berniat melepas kepenatan dari Jakarta, Yogyakarta bisa menjadikan siapa saja mendapatkan pelajaran berharga setelah pulang. 

Setelah menikmati kopi dengan arang pilihan yang sudah di masukan kedalam gelas, mengunjungi beberapa daerah terkenal di Yogyakarta tidak  mungkin saya tinggalkan, dari keraton, museum, hingga berjalan di Malioboro. 

Sore mulai tiba, tanpa menghabiskan waktu lebih banyak lagi saya menghubungi teman yang berada di Sleman. 

Dengan nama akun media sosial yang di samarkan menjadi Elang, saya mengirim pesan singkat. Alamat di daerah Sleman sudah saya dapatkan, dengan menggunakan transportasi online saya beranjak, tujuan awal memang Merbabu, Yogyakarta hanya kunjungan datang lantas pergi. 

Setelah tiba di Sleman, saya berbincang dengan teman dari Berani Hitam, salah satu komunitas pendaki ini dinamakan Berani Hitam Traveller, komunitas yang berdikari tanpa bantuan pemerintah dan donasi siapapun sudah berjalan kurang lebih dua tahun lamanya. 

Teman pertama yang saya temui adalah Mas Fika, saya ubah dengan panggilan Mas, karena panggilan Bang hanya ada di Jakarta. 

"Mas maaf tiba terlalu cepat", ucap dengan bahasa kaku.
"ora popo, silahkan masuk".

Sebelum tiba saya sudah mengajak taruhan diri saya sendiri, lidah membisu akan terjadi. Tentu saja terkendala bahasa salah satu alasan saya masih sering terdiam, daripada membuka obrolan dengan memaksakan bahasa yang saya baru belajar lewat pencarian web, ini akan terasa aneh. 

Setelah berbincang dengan obrolan santai, perlahan teman dari Berani Hitam datang, puncak klimaks saya terdiam ketika semua berkumpul. Menjadi pendengar yang baik, mempelelajari satu kosa kata bahasa baru salah satu pengalaman berharga, 

Karena Aksara Jawa juga menggunakan bahasa mereka, tidak ada bahasa baku seperti di Jakarta. Memang ketika seseorang memutuskan mencari relasi pertemanan, kita harus banyak belajar dan menghargai keadaan dimana tempat kita berpijak, tidak bisa kita memaksakan kehendak. 

Pagi sudah kembali, setelah bersiap dengan semua hal. Teman dari Berani Hitam dan saya sendiri beranjak menggunakan roda dua ke arah base camp pendakian Selo. 

Tidak begitu jauh jika menempuh jarak dari sleman ke base camp pendakian Merbabu, kurang lebih 2 jam. 

Simaksi ketika masuk pendakian kurang lebih sekitar 20rb rupiah, simaksi yang kita berikan tidak semua masuk kantong penjaga tenang saja, semua untuk kepentingan sarana dan prasarana pendakian. 

Meskipun setiap tahun ada peningkatan, saya rasa tingkat kenyaman juga harus ditingkatkan dari pihak pengelola. 

Setelah persiapan cukup, salah satu teman dari Berani Hitam yaitu Mas fika mendaftar di pos pendakian, kami memulai pendakian dengan santai, beban berat di tas tidak mungkin bisa dipakai sambil berlari, pendakian Merbabu via Selo dimulai. 

Pendakian via Selo saat itu sedang ramai dengan pendaki lain, bertemu wanita di jalur merupakan hal bonus. 

Basa basi antar pendaki sudah biasa terjadi, dari menanyakan asal dan memberi semangat sudah biasa dilakukan, syukur-syukur dapat kenalan itu lebih dari bonus mungkin bagi jomblo yang apa apa selalu sendiri, sedikit hiburan memang perlu asal batas kesopanan tetap diutamakan itu sudah cukup bagi jomblo kan. Sudah bahas wanita, pendakian dari pos awal menuju tempat mendirikan tenda kurang lebih 7 jam, tergantung mendirikan nya dimana. 

Banyak spot mempesona untuk mendirikan tenda di Merbabu, mulai dari sabana awal sampai sabana kedua. 

Kawan-kawan bisa memilih tergantung stamina dan kondisi yang pas saat mendirikanya, ketika sore hampir menuju malam saya dan teman-teman dari Berani Hitam mendirikan tenda di sabana satu, memang semua proses butuh perjuangan. 

Bukan soal tenda saja, memasak dan hal lain yang harus dibereskan harus diselesaikan, mengingat tubuh tidak perlu dipaksakan untuk menuju tempat yang sudah ditentukan awal.

Nikmat tidur ditenda bagi sebagian pendaki katanya seperti menginap di hotel bintang lima, apakah benar adanya ? Tentu saja, Ac yang lebih dari hotel, Makanan instan yang sangat enak seperti spageti bikin perut lapar mendapatkan halusinasi seperti ini, jangan tanya soal pelayan dan kasur empuk. 

Mimpi saat tidur malam ditenda terbayang seperti nyata, entah kondisi yang sudah lelah faktor utama atau faktor alam yang menjadi penyebabnya, setalah melewati proses awal yang begitu panjang saat pagi tiba kita akan di suguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah, entah apakah ini hadiah terbaik dari semesta. 

Norman Edwin salah satu wartawan Kompas dan pencinta alam  (1955-1922) pernah berkata, "alam sebagai sarana pendidikan dan bukan cuma petualangan" (catatan sahabat sang alam).

Alam memang banyak menawarkan keindahan, tetapi dengan melihat keindahan saja kita tidak cukup, mungkin salah satu hal terbaik adalah mencintai dan mempelajari alam agar bisa dinikmati cucu kita kelak, dengan membawa turun sampah kebawah juga bagian yang harus dilakukan.

Pepatah lain pernah berkata, pria gentel bukan seberasa besar otot nya tetapi dari cara membuang sampah itu bisa dilihat seberapa gentel dirimu. 

Buat para penikmat alam bagian manapun, rawatlah alam tempatmu, lakukan petualanganmu. Yang mau perbanyak relasi jika ingin mengtahui yogyakarta atau sekedar muncak bareng follow media sosial ig berani_hitam_traveller dan buat teman yang ingin memperbanyak relasi follow us jejakabut, tak kenal maka tak sayang. Ambil setiap perjalanan pembelajaran berharga, bawa turun sampahmu. SALAM LESTARI.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun