Kebahagiaan kembali terasa disaat keluarga ini mulai mendekatkan diri satu sama lain. Ia pun perlahan-lahan bersikap dewasa dan menurunkan egonya demi kemesraan keluarga terjalin erat kembali. Ibu dan ayahnya mulai memperhatikan kehidupannya lagi. Setelah peristiwa tersebut terjadi semuanya berubah menjadi lebih baik.
Saat kecil aku merasa hidupku sangat bahagia karena semua yang aku inginkan selalu orang tuaku berikan, tetapi saat dewasa entah pikiran apa yang mengganguku sehingga membuatku sedikit demi sedikit menjauh dari kedua orang tuaku.
"Victoria ayo turun sayang" teriak ibunya
"Iya ibu, sebentar" jawabnya.
Malam minggu memang Victoria dan keluarga sangat sering keluar untuk berjalan jalan mengelilingi kota Surabaya. Saat ini keluarga nya memutuskan untuk pergi ke mall terdekat dari rumah saja. Sesampainya di mall mereka menghampiri rumah makan terlebih dahulu untuk mengisi perut kosong mereka.
"Kamu sebentar lagi menuju jenjang SMA, sudah tau mau masuk SMA mana?" tanya ibu.Â
"Aku mau ke SMA 2 saja bu" jawabnya.
"Kenapa harus SMA 2? kan ada SMA 4, lebih dekat dari rumah juga kan"
"Hmmm terserah ibu saja" jawab Victoria dengan nada malas
"Ibu tidak pernah memaksa kamu sayang, tapi menurut ibu lebih enak ke SMA 4 saja, dekat dengan rumah"
"Iya ayah juga setuju dengan ibu, di SMA 4 juga lebih murah daripada SMA 2" ucap ayah Victoria
"Iya" jawabnya singkat
Setelah mereka selesai makan malam, mereka pun melanjutkan berkeliling mall dan saat hari semakin malam mereka kembali kerumah. Sesampainya dirumah Victoria langsung masuk ke kamar dan mulai memikirkan tentang ucapan ibu dan ayahnya saat di rumah makan. Ia merasa kedua orang tuanya tidak mendukung keinginannya untuk memasuki sekolah yang sudah ia mimpikan dari lama.
Victoria merasa takut untuk menolak keinginan ibunya, karena ia tau jika orang tuanya lah yang membiayai semua pendidikannya. Tetapi pada akhirnya ia mengikuti keinginan dari kedua orang tuanya.
Sekarang saatnya Victoria memasuki jenjang SMA. Ia memutuskan masuk ke SMA pilihan orang tuanya. Selama Victoria bersekolah disana ia mulai beradaptasi dengan sekolah itu walaupun sebenarnya itu bukan sekolah impiannya.
Sudah 1 tahun Victoria jalani pendidikan nya dijenjang SMA ini. Saat ini sudah waktunya adik Victoria untuk memasuki jenjang SMP. Jayden adalah adik Victoria, Jayden dimasukkan ke SMP Petra oleh ibu nya. Dimana SMP itu termasuk SMP terbaik yang ada di kotanya dan terkenal sangat mahal. Disaat itulah Victoria merasa sangat iri kepada adiknya dan marah kepada kedua orang tuanya karena 1 tahun yang lalu kedua orang tuanya tidak menyetujui permintaan nya untuk ke SMA impiannya dengan alasan biaya yang mahal.
Akhir akhir ini Victoria sangat jarang bertemu kedua orang tuanya karena mereka sangat sibuk bekerja sehingga jarang pulang kerumah. Dari situlah Victoria mulai jarang berkomunikasi dengan orang tuanya karena ia merasa sudah terbiasa walaupun tidak berkomunikasi dengan mereka.
Suatu hari saat orang tuanya pulang ke rumah Victoria menghampiri ibunya dan berkata "Bu Victoria boleh minta uang ngga? untuk bayar uang bulanan sekolah, soalnya dari kemarin sudah ditagih pihak sekolah"
"Bentar ya, kamu bayarnya nanti dulu soalnya ibu harus bayar uang bulanan adik kamu dulu" jawab ibu Victoria
"ohh yasudah" ucap Victoria lalu langsung kembali ke kamar.
Saat di kamar ia merasa sangat kecewa kepada kedua orang tuanya karena mereka lebih mementingkan adiknya daripada ia.
Kini 2 tahun berlalu, sudah saatnya Victoria melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. Ia sudah menemukan universitas yang ingin di tujunya, tetapi kedua orang tua nya menolak keputusannya lagi.
"Kenapa kalian selalu menolak semua keputusan Victoria" Tanya Victoria dengan nada kesal
"Bukan seperti itu maksud ibu nak, sekarang kamu tau kan biaya sekolah adik kamu tidak murah"
"SELALU SAJA ADIK, aku juga ingin pendidikan yang lebih baik untuk masa depanku bu. Kenapa kalian selalu lebih mementingkan adik daripada diriku. Aku tau biaya perkuliahan nanti tidak murah, dan universitas yang kupilih swasta tapi menurutku universitas itu sangat cocok untuk Victoria" jawab Victoria dengan emosi
"iya ibu tau universitas itu sangat baik, tapi masih ada banyak universitas negeri nak"
Victoria yang mendengar ucapan ibunya pun sangat emosi dan merasa sangat tidak adil. Akhirnya ia pun pergi meninggalkan ruang tamu lalu pergi ke kamarnya.
"Kenapa ibu selalu membela Jayden, aku juga ingin memilih jalan hidupku"
Setelah bertengkar dengan ibunya, Victoria beberapa hari ini memilih untuk menjauh dari orang tua nya. Walaupun mereka setiap hari bertemu tetapi Victoria selalu bersikap dingin kepada mereka.
Beberapa hari kemudian saat Victoria sedang melamun ayah Victoria mengetuk pintu kamarnya dan meminta izin untuk masuk.
"Victoria, ayah tau ini berat untuk kamu. Ayah juga minta maaf karena tidak bisa membela kamu di depan ibu ya nak, tapi kamu harus tau sebenarnya ibu menolak semua keputusan kamu demi kebaikan masa depan kamu nak. Jangan marah ya sama ibu"
"Tapi yah kenapa selalu aku yang mengalah, Victoria juga ingin memilih jalan hidup Victoria" ucap nya menangis
"Kamu sebagai anak pertama seharusnya lebih dewasa sayang, tidak semua hal harus dipermasalahkan. Kamu tau kan biaya pendidikan yang membayar semuanya itu ibu dan ayah. Jadi kamu harus ikhlas ya sayang. Asal kamu tau juga, sebenarnya Jayden juga tidak ingin bersekolah di sekolah itu, ibu yang memilih sekolah itu untuknya"
Victoria merasa perkataan ayah nya benar, ia sadar bahwa selama ini kedua orang tuanya juga lelah mencari uang untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. Sekarang ia pun merasa lebih tenang setelah ayah nya memberi nasehat.
Pada akhirnya Victoria menemui ibunya untuk meminta maaf dan terlalu membela ego nya tanpa memikirkan orang di sekitar.
"Maafin Victoria ya bu, Victoria terlalu egois"
"Ibu juga minta maaf sayang karena selalu menolak keputusan kamu. Jadi sekarang ibu akan menerima keputusan kamu untuk masuk ke Universitas yang kamu mau"
Victoria yang mendengarnya merasa terkejut dan menangis dengan memeluk mamanya
"Maafin Victoria karena Victoria marah marah, tapi kalau ibu merasa berat dengan keputusan Victoria, Victoria ngga papa kok bu masuk universitas negeri"
"Keputusan ada di kamu sayang, tapi ibu tidak mau memaksa kamu"
Setelah meminta maaf Victoria lebih memilih untuk masuk universitas negeri dan memendam keinginannya lagi untuk masuk ke universitas impiannya. Ia merasa tidak ingin terlalu egois demi keluarganya.
Tidak semua hal yang kita rencanakan selalu berjalan dengan lancar. Apapun kehidupan yang terjadi dimasa depan adalah tentang takdir dan pilihan. Tetapi jangan terlalu membuat karangan hidup yang terlalu berlebihan karena ekspektasi tidak selalu sesuai dengan realita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H