Mohon tunggu...
Fallenpx
Fallenpx Mohon Tunggu... -

I'll write more if deemed necessary ;)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

"Tank Medium", Benarkah Lebih Cocok Dibanding MBT di Indonesia?

28 Januari 2012   19:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 10122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih lanjut, industri dalam negeri masih belum bisa menghasilkan mesin diesel nasional berkekuatan 1500-2000hp (horsepower/daya kuda) sebagai tenaga penggerak MBT serta masih belum dikuasainya teknologi transmisi dan suspensi untuk menggerakkan dan menyokong beban sebuah MBT. Ini belum menyebutkan tentang sejauh mana kemampuan industri optik dan elektronika dalam negeri untuk menghasilkan komputer pengendalian penembakan (Fire Control System), sistem pencarian dan penjejakan target (Sighting System), giro stabilisator (Gyro Stabilizer) agar meriam bisa tetap stabil ditembakkan sewaktu kendaraan berjalan, sistem tindak balas (Counter Measure) serta proteksi aktif (Active Protection System) dan lain sebagainya.

Jadi tidak serta merta "tinggal menambah lapis baja yang lebih tebal dan memberi meriam kaliber besar pada prototip tank (APC beroda rantai) PINDAD" maka jadilah MBT nasional! Opini semacam ini hanya menyesatkan semua pihak terutama mereka-mereka yang awam dalam bidang persenjataan dan kemiliteran.

***

I.b. Kesimpulan mengenai jenis-jenis kendaraan tempur

Kesimpulan yang bisa diambil disini adalah:

a. APC - adalah kendaraan militer berlapis baja (armored) yang berfungsi buat mengangkut pasukan. b. IFV - adalah kendaraan tempur lapis baja untuk bantuan tembakan infantri. c. MBT - adalah kendaraan tempur lapis baja beroda rantai yang di desain untuk menerobos garis pertahanan lawan, menahan gempuran dan melawan MBT musuh. Untuk fungsi defensif, MBT juga bisa digunakan sebagai "benteng bergerak" untuk melindungi garis depan atau gerak mundur pasukan.

Lalu ada satu catatan penting mengenai kemampuan strategis dalam negeri dimana kemampuan yang ada sekarang ini masih belum cukup untuk menghasilkan MBT nasional. Baik dari segi penguasaan teknologi material yang digunakan, permesinan, persenjataan dan komputer/elektronik serta optik seperti yang telah diuraikan diatas. Berangkat dari pengalaman membuat APC dan IFV dari basis VAB 4x4, maka akuisisi MBT dari luar negeri memiliki nilai strategis yang tidak hanya digunakan untuk menambah kekuatan TNI-AD, tapi juga sebagai "buku pelajaran" yang sangat bernilai yang akan dipelajari oleh pihak-pihak terkait yang pada akhirnya di kemudian hari akan membantu industri-industri strategis nasional untuk merancang bangun dan membuat MBT sendiri.

***

II. (Salah kaprah) pengelompokan jenis-jenis tank.

Kemudian timbul lagi suara-suara yang memperkarakan berat tank yang ingin dibeli oleh TNI dan menganjurkan agar TNI menggunakan "tank medium" karena dinilai lebih cocok untuk di Indonesia. Ironisnya, mereka-mereka yang bersuara lantang seperti itu mungkin tidak mengetahui konsep sebenarnya mengenai tank dan bahkan pembagiannya menurut berat yang tidak lagi dipakai - atau setidaknya tidak lagi diikuti seluruhnya - di masa sekarang ini. Di bagian ini akan dibahas mengenai perkembangan kategori-kategori tank modern mulai dari masa Perang Dunia II.

II.a. Pembagian berdasarkan berat

Di masa Perang Dunia kedua (PDII - 1939 s/d 1945) dikenal pembagian tank berdasakan beratnya:

1. Tank Ringan.

Tank ringan pada masa PDII, difungsikan sebagai kendaraan intai taktis dan/atau sebagai bantuan tembakan untuk mendukung gerak maju infantri (seperti konsep IFV sekarang). Dalam masa awal-awal PDII dengan serangan kilat (Blitzkrieg) Jerman yang menginvasi negara-negara Eropa, tank-tank ringan juga digunakan sebagai ujung tombak penyerangan, menembus garis depan musuh dan memporak-porandakan jalur logistiknya. Dengan didukung oleh kekuatan udara yang menyediakan "payung udara" serta membombardir titik-titik strategis kekuatan lawan, taktik serangan kilat ini bak air bah yang menggulung musuh dan memaksa mereka untuk mundur atau menyerah.

Tank-tank ringan dimasa ini memiliki karakteristik bobot yang relatif ringan (antara 5 hingga sekitar 20 ton) dan ukuran yang kecil, lapis baja yang tipis dan dipersenjatai dengan persenjataan ringan mulai dari senapan mesin dan/atau kanon otomatis berkaliber antara 7,62mm hingga 12,7mm (senapan mesin) atau 20-37mm (kanon otomatis) seperti terlihat pada M2 Stuart diatas. Bila dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya, tank jenis ini memiliki kemampuan mobilitas tertinggi namun dengan daya gempur dan proteksi yang paling rendah. Dua hal yang terakhir ini yang menjadikan kegunaannya dibatasi menjadi kendaraan intai taktis khususnya pada masa pertengahan dan akhir PDII dan setelahnya.

2. Tank Medium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun