Meski banyak kritik dari masyarakat internasional, tidak ada tekanan yang cukup kuat untuk mengubah perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina. Dukungan politik dari negara-negara kuat sering kali membuat Israel kebal terhadap konsekuensi.
Perlakuan ini jelas melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa, yang mengatur perlindungan bagi warga sipil dan tahanan dalam konflik. Namun, tanpa tekanan global yang lebih tegas, pelanggaran semacam ini terus berlangsung.
Kenapa Israel Doyan Melanggar Perjanjian?
Meskipun gencatan seniata telah disepakati, tapi israel terus menerus melanggar. Contoh mencolok di depan mata adalah di Tepi Barat, Â banyak warga Palestina yang meniadi korban dan ditahan. Benarkah hal ini karena israel tak rela dengan pertukaran tahanan, hingga ingin menggantinya agar penjara cepat penuh kembali?
Berdasarkan pola yang sering terlihat dalam konflik Israel-Palestina. Setelah kesepakatan gencatan senjata atau pertukaran tahanan, Israel sering melanjutkan tindakan represif di wilayah Palestina, termasuk di Tepi Barat.Â
Beberapa alasan yang mungkin mendasari situasi ini:
1. Ketidakpuasan atas Pertukaran Tahanan
Israel mungkin merasa bahwa pertukaran tahanan, terutama jika melibatkan pembebasan tahanan Palestina, tidak menguntungkan secara strategis atau simbolis. Tindakan penahanan baru atau operasi militer dapat digunakan sebagai cara untuk "mengimbangi" apa yang mereka anggap sebagai kerugian dalam kesepakatan tersebut.
2. Upaya Menekan Perlawanan Palestina
Dengan terus melakukan operasi di Tepi Barat, Israel berupaya untuk melemahkan kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam, atau bahkan warga sipil yang dianggap mendukung perjuangan Palestina. Penahanan massal sering digunakan sebagai bentuk tekanan politik dan sosial.
3. Strategi Kolonial