Selain itu, representasi perempuan dalam kabinet masih minimal, dengan hanya 14 perempuan yang sebagian besar menempati peran subordinat, yang memicu kekecewaan di kalangan pendukung representasi politik perempuan yang lebih besar.Â
Secara keseluruhan, pemerintahan Prabowo-Gibran telah menunjukkan komitmen dalam memenuhi janji kampanye dan merespons kebutuhan masyarakat, meskipun tantangan dalam efisiensi pemerintahan dan representasi gender masih perlu diatasi.
Riak-riak Negatif
Berikut beberapa kritik atau hal negatif yang muncul selama 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran:
1. Kabinet yang Terlalu Besar dan Kurang Efisien
*Kabinet yang dibentuk Prabowo terdiri dari 109 anggota, menjadikannya salah satu yang terbesar dalam sejarah Indonesia.
*Kritik muncul terkait efektivitas biaya dan efisiensi pemerintahan, dengan beberapa pihak menilai bahwa ukuran kabinet ini lebih berorientasi pada kompromi politik daripada efisiensi birokrasi.Â
2. Kurangnya Representasi Perempuan di Kabinet
*Dari 109 anggota kabinet, hanya 14 perempuan yang sebagian besar menempati posisi subordinat.
*Hal ini memicu kritik dari kelompok yang mendukung representasi gender, mengingat pentingnya kesetaraan gender dalam pemerintahan.
3. Dominasi Elit dan Militer di Kabinet