Kekerasan terhadap anak, hingga melanggar hak anak tidak akan terjadi apabila orang dewasa, apakah itu guru atau pun orangtua, memahami tujuan dari hukuman yang dilakukan
Beberapa waktu terakhir ini, kita dikejutkan dengan beragam berita tentang kekerasan terhadap anak. Entah yang (kabarnya) dilakukan guru, atau pun justru dilakukan oleh walimurid dari siswa lain, yang notabene berstatus orangtua juga.
Segala ragam berita itu jelas membuat kita mengerenyitkan dahi. Sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa harus terjadi?
Kekerasan terhadap anak, hingga melanggar hak anak tidak akan terjadi. Apabila orang dewasa, apakah itu guru atau pun orangtua, memahami tujuan dari hukuman yang dilakukan.
Sejatinya, hukuman yang diberikan pada anak memiliki beragam tujuan. Meski pada awalnya bertujuan baik, namun bila caranya tak beretika dan tidak tepat sasaran, justru akan menimbulkan salah paham yang berujung pada pelanggaran terhadap hak anak.
Lalu apa sebetulnya tujuan hukuman yang diberikan pada anak agar tepat sasaran?
Tidak melenceng kemana-mana
Bahwa dalam memberi hukuman harus tepat sasaran sesuai tujuan yang diinginkan, tidak melebar kemana mana. Apabila tujuannya A, haruslah sesuai dengan sasaran yang dituju, yakni A. Jangan melebar kemana mana karena emosi. Sebab bila tak tepat sasaran, maka hukuman yang diberikan tidak akan dapat memberikan efek jera.
Tidak menyakiti
Tujuan hukuman adalah untuk memberi efek jera, tetapi harus diingat, bukan untuk menyakiti. Sebab bila sampai menyakiti, maka akan berdampak pada trauma psikis dan psikologis bagi anak, dan tentu saja merupakan kategori pelanggaran hak anak.
Tidak mempermalukan
Bila tujuan hukuman ingin memberi efek tepat sasaran, sudah pasti tidak membuat anak merasa dipermalukan. Apabila muncul rasa dipermalukan, maka dapat menimbulkan dendam, yang akan membuat anak bukannya kian jera, tapi jjustru tertantang untuk melakukan kesalahan yang sama, atau malah justru lebih parah lagi.
Tidak menjatuhkan martabat dan harga diri
Dalam memberikan hukuman, sudah selayaknya tetap menghormati hak anak, sebab anak adalah manusia juga, meski pun dalam wujud kecil atau belum dewasa.Â
Ketika orang dewasa tidak menjatuhkan martabat dan harga dirinya, maka sudah pasti akan tertanam kesadaran pada diri anak untuk meniru orang dewasa dalam menghargai harkat dan martabat orang lain.
Tidak menghakimi
Saat menjatuhkan hukuman, sebaiknya jangan bersifat menghakimi. Sebab efek penghakiman akan berpotensi membuat anak menjadi tersudut. Bila hal ini terus menerus dilakukan akan terjadi dua dampak, yakni keberanian anak untuk melakukan perlawanan. Atau malah justru anak menjadi bersifat oasif, selalu bersifat menyalahkan diri sendiri. Akibatnya di kemudian hari, ia akan mudah menjadi korban pembulian.
Demikian beberapa cara dalam menjatuhkan hukuman terhadap anak, agar hasil yang diperoleh lebih efektif, menimbulkan efek jera, namun tidak melanggar hak anak. Semoga dapat membantu.
Mari jaga dan sayangi anak-anak di sekitar kita sebagaimana anak-anak kita sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H