Mengejutkan! Malam itu sirine polisi meraung raung di luar kastil. Kami sangat terkejut. Gerbang pagar digedor gedor sangat kencang bak menggerebek maling. Kuajak Sony melarikan diri menuju hutan belakang rumah, namun ia bersikap bak pria sok jantan. Meskipun aku menghalangi langkahnya agar tak keluar membukakan gerbang, tapi ia tetap memilih berjalan menuruni lantai bawah menuju gerbang.
Kuamati dari kamar tingkat atas. Sony dengan langkah tegap membuka pintu utama. Tampaknya ia melakukan semua karena kegeraman sebab melihat sosok Albert di antara barisan polisi yang siaga dengan mengokang senjata.
Albert menghampiri Sony, lalu tiba-tiba menempeleng keras wajah Sony hingga berdarah. Kekasihku berusaha membalas pukulan, namun seorang polisi menghalangi sembari menunjukkan surat perintah penangkapan.Â
Entah apa isi surat perintah penangkapan itu, tapi samar-samar terdengar teriakan Albert sambil menunjuk-nunjuj wajah Sony bahwa ia telah membawa lari calon istrinya.
Polisi dengan cepat memborgol tangan Sony, lalu menyeretnya ke arah mobil polisi. Kulihat Albert bersama beberapa orang polisi mulai memasuki kastil. Aku sangat terkejut, terlintas di pikiranku, bahwa intinya hanya satu, ia akan membawaku kembali pulang, memisahkan aku dari Sony, lalu menikahiku.
Refleks kusambar tas travellingku, kabur ke hutan belakang rumah. Kupacu lariku secepat mungkin setelah kugembok pagar belakang rumah, agar tak ada yang bisa mengejarku. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H