Selalu menuntut menantu lelaki untuk memenuhi semua kebutuhan anak perempuannya. Akibatnya terkadang di luar nalar, anak perempuan bak ratu sementara menantu lelaki bak pembantu
Biasanya yang paling banyak disorot masyarakat adalah permasalahan antara ibu mertua dengan menantu perempuan. Padahal sebenarnya, permasalahan  antara bapak mertua dengan menantu lelakinya juga kerap terjadi. Tetapi karena kaum Adam lebih sering berpikir rasionil dan tidak baper alias bawa perasaan, sehingga tidak terlalu banyak tertangkap publik.Â
Walau pada awalnya memakai rasio, toh tak dapat dipungkiri terkadang akhirnya menimbulkan baper juga. Seperti yang sering kita tonton di layar kaca, menantu lelaki  menganiaya bapak mertuanya, atau sebaliknya. Yang tentu saja dapat kita tarik kesimpulan, bahwa meski pun pria banyak memakai rasio, namun tak sedikit juga yang mengedepankan perasaan.
Jika demikian, lalu apa saja permasalahan yang sering timbul antara bapak mertua dengan menantu lelaki, serta bagaimana pula cara mengatasinya. Kita perlu membahasnya, sebab tak dapat dipungkiri mungkin ada diantara pembaca yang mengalami hal tersebut.Â
Berikut faktor-faktor penyebab yang sering menjadi akar permasalahan antara bapak mertua dengan menantu lelakinya:
Egois
Hal ini biasanya dipendam oleh bapak mertua yang merasa anak perempuannya telah diambil oleh orang lain. Rasa cinta kasih yang sedemikian besar membuatnya bersikap ego, sehingga selalu menuntut menantu lelaki untuk memenuhi semua kebutuhan anak perempuannya. Akibatnya terkadang di luar nalar, anak perempuan bak ratu, sementara menantu lelaki bak pembantu.
Di sisi lain, menantu lelaki yang merasa diperbudak akan memilih dua sikap. Antara menurut atau melawan, akibatnya timbul konflik.
Menghadapi hal seperti ini maka sudah selayaknya dua pihak saling mengalah. Bapak mertua harus menyadar, bahwa sebesar apa pun cinta kasih yang dimilikinya, tetap tak selamanya ia menjadi bayang-bayang anak perempuannya. Dengan demikian dapat terhindar dari sikap mencampuri urusan rumahtangga menantu lelakinya.
Ketika bapak mertua dapat memiliki sikap bijak, maka sudah pasti menantu lelaki akan lebih tenang dalam berumahtangga. Sehingga tidak akan terjadi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) terhadap istri akibat bayang-bayang intimidasi bapak mertua.
Matre
Sifat seperti ini dapat menimbulkan permasalahan besar, baik antara bapak mertua, atau pun menantu lelaki. Bapak mertua menginginkan menantu lelaki yang kaya raya agar dapat memenuhi segala keinginannya beserta putrinya. Sementara di sisi lain, menantu lelaki juga menginginkan mertua kaya raya yang dapat menunjang kehidupannya kelak.
Permasalahan di atas dapat diatasi, apabila kedua pihak menghilangkan sifat matrelialistis masing-masing. Bahwa harta kekayaan, Tuhan yang mengatur. Kaya atau miskin tetap saling menghargai dan menghormati. Pernikahan tidak berdasar materi semata.
Dengan adanya sikap tenggang rasa seperti ini, tentu saja keharmonisan hubungan antara bapak mertua  dengan menantu lelaki dapat terjaga.
Keras kepala
Bukan hal menyenangkan ketika berhadapan dengan bapak mertua yang keras kepala. Ia sangat protektif terhadap anak perempuannya, sehingga ia memperlakukan menantu lelaki seperti itu juga. Apabila tidak menuruti tuntutannya, maka menantu lelaki ia paksa untuk bercerai dengan anak perempuannya.
Sikap ini tentu saja sangat menyulitkan bagi menantu lelaki. Selalu dituntut untuk menyediakan waktu dan tenaga seratus persen untuk mertua dan anak perempuannya, namun di sisi lain ada konsekuensi kekerasan verbal tatkala menolak semua perlakuan tersebut.
Apabila hal di atas yang terjadi. Tentu saja bapak mertua dituntut dapat bersikap rasionil dan sabar. Menyadari bahwa anak perempuannya sudah dewasa, telah tiba waktunya menentukan hidupnya sendiri beserta menantu lelaki. Dengan cara demikian, maka menantu lelaki dapat bersikap tenang dalam menjalani bahtera rumah tangganya.
Terlalu menuntut
Bapak mertua yang terlalu banyak menuntut terhadap menantu lelaki akan melahirkan konflik berkepanjangan. Sebab dapat melahirkan perang dingin apabila menantu lelaki enggan melayaninya.
Tuntutan yang dilakukan bapak mertua beragam macamnya. Seperti tuntutan adanya sejumlah keuangan tertentu yang harus diberikan pada bapak mertua setiap waktu, atau berupa tekanan terhadap menantu lelaki agar memperlakukan anak perempuannya sesuai keinginan bapak mertua.
Hal tersebut di atas dapat diatasi dengan sikap menahan diri diantara keduanya. Bapak mertua mengurangi tuntutannya yang berlebihan, bahkan juga menghilangkannya sama sekali. Sementara menantu lelaki memberi pengertian pada bapak mertua tentang kondisi keuangannya, sehingga bapak mertua dapat memahami dan menyadari kesalahan sikap yang diambilnya.
Demikian beberapa permasalahan yang biasanya timbul antara bapak mertua dengan menantu lelaki beserta cara mengatasinya. Semoga dapat membantu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H