Dengan dalih bahwa ambulan disusupi pejuang Hamas, Israel pun dengan mudahnya menghancurkan sarana transportasi vital di tengah berjatuhannya nyawa ribuan warga sipil. Meski pun klaim dan alasan sepihak tentang penyusupan ini tak erbukti dengan gamblang, namun toh negara zionis ini tetap memaksakan pendapatnya.
- 2500 rudal dijatuhkan
Dijatuhkannya 2500 rudal oleh Israel ke  jalur Gaza, setara dengan kehancuran yang disebaban dua bom nuklir. Bahkan kabar adanya bom fosfor yang dapat mengaibatkan korbannya menderita luka bakar seumur hidup. Jelas lebih parah dari kejadian Hirosima-Nagasaki, menunjukkan kebencian luar buasa yang bergejolak di hati negara zionis hingga bertindak di luar perikemanusiaan.
Kebiadaban ini justru dianggao hal biasa, dengan alibi menghancurkan markas Hamas. Seperti peribahasa petani bodoh yang menghancurkn lumbungnya demi mencari tikus.
- Meluluhlantakkan tempat pengungsian
Dengan serangan yang tanpa disertai akal sehat, meluluhlantakkan tempat pengungsian, jelas menunjukkan keinginan kuat memusnahkan bangsa Palestina, yang tentu saja mengarah pada genosida. Â
Penyerangan yang dilakukan terhadap tempat pengungsian, tentu saja tidak hanya menewaskan warga Palestina, namun juga warga Israel sendiri yang tengah disandera Hamas.
Mungkin hal tersebut dipicu dengan dilepasnya sandera wanita lanjut usia warga oleh Hamas. Yang saat konferensi pers, para sandera justru menceritakan sikap manusiawi dan kemuliaan Hamas terhadap sandera.Â
Namun dengan berjatuhannya banyak nyawa sandera akibat tindakannya sendiri, mengesankan terang-terangan tak peduli dengan nyawa rakyatnya. Jelas menunjukkan kefrustasian tentara Israel dalam menjadapi serangan Hamas.Â
Kini dengan mempelajari dan memahami segala tindakan dan tingkah-polah tentara Israel yang mewakili negaranya terhadap Palestina. Jelas menunjukkan penurunan akal sehat, terjadinya gangguan psikologis depresi, kekalutan, keputusasaan, dan buta langkah. Hal tersebut sangat mengerikan, sebab mencabik-cabik nilai-nilai kemanusiaan dan melanggar hukum perang internasional.
Jika sudah demikian, apakah kita masih waras bila berdiri di pihak Israel? Mari kita renungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H