Kembali kepada peristiwa beberapa waktu terakhir ini, tentang banyak terjadinya kekerasan dalam dunia pendidikan, baik yang dilakukan guru, atau pun justru dilakukan oleh siswa itu sendiri. Kita akan meninjau dari sisi pelaku dan korban, serta mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Adanya perilaku negatif yang ia dengar, ia lihat, mungkin juga ia rasakan. Mempengaruhi memori bawah sadar, yang akhirnya menimbulkan keinginan untuk meniru atau melakukan hal serupa.
Hal tersebut tidak akan terjadi, bila lingkungan di sekitarnya tidak menjadi pemicu, senantiasa memberi contoh positif, serta menguraikan komitmen serta sebab akibat dari tindakan yang dilakukan. Namun bila sebaliknya, maka yang akan terjadi adalah upaya imitasi perilaku dari si pelaku.
Apabila pelaku pernah mendapat kekerasan serupa, atau melihatnya di televisi, handphone, dan sebagainya, maka bisa terjadi pola peniruan. Ada semacam kepuasan ketika ia melakukan hal tersebut, dan hal ini tentu saja sangat memprihatinkan.
- Korban
Biasanya pelaku kekerasan akan semakin tertantang melakukan perbuatan negatifnya apabila si korban bersikap pasif. Tak ada upaya membela diri, dan merelakan dirinya di posisi obyek pelampiasan.
Sebaliknya, hal ini tidak akan terjadi apabila si korban berani mengajak bicara dari hati ke hati, tidak menunjukkan rasa takut dengan tetap menunjukkan posisi yang tidak merendahkan si pelaku. Dengan cara ini si pelaku akan terkejut, semacam shock terapi, sehingga malu, bahkan tak berani melakukannya lagi.
Penyebab anak-anak melakukan kekerasan
Lalu, mengapa seseorang terutama anak-anak bisa melakukan kekerasan? Berikut jawabannya:
- Mengamankan kekuasaan
Pelaku ingin diakui keberadaannya, ingin diakui kekuatannya, sebingga ia berani melakukan kekerasan  tersebut.
Sebetulnya tidak ada istilah "anak nakal," Nakal terjadi karena anak berusaha menarik perhatian tapi dengan cara yang melanggar batas-batas norma di sekitarnya. Apabila lingkungan berhasil mengatasi dan merengkuh si anak kembali dalam norma-norma yang disepakati, maka tidak akan melebar menjadi masalah besar. Tetapi ketika justru melebar, maka hal tersebut jelas akan mengarah ke hal negatif.
- Mencari perhatian
Biasanya siswa pelaku kekerasan adalah anak-anak yang tidak memiliki perhatian intensif dari orangtuanya. Orangtua yang sibuk bekerja, hanya menjejali anak dengan materi, melupakan pasokan psikologis dan mental buah hatinya yang kekeringan.Â