Untuk rutinitas saat ini, dokter Nando memulai pagi harinya dengan konsentrasi kepada Sang Maha Pencipta melalui sholat subuh. Setelah sarapan, ia berangkat ke kantor tempatnya bertugas, Dinas Perkebunan dan Peternakan. Meskipun berjarak cukup jauh dari tempat tinggalnya, Â namun tak pernah membuatnya terlambat sampai di kantor. Ya, dokter hewan rupawan ini selalu on time.
Kegiatan dokter Nando di kantornya tidak hanya berkutat di klinik hewan milik pemerintah daerah, namun juga siap siaga untuk panggilan mendadak bila ada hewan-hewan di dinas lain yang memerlukan bantuannya.
Seperti beberapa waktu lalu, saat piaraan kambing di sebuah dinas milik pemerintah, sakit mendadak. Tentu saja dokter Nando harus siap untuk segera datang mengobati. Bahkan di luar jam kantor pun, misal seperti saat rusa milik Taman Hutan Raya Kalimantan Selatan memerlukan tindakan medis. Maka dengan cepat, dokter berhati mulia ini bergegas berangkat mengobati.
Bahkan kegiatan mengamalkan ilmu, bukan hanya di sekitar kantor atau klinik, namun juga berada jauh di luar kota. Seperti saat mengantisipasi  penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Melalui tindakan cepat, beruntung wabah tersebut dapat dicegah dan diminimalisir.
Perjalanan keluar kota bukan hal baru lagi bagi dokter Nando, apalagi demi pengabdiannya pada negara dalam bidang veteriner. Pengalaman yang kian terasah, membuat namanya kian banyak dikenali di seantero Borneo.
Jam empat sore merupakan waktu yang ditunggu dokter Nando untuk pulang kembali ke rumah. Suhu terik Kalimantan, serta silau cahaya matahari sore hari karena berlawanan arah, tak dihiraukannya. Semangat bajanya sungguh sulit dikalahkan.
Rutinitas Kerja di klnik
Sesampai di rumah, setelah mandi, beristirahat sejenak, lalu sholat maghrib. Kembali ia menjalani aktivitas praktik di klinik "De.eR.Ha." Tak beda jauh seperti di klinik hewan Disbunnak, di klinik tersebut, ia juga sibuk memeriksa dan mengobati pasien-pasiennya yang datang silih berganti.
Dokter hewan Nando sangat digandrungi oleh para pemilik hewan piaraan yang ditanganinya, terutama para kaum hawa. Mereka bukan hanya terpesona dengan ketampanannya, namun juga jatuh hati pada keramahan dan kecekatannya dalam menangani pasien.
Perlakuan dokter hewan terhadap pasien, dibanding dokter lain tentu saja berbeda. Bila dokter-dokter lain umumnya berhadapan dengan pasien manusia, namun veteriner berhadapan dengan hewan. Yang tentu saja berbeda perlakuannya dibanding manusia. Jika manusia lebih mudah ditangani, namun berbeda dengan hewan. Karena memiliki naluri dan insting tinggi, tak sembarang dokter bisa menangani. Hanya ketika hewan merasa bahwa orang yang dihadapinya benar-benar tulus, barulah si hewan menurut.
Penanganan dokter hewan terhadap pasien memang lebih rumit dibanding dokter lainnya yang tentu saja lebih mudah karena menghadapi sesama manusia. Sehingga bila dokter hewan bukan sosok berhati tulus, maka jangan harap hewan akan mau mendekat.