Nabung bareng pacar boleh-boleh saja asal siap menanggung segala macam resiko yang tidak bisa diprediksi di masa datang
Banyak orang menganggap menabung bersama kekasih sebagai sebuah tindakan yang gegabah. Sehingga dinilai terlalu "lebay" dan "jablay."
Alasan yang muncul dari penilaian negatif tersebut bersumber dari pertanyaan, "Kenapa mau-maunya menyisihkan uang buat seseorang yang belum tentu jadi pasangan?."
Apalagi bila dibandingkan dengan suami istri yang jelas-jelas sebuah pasangan, terkadang tak melakukan hal tersebut. Sebab berpikir bahwa dalam sebuah pernikahan kemungkinan bisa terjadi resiko perceraian, perselingkuhan, dan sebagainya. Apatah lagi yang jelas-jelas masih pacaran, sehingga dinilai sebagai tindakan terlalu berlebihan.
Tetapi alangkah baiknya bila kita melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat memberikan sebuah pemikiran yang tidak memihak dan adil.
Pacaran sehidup semati?
Saat seseorang sedang jatuh cinta, tentu saja mengalami mabuk kepayang. Segalanya indah berwarna tanpa cela, dunia serasa berisi hanya diriku dan dirimu, sehingga berujung pada keinginan milikku adalah milikmu, tabunganku tabunganmu juga.
Karena merasa dunia hanya milik berdua, sehingga mereka merasa harus mempersiapkan masa depan berdua. Agar dapat mewujudkan semua itu, tentu saja dengan mengumpulkan modal berupa menabung. Tak peduli uang masih minta orangtua, yang penting mimpi-mimpi indah bersama pacar terwujud.
Kenekatan pacaran kaum muda  sering membuat orangtua pusing tujuh keliling. Ortu yang telah mengenal asam garam kehidupan, tentu saja menganggap anaknya yang kurang pengalaman hidup telah berubah menjadi sok pintar dan sok tahu.
Setelah memiliki pacar, biasanya anak sering memiliki perbedaan pendapat dengan orangtua, bahkan kadang mengarah ke kekerasan verbal atau pun fisik. Dan bisa ditebak, si anak akan lebih memilih pacar ketimbang orangtuanya. Disinilah sering terjadi puncak kedurhakaan sang anak yang telah dibesarkan dengan jerih payah orangtua.