Seiring waktu mulai merasakan adanya keasyikan tertentu dalam menulis cerpen dan hal itu membuahkan hasil saat di akhir tahun 2022 cerpen pertama terbit keroyokan bareng karya Gol A Gong
Saya bukanlah seorang yang ahli dalam menulis cerita pendek. Entah mengapa dari dulu saya tidak pernah berminat untuk menulis cerpen. Ketidakminatan itulah yang kian membuat saya asing dalam memandang cerpen.Â
Dalam kacamata saya, cerpen adalah suatu bentuk tulisan yang sangat bertele-tele, lelet bin lambat menuju titik sasaran. Tentu saja bertolak belakang dengan sifat saya yang suka to the point.
Namun kemudian, saya yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, mulai penasaran untuk menulis cerpen. Saya ingin mendalami sejauhmana keasyikan menulis cerita fiksi, yang kabarnya bisa membuat terbang ke alam cerita nan jauh.
Dan..... dimulailah petualangan saya dalam hal baru, menulis cerpen.Â
Memang pada awalnya bukan hal mudah, sebab saya telah terbiasa menulis sesuatu dengan sangat singkat dan praktis. Seperti tulisan tentang politik, pendidikan, gaya hidup, dan sebagainya. Maka dimulailah petualangan baru menuju sebuah hasil karya yang belum pernah saya wujudkan.
Hari pertama menulis, saya justru tertidur lelap saat mencoba menulis. Saya bingung akan memulainya darimana, ketika ide telah muncul justru saya tak paham cara berbasa basi dalam kalimat, hingga akhirnya mata berputar-putar, saya tidur lelap.
Hari kedua .... saya tak mau gagal lagi. Segera saya curahkan segala energi yang terpendam, lalu berhasil menerobos alam kebingungan. Berlari dalam khayalan tingkat tinggi, hingga mengerahkan segala daya dan upaya menyelesaikan cerpen pertama saya. Dan, saya merasa senang.
Mulailah saya berkutat dalam menggeluti kalimat-kalimat indah nan dramatis dalam cerpen. Saya mulai meramu, menulis, memahami, mencerna, dan menikmati kata demi kata.Â
Seiring waktu saya mulai merasakan adanya keasyikan tertentu dalam menulis cerpen. Dan hal itu membuahkan hasil, saat di akhir tahun 2022, cerpen pertama saya terbit secara keroyokan bareng karya Gol A Gong dalam kumpulan fiksi pendek.
Lega, puas, bahagia, senang, dan segala macam rasa campur aduk menjadi satu. Lega karena berhasil menyelesaikan cerpen pertama saya. Puas karena usaha menulis cerpen tak sia-sia begitu saja. Bahagia karena cerpen pertama bisa langsung terbit. Senang karena bisa keroyokan bareng cerpenis kawakan Gol A Gong.