Diperlukan cara bagi orangtua dalam menghadapi berbagai problema anak yang tumbuh remaja sebab bila lalai akan berbuah penyesalan akibat mereka  direngkuh orang lain yang tak bertanggungjawab dan menyesatkan
Banyak orangtua merasa putus asa dan patah arang saat menghadapi sikap anak-anaknya yang telah tumbuh remaja. Sikap para remaja berusia tanggung ini kerap membingungkan sekaligus menjengkelkan. Dibiarkan salah, ditangani malah bertambah parah.
Masa bahagia orangtua adalah saat anak-anaknya lahir ke dunia. Suasana rumahtangga yang semula sepi dan berdua saja, kemudian berubah dengan keceriaan ketika anak buah kasih sayang terlahir.
Bahkan bukan hanya orangtua yang merasa bahagia, setelah sebelumnya hanya disebut pengantin, ketika telah menghadapi kelahiran anggota baru dalam kehidupan rumahtangganya akan memperoleh julukan ayah ibu, sungguh hal yang ditunggu-tunggu dan menjadi keinginan hati. Demikian juga julukan yang disematkan pada orangtua pengantin, yakni kakek nenek, ataupun saudara-saudara dari si pengantin, dengan julukan paman dan bibi.
Semua julukan baru tersebut menjadi sumber pengakuan dan kebahagiaan tersendiri, sebagai simbol identitas terbaru adanya kelahiran generasi penerus pembawa nama besar keluarga. Namun seiring waktu, bayi itu tidak akan selamanya tetap menjadi bayi, ia akan beranjak menjadi balita, anak-anak, hingga kemudian mencapai fase perubahan menuju dewasa, yakni remaja.
Penyebab kelakuan remaja menjengkelkan
Anak-anak yang beralih menjadi remaja kerap menjengkelkan dengan perilakunya. Orangtua yang kurang memahami perubahan ini, apalagi bila kurang mendalami psikologi dan kejiwaan remaja, maka dapat mengakibatkan naiknya darah hingga ke ubun-ubun akibat emosi yang tak terkendali dalam menghadapi remaja.
Lalu, mengapa kelakuan remaja bisa sedemikian menjengkelkan?
Pencarian identitas
Masa remaja adalah masa perubahan dari dunia anak-anak menuju dewasa, itulah kenapa remaja sering kebingungan dengan hal ini. Karena kebingungan, apalagi bila tidak ada contoh positif dari lingkungan sekitarnya, maka boleh jadi mereka asal comot meniru kepribadian tokoh idolanya. Mungkin tidak menjadi masalah bila positif, namun bila yang terjadi sebaliknya, yakni negatif,dan bertentangan dengan norma-norma, hal inilah yang kerap menjadi sumber benturan dan pertengkaran antara orangtua dan anak. Orangtua merasa kelakuan anaknya kurang ajar, sementara anak menganggap sikap orangtua terlalu kolot terhadap sikap yang dipilihnya.
Pengaruh pacar