Terkadang anak-anak yang telah beralih ke usia remaja memiliki pacar. Entah bagaimana caranya mereka bisa memiliki pacar, namun orangtua tidak akan tahu bagaimana pintarnya mereka merahasiakan cerita, hingga memiliki seseorang yang mereka anggap sebagai teman terpercaya.
Bagi remaja , pacar adalah teman terpercaya yang sangat mereka banggakan. Bahkan karena begitu percayanya, terkadang justru mereka lebih suka mengumbar segala rahasianya pada pacar daripada ke orangtuanya sendiri.
Pengaruh pergaulan terkadang membuat para remaja, baik karena terpaksa ataupun suka rela harus memiliki pacar, mungkin malu disebut jomblo, atau gengsi bila diketahui teman-temannya belum laku. Akibat hal tersebut, membuat mereka menempuh cara apapun agar memiliki suatu aset berharga yang disebut pacar.
Bagi sebagian orangtua mungkin hal ini agak mengkhawatirkan, sebab ditakutkan akan menyerempet ke hal yang melanggar norma-norma. Namun bagi remaja, hal tersebut adalah sebuah tantangan dan keindahan kehidupan yang harus diperoleh.
Jika remaja memperoleh pacar yang mematuhi norma-norma mungkin tak membewa permasalahan besar, namun bila si pacar justru mempengaruhi negatif, maka yang mendapat imbasnya adalah orangtua. Tetapi sayangnya si remaja terkadang tak pernah mempedulikan perasaan orangtua yang membesarkannya dengan susah payah, bahkan justru kadang lebih memihak kekasih yang baru dikenalnya beberapa waktu.
Orangtua otoriter
Memang tidak mudah untuk menjalani posisi sebagai orangtua, sebab bila memilih sikap keras pada anak, maka akan tergolong orangtua dengan tipe otoriter. Namun bila terlalu sabar, ustru dikhawatirkan si remaja akan salah jalan.
Kesabaran ekstra tinggi dalam menghadapi remaja tidak sepenuhnya salah, karena sikap otoriter yang dipilih orangtua terkadang dapat menjadi bumerang yang akan membuat anak kian menjauh dari orangtua, sebab khawatir menjadi bulan-bulanan kesalahan.
Salah pergaulan
Terkadang remaja dalam memilih teman berdasar kecocokan sifat dan identitas. Namun sebagan lainnya adalah akibat kekhawatiran bila tidak mempunyai teman, bahkan bisa juga karena dipaksa dalam sebuah pertemanan karena bertemu sosok yang ditakuti banyak pihak.
Saat remaja salah pergaulan,maka imbas yang paling merasakan hal tersebut adalah orangtua. Anak yang sebelumnya sangat manis dan penurut, tiba-tiba berubah menjadi pemberontah, pembantah, dan tukang caci-maki.