Jangan langsung membuka pelajaran dengan materi, fokuskan dahulu perhatian pada kondisi siswa. Pikirkan situasi yang menarik untuk membuka pembelajaran dengan pembicaraan yang menarik.Â
Buatlah sebuah basa-basi dalam pembicaraan, namun jangan benar-benar basi. Sapa mereka dengan ramah, menyenangkan, cari tahu situasi yang sesuai keinginan mereka.Â
Ketika Anda berhasil mencairkan suasana, di sinilah akan terbuka jalan mudah membuka kesiapan materi agar dapat tercerna sempurna dalam memori mereka.
Ciptakan suasana belajar menyenangkan
Setelah Anda berhasil mencairkan suasana, maka tak perlu wakku lama, suasana akan berubah menjadi menyenangkan. Kemudian alihkan fokus siswa pada kondisi teman-teman sekitarnya, di sinilah awal mula pentingnya menanamkan empati pada dunia sekitarnya.Â
Sehingga mereka tidak hanya fokus pada dirinya sendiri, tapi juga memahami keadaan sekitarnya, siapa tahu ada temannya yang dalam kondisi sakit, kurang enak badan, sedih, atau mengalami masalah di sekolah, sebab kondisi fisik yang sehat tak menjamin mentalnya tak terluka.Â
Bila ada yang mengalami situasi seperti di atas, maka itulah saat penting bagi seorang guru untuk menanamkan kepedulian dan rasa empat pada para siswanya.Â
Menyarankan istirahat ke ruang kesehatan sekolah (UKS) bagi yang sakit, ataupun memberi perhatian bagi yang sedih.Â
Tidak membutuhkan waktu lama, sekitar tiga sampai empat menit, jika siswa memerlukan curhat lebih, Anda dapat mengarahkannya ke ruang bimbingan konseling (BK).Â
Atau ternyata jika Anda yang dipercayanya untuk curhat, maka tak ada salahnya Anda sedikit meluangkan waktu untuknya.
Buatlah situasi belajar yang tidak kaku