Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konflik Terbaru Israel-Palestina, Pahitnya Tanah yang Terjajah

23 April 2022   17:05 Diperbarui: 23 April 2022   17:13 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentrok polisi Israel dengan warga Palestina di Masjid Al-Aqsa (pic: kompas.com)

Ratusan warga Palestina terluka oleh peluru karet, stunt grenades, dan pentungan polisi Israel akibat diusir paksa dari dalam Masjid Al-Aqsa sementara komunitas  ortodoks Yahudi diizinkan


Ratusan warga Palestina terluka saat bentrok dengan polisi antihuru-hara Israel Jumat (15/4/2022) di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Bentrok tersebut mengakibatkan warga Palestina terluka oleh peluru karet, stunt grenades, dan pentungan polisi.

Warga Palestina yang ingin beribadah di dalam Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadhan dihalangi polisi Israel, sementara komunitas ortodoks Yahudi diizinkan. Hal inilah yang memicu bentrokan, apalagi pasukan Israel terang-terangan menyerbu masjid, menutup gerbangnya, dan menyerang jemaah yang tidak bersenjata di dalam masjid dan di halaman luarnya.

Empati Palestina berarti dihujat habis-habisan dan ditinggalkan

Israel selalu mencurangi Palestina? bukan hal yang mengejutkan. Apalagi bila dunia, terutama dunia barat tidak mempedulikan penderitaan rakyat Palestina, tampaknya hal tersebut sudah biasa. Bahkan pesohor dunia Gigi Hadid beberapa waktu lalu dihujat habis-habisan oleh para penggemarnya akibat berusaha menunjukkan sikap empati terhadap penderitaan Palestina.

Tetapi hal tersebut tidak akan berlaku bila berempati pada penderitaan rakyat Ukraina, sebab sudah bisa ditebak meskipun Dunia Barat sering mendengungkan persamaan hak asasi manusia (HAM) toh kecenderungan pembelaan terhadap sesama ras dan kepentingan tetaplah lebih menonjol. Itulah kenapa saat Ukraina diinvasi Rusia, dunia terutama negara barat sangat gegap gempita membelanya. 

Ukraina dianggap sebagai bagian Eropa, ras kulit putih. Berbeda dengan Palestina yang lebih sering disebut Arab, yang pastinya dipandang sebelah mata. Sehingga Barat akan cepat bereaksi ketika Ukraina yang memiliki peralatan militer lengkap diusik Rusia, bahkan segera mengirim bantuan alutsista. Namun hal itu hanyalah mimpi jika Palestina yang diusilin Israel, dunia sunyi senyap seakan tak terjadi apa-apa. Rakyat Palestina yang hanya bersenjatakan batu melawan militer Israel dengan senjata lengkap, sudah bisa ditebak pihak siapa yang paling banyak menelan korban, namun lagi-lagi dunia tutup mata.

Presiden Ukraina pernah menyebut bahwa militer Rusia biadab, tentara paling biadab di dunia. Lalu bagaimana dengan militer Israel?

Dunia tidak akan pernah menyalahkan Israel, terutama dunia barat, sebab negara zionis ini adalah sumber kecerdasan dunia, intelijennya paling unggul seantero jagat raya. karena sangat pintar dan cerdik dalam membolak-balik fakta. Sehingga tidak heran bila mereka berhasil menguasai tanah jajahannya, Palestina, tanpa ada yang berani menghalangi. Kecerdikan tingkat tinggi dalam hal propaganda, membuat frame Palestina sebagai si terjajah berubah menjadi kaum yang dungu, teroris, dan pengganggu, sedangkan Sang Penjajah Israel dikamuflasekan sebagai korban. Dan, bisa dibayangkan betapa sunyi senyapnya dunia menikmati tayangan sinetron kejar tayang tersebut.

Latarbelakang perlakuan semena-mena

Dalam bentrokanan terakhir antara Palestina melawan Israel, kabarnya dipicu akibat tewasnya banyak warga Israel akibat seorang Pria Palestina (yang selanjutnya disebut Israel sebagai pria Arab) memberondongkan senapannya di tengah keramaian. Dari sinilah Israel kemudian mempunyai alasan tepat menembak mati pria tersebut, dan menangkap paksa banyak pria  Palestina.

Banyak pihak menyalahkan si pria Arab sebagai teroris, karena telah melukai banyak warga Israel. Namun, tak banyak orang yang tahu, alasan yang melatarbelakangi pria tersebut melakukan semua hal itu. 

Jauh hari sebelum terjadinya peristiwa penembakan tersebut, banyak terjadi peristiwa yang melukai rakyat Palestina. Rumah-rumah hunian warga Palestina dirampas paksa polisi Israel atas perinah Pengadilan Israel, untuk kemudian ditempati orang-orang Yahudi . Banyak warga Palestina terusir paksa dari rumah hunian yang sudah dihuninya sejak kecil dan telah dihuni turun temurun, secara tiba-tiba harus mengosongkan dalam satu malam hanya karena perintah pengadian. Tanpa sidang, tanpa keadilan ataupun pembelaan diri, tak bisa berbuat apa-apa di tanah kelahirannya sendiri.

Selain peristiwa di atas, banyak juga beragam perlakuan tak manusiawi yang diterima Palestina dari Israel. Seperti kekerasan terhadap anak-anak Palestina  hanya karena mereka dianggap pencuri karena memetik sayuran liar di tanah yang diklaim sebagai milik Israel, meskipun dahulunya adalah wilayah Palestina. Belum lagi pemenjaraan secara semena-mena tanpa proses pengadilan terhadap banyak anak-anak dan warga Palestina.

Hal semena-mena seperti tersebut diatas, konon yang kemudian memicu kenekatan  seorang pria Palestina memberondongkan senapannya ke arah orang-orang Israel di tengah keramaian. Rasa dendam, marah, dan frustasi, yang mungkin dalam pemikiran pribadinya, bahwa tidak akan ada hasil seandainya kesewenang-wenangan tindakan Israel bila harus diungkapkan pada pemerintah yang notabene Israel juga, bahkan boleh jadi ia akan dipenjarakan. Namun pemberitaan sepihak yang disuguhkan Israel, justru terbaca bahwa penyebutan penembak sebagai pria Arab, dan bukan warga Palestina, tampak sebagai upaya menutupi latarbelakang alasan terjadinya penembakan tersebut.

 

Entah sampai kapan akan terus terjadi konflik antara Israel-Palestina. Masalah tidak akan selesai bila Israel terus menerus memperluas wilayah jajahannya dengan memperlakukan Palestina secara semena-mena. Apalagi ditambah dengan sikap dunia, yang bisa ditebak, pilih kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun