Sah-sah saja Nadiem mengklaim tentang itu, meskipun kurikulum besutannya belum teruji pada beberapa generasi.Â
Namun kita meletakkan asa terbesar pada ide Kurikulum Merdeka, sebab akan menjadi kebanggaan tersendiri apabila kurikulum ini berhasil mendongkrak kemajuan pendidikan Indonesia hingga melampaui, atau setidaknya sejajar dengan Finlandia, dan negara-negara berpendidikan maju lainnya.
Dalam hal membuat Gojek go internasional Nadiem tak diragukan lagi, kini menteri yang satu ini mendapat tantangan dari presiden negara ini agar berhasil membuat pendidikan Indonesia pun go internasional. Mampukah Nadiem? Saatnya berharap dan menunggu.
Nadiem seakan menjadi sebuah tonggak perubahan pola pendidikan di Indonesia untuk lebih memanusiakan guru, sebab selama sekian waktu guru hanya dianggap robot yang harus menjalankan metode kurikulum yang didiktekan pemerintah.Â
Metode yang selalu berganti tanpa kriteria yang jelas terkadang membuat kerja robot sedikit tersendat, hingga terkadang gagal total.
Dengan tampuk pendidikan di tangan Nadiem, guru dan siswa didorong untuk memiliki pemikiran yang merdeka, terbuka, dan berwawasan Pancasila. Bahwa untuk memajukan pendidikan di Indonesia tidak harus dengan satu kurikulum saja.Â
Nadiem lebih mengarahkan pendidikan pada praktek, bukan hanya teori. Dia lebih mengedepankan penghargaan pada pemikiran yang merdeka, membebaskan siswa Indonesia dari penghambaan berlebih terhadap lembaga-lembaga bimbingan belajar yang justru membuat siswa stres berkepanjangan.
Merdeka Belajar sebagai esensi dari Kurikulum Merdeka menjadi konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.Â
Tolok ukur dalam menilai siswa dengan minat berbeda sudah pasti tidak sama, sehingga siswa tidak bisa dipaksakan mempelajari suatu hal yang tidak disukai.
Kurikulum Merdeka pada dasarnya adalah terpusat pada anak, lebih memanusiakan anak, sebab mereka pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan keinginan belajar. Terkadang cap malas belajar sering disematkan pada anak-anak yang tidak bisa dalam pelajaran tertentu, padahal sebetulnya mereka bukan pemalas ataupun tidak bisa, melainkan tidak suka.
Nadiem berusaha menjadikan pendidikan di Indonesia dapat benar-benar merdeka, tanpa dikte berlebih pada sebuah teori, sebab yang terpenting adalah hasil.Â