Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memberikan Pemahaman Pendidikan Seksual pada Anak Tanpa Harus Vulgar

20 Desember 2021   10:46 Diperbarui: 28 Desember 2021   11:25 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambu-rambu pendidikan seksual

Menyikapi perbedaan sikap masyarakat tentang pendidikan seksual, maka sikap yang harus kita ambil adalah lebih bijak. Pendidikan seksual dapat diajarkan, namun:

Awali dengan pemahaman agama

Harus diawali dengan pengetahuan agama terlebih dahulu pada anak, sehingga mereka memahami tentang batas-batas yang boleh dilakukan ataupun tidak. Apalagi di dalam agama jelas mengajarkan pengendalian hawa nafsu, baik dengan cara puasa dan lainnya. 

Dengan mengajarkan anak untuk menahan pandangan mata agar dapat mengendalikan hawa nafsunya saat sudah puber, maka anak dapat terkendali dan tahu mana yang benar dan mana yang tidak.

Tetap dalam batas etika dan budaya ketimuran

Cara mengajarkan pendidikan seksual pada anak di negara kita, tentu akan sangat jauh berbeda dengan cara pengajaran di negara barat yang lebih mengedepankan kebebasan. 

Sementara di Indonesia, lebih tahu malu, pantang melakukan free sex pra nikah. Hal tersebut dijunjung tinggi, sebab bangsa kita agamis dan mempercayai Tuhan, sehingga dianggap melanggar norma-norma dan dinilai tidak etis bila pria dan wanita hidup bersama tanpa ikatan pernikahan.

Inti pengajaran pendidikan seksual

Inti mengajari anak dan remaja tentang pendidikan seksual adalah dengan memberitahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh disentuh dari tubuhnya. 

Dari langkah awal ini mereka akan paham, sehingga dapat menjaga baik-baik tubuh dan organ sensitifnya sebagai lambang kehormatannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun