Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keberhasilan Vaksinasi Kunci Kesiapan Endemi

20 Oktober 2021   00:44 Diperbarui: 20 Oktober 2021   00:52 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tak mungkin akan terus berkubang dalam sebuah kondisi pandemi sebab telah sekian waktu sendi ekonomi amburadul yang efeknya terasa sekali pada kehidupan wong cilik, bursa saham dan bertambahnya hutang negara

Setelah diterpa ketakutan selama lebih kurang dua tahun akibat pandemi Covid-19, kini seiring dengan waktu, dunia mulai merasa terbiasa dengan ketakutan itu, sehingga tidak mengherankan bila di kemudian hari akan berdamai dengan ketakutan tersebut.

Pandemi covid-19 pada saat terjadinya hanya disadari sebagai hal yang sangat mengerikan, membuat kita, bahkan bukan hanya kita, tapi seluruh dunia, tercekam dalam kecemasan yang luar biasa. 

Sebab ketakutan yang ditinggalkan bukan hanya dari droplet (air liur), bahkan badan kesehatan dunia world health organization (WHO) mengklaim penularan dapat terjadi dari airbone, juga benda-benda yang terkontaminasi. Sehingga membuat seluruh penduduk dunia berupaya memutus mata rantai penularan dengan bukan hanya memakai masker, tapi juga memakai penutup wajah (faceshield).

Virus rentan penularan

Beberapa waktu terakhir muncul anjuran untuk memakai masker dobel, sehingga sering menjadi dasar pemikiran, benarkah penularan hanya dari droplet? Lalu mengapa para tenaga kesehatan meskipun telah sedemikian rapat memakai baju hazmat, namun ternyata masih ada juga yang terkena virus covid-19, jadi dimana terjadi titik penularannya?

Covid-19 dibawa oleh virus, seperti influenza, bila tidak segera ditangani maka penyebarannya bisa sangat cepat. Selain mampu hinggap dimanapun, virus juga kasat mata. Nah besar kemungkinan, seberapa rapatpun perlindungan yang dipakai seseorang, namun jika virus itu tersembunyi di peralatan yang dipakai, kemudian memakainya dengan tanpa disinfektan, misal saat beristirahat melepaskan peralatan kesehatan, lalu virus terbang, terhirup saluran pernafasan, ataupun terpegang, kemudian tanpa sadar tangan mengkonsumsi sesuatu, hingga akhirnya virus terbawa dalam tubuh.

Segalanya mengandung resiko, bahkan bukan hanya virus Covid-19, segala yang berbau virus sangat rentan oenularannya. Tak ada cara lain selain berhati-hati dengan diri sendiri, mewaspadai dan menjaga diri sendiri dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan, intinya dilarang jorok, namun juga meskipun sudah terlihat bersih sekalipun, belum menjamin tidak ada barang-barang yang tidak terkontaminasi di sekitar kita, disinilah titik rumit kehati-hatian. Sebab setiap diri kita adalah pelaku jika kita tidak bertanggungjawab pada kebersihan diri sendiri.

Endemi tidak menakutkan

Memasuki masa endemi covid-19 tidaklah menakutkan, jika setiap individu menjaga kebersihan diri masing-masing, waspada terhadap diri sendiri, lebih-lebih terhadap orang lain, dengan demikian kita akan bisa memasuki endemi sama seperti hari-hari biasa saat sebelum ada pandemi.

Saat terjadinya pandemi beberapa waktu lalu, dunia terpecah menjadi dua opini, yaitu mereka yang mempercayai sepenuhnya bahwa virus covid adalah nyata, berasal dari pengeleminasian beragam virus dan sangat membahayakan. Namun ada juga kelompok yang beranggapan bahwa virus covid hanyalah sebuah teori propaganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun