Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perundungan, Kok Bisa?

8 September 2021   20:11 Diperbarui: 8 September 2021   20:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama-sama menahan diri

Yang ingin merundung lebih menahan kesabaran, bersikap lebih dewasa dalam pemikiran, dan memahami perbedaan, sedangkan yang dirundung kebih mawas diri, tidak over act, ataupun berperilaku ganjil.

Memiliki empati dan kecerdasan emosi

Yang ingin merundung mengasah empati bahwa tentang tidak enaknya dirundung beserta akibatnya yang,akan mengganggu kondisi mental dan emosional. Sementara

yang dirundung juga berpikir mendalam tentang alangkah terganggunya orang lain jika melihat kelakuannya yang ganjil, over act, ataupun terlalu parno

Perundungan KPI

Seperti yang baru-baru ini terjadi di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), terjadinya perundungan dan pelecehan seksual tidak bisa hanya berdasar laporan sepihak, meskipun publik sering lebih bersimpati pada mereka yang dirundung, namun demi keadilan dan kejujuran, diperlukan sidik dan lidik, baik pada si perundung ataupun yang dirundung. 

Hal ini dilakukan bukan berarti tidak berempati pada yang dirundung, namun kasus yang terjadi harus ditelusuri kebenarannya, sebab siapa tahu justru yang terjadi sebaliknya,  si perundung justru yang sedang dirundung.

Masyarakat belum berhak menghakimi jika hanya ada pernyataan sepihak, apalagi bila yang dirundung justru terlihat lebih agresif dalam membuat kata-kata dan menciptakan suasana. 

Sehingga tidak akan terjadi pengadilan jalanan yang hanya berdasar pada keterangan sepihak. Perlu kejelasan kasus mengapa perundungan bisa terjadi, harus ditelusuri tentang hukum sebab dan akibat.

Memang kita harus menanamkan sifat empati pada si korban perundungan, namun hal penelusuran kebenaran melalui sidik dan lidik dari kedua belah pihak tetap diutamakan, agar jangan sampai terjadi ternyata si perundung justru adalah korban sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun