Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tewasnya Presiden Haiti, Pengawal Kedodoran Atau Kesengajaan?

11 Juli 2021   08:19 Diperbarui: 11 Juli 2021   08:21 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise beserta istri (pic: republika.co.id)

Meskipun keseluruhan  pelaku penembakan telah tertangkap, dan beberapa diantaranya telah babak belur dihajar massa pendukung presiden Haiti, namun hal itu tidak akan menuntaskan permasalahan jika aktor intelektual di balik semua tak terungkap secara gamblang, diperlukan pengungkapan motif dan tujuan dari aktornya.

Dua warga AS yaitu James Solages dan Joseph Vincent ditangkap bersama 15 warga Kolombia lainnya beserta sejumlah barang bukti di antaranya paspor, senjata, dan alat yang dipakai untuk membunuh Presiden Jovenel Moise, sebagaimana dikutipdari  The Sun (9/7/2021).

Dua warga AS keturunan Haiti yang ikut dalam kelompok bersenjata menyebut mereka hanya bertujuan menangkap presiden Haiti, tapi kenyataan di lapangan tewas dengan 12 kali tembakan, apakah yakin sebuah jawaban dari alibi hanya menangkap bukannya menghabisi?

Belum lagi istri presiden Haiti yang terluka parah, benarkah bertujuan hanya ditangkap ataukah untuk menghiangkan jejak agar tidak ada saksi kunci? Mungkinkah warga AS dan warga Kolumbia hanya sebagai alibi untuk menutupi kudeta yang terjadi?

Dus, peristiwa penembakan tragis Presiden Haiti patut menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua, bahwa negara miskin dengan kekacauan intrik politik dalam negeri sangat rentan diobok-obok negara lain dengan tujuan tertentu.

Negara kita sudah babak belur dihajar pandemi, jika dahulu sempat dinobatkan sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas (middle high) kini harus cukup puas dengan menjadi menengah ke bawah (middle low).

Perlu kewaspadaan serta kehati-hatian dalam mengelola negeri ini, dapat berwujud kewaspadaan terhadap negara lain, atau bisa juga pada intrik politik dalam negeri yang mungkin timbul secara tidak disangka-sangka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun