Meskipun keseluruhan  pelaku penembakan telah tertangkap, dan beberapa diantaranya telah babak belur dihajar massa pendukung presiden Haiti, namun hal itu tidak akan menuntaskan permasalahan jika aktor intelektual di balik semua tak terungkap secara gamblang, diperlukan pengungkapan motif dan tujuan dari aktornya.
Dua warga AS yaitu James Solages dan Joseph Vincent ditangkap bersama 15 warga Kolombia lainnya beserta sejumlah barang bukti di antaranya paspor, senjata, dan alat yang dipakai untuk membunuh Presiden Jovenel Moise, sebagaimana dikutipdari  The Sun (9/7/2021).
Dua warga AS keturunan Haiti yang ikut dalam kelompok bersenjata menyebut mereka hanya bertujuan menangkap presiden Haiti, tapi kenyataan di lapangan tewas dengan 12 kali tembakan, apakah yakin sebuah jawaban dari alibi hanya menangkap bukannya menghabisi?
Belum lagi istri presiden Haiti yang terluka parah, benarkah bertujuan hanya ditangkap ataukah untuk menghiangkan jejak agar tidak ada saksi kunci? Mungkinkah warga AS dan warga Kolumbia hanya sebagai alibi untuk menutupi kudeta yang terjadi?
Dus, peristiwa penembakan tragis Presiden Haiti patut menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua, bahwa negara miskin dengan kekacauan intrik politik dalam negeri sangat rentan diobok-obok negara lain dengan tujuan tertentu.
Negara kita sudah babak belur dihajar pandemi, jika dahulu sempat dinobatkan sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas (middle high) kini harus cukup puas dengan menjadi menengah ke bawah (middle low).
Perlu kewaspadaan serta kehati-hatian dalam mengelola negeri ini, dapat berwujud kewaspadaan terhadap negara lain, atau bisa juga pada intrik politik dalam negeri yang mungkin timbul secara tidak disangka-sangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H