Mohon tunggu...
Faliq Awang
Faliq Awang Mohon Tunggu... wiraswasta -

a big fan of Manchester United, blogger, fiksiminiers, kompasianer, meatball addicted, philosophy addict, trumpet and mellophone player, proud to be Indonesian :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keranjingan Fiksimini

19 April 2012   20:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diktum Fiksimini 13: Di ujung kisahnya: kita seperti mendapati teka-teki abadi yang tak bertepi.

Diktum Fiksimini 14: Pelan-pelan kau menyadari, ia sebutir debu yang mampu meledakkan semesta.

Diktum Fiksimini terakhir: Lupakan semua diktum itu. Mulailah menulis fiksimini!

Bagi saya, 14 Diktum Fiksimini di atas adalah sebagai tolok ukur bagaimana kita menulis fiksimini. Tapi lebih penting dari itu semua, ada diktum fiksimini terakhir, yaitu: Lupakan semua diktum itu. Mulailah menulis fiksimini! Nah, dari sini yang luar biasa. Kita dituntut untuk menulis apa saja. Menulis bebas, namun terukur.

Informasi dari tulisan Agus Noor di atas, pertanda awal saya kenal fiksimini di twitter. Kronologisnya sederhana, saya suka blogwalking dan saya suka twitteran, ketemu deh! Dari situlah, lambat laun, akhirnya saya benar-benar keranjingan fiksimini. Coba saja cek twitter saya @faliqfaliq, di sana kau pasti menemukan bagaimana keranjingannya saya terhadap fiksimini. Satu hari saja, saya membuat 30 twit, padahal saya banyak kesibukan. Karena forum ini benar-benar forum untuk latihan menulis, sekaligus latihan bagaimana menulis dengan baik, meskipun dalam bentuk fiksimini. Di sini juga kita akan banyak teman, tentunya teman yang peduli dengan pengetahuan. Jadi, saya sama sekali tidak canggung untuk berpartisipasi dalam fiksimini, karena saya sudah jatuh hati. Mau coba? Silakan buat twitter dulu, lalu follow @fiksimini, seperti saya.

Selengkapnya bisa dibaca di huruf liar - Catatan Jurnal Seorang Pembelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun