Diktum Fiksimini 2: Ibarat dalam tinju, fiksimini serupa satu pukulan yang telak dan menohok.
Diktum Fiksimini 3: Kisahnya ibarat lubang kunci, yang justru membuat kita bisa "mengintip" dunia secara berbeda.
Diktum Fiksimini 4: Bila novel membangun dunia. Cerpen menata kepingan dunia. Fiksimini mengganggunya.
Diktum Fiksimini 5: Fiksimini yang kuat ibarat granat yang meledak dalam kepala kita.
Diktum Fiksimini 6: Ia bisa berupa kisah sederhana, diceritakan dengan sederhana, tetapi selalu terasa ada yang tidak sederhana di dalamnya.
Diktum Fiksimini 7: Alurnya seperti bayangan berkelebat, tetapi membuat kita terus teringat.
Diktum Fiksimini 8: Serupa permata mungil yang membiaskan banyak cahaya, kita terus terpesona setiap kali membacanya.
Diktum Fiksimini 9: Seperti sebuah ciuman, fiksimini jangan terlalu sering diulang-ulang.
Diktum Fiksimini 10: Bila puisi mengolah bahasa, fiksimini menyuling cerita, menyuling dunia.
Diktum Fiksimini 11: Ia tak semata membuat tawa. Karena ia adalah gema tawanya.
Diktum Fiksimini 12: Kau kira fiksimini ialah kolam kecil, tapi kau tak pernah mampu menduga kedalamannya.